Warning: Part ini khusus hanya untuk 18+
Note: Part ini juga terinspirasi dari lagu The Corrs - One night. So, sambil baca dengerin juga lagunya ya ^^
=============================================================================
Awalnya ruangan ini dilantunkan musik-musik klasik dengan suara harpa yang mendawai-dawai dan didominasi para kerabat kerja Kevin Wilhemina dan Kalina Wilhemina yang merupakan orang tua dari Kania Wilhemina. Namun, para kerabat orang tua Kania kini telah meninggalkan acara ini dan seketika terdengar alunan musik berdentum khas Club-club malam serta DJ menyemarakan suasana. Tak ketinggalan lampu yang di sengaja kerlap-kerlip warna-warni sebagai pemanis acara khas anak muda ini.
Aku dan Kinan berpisah ditengah-tengah ruangan. Rupanya Kinan mengetahui isi dari daftar acara pertunangan ini, hebat juga ia bisa memperkirakan segalanya dengan singkat. Padahal ia mendapatkan selembar kertas yang berisi daftar acara itu tak kurang dari 3 hari sebelum hari H.
Rasanya ingin tertawa mengingat sewaktu aku mengambil gelas ramping dari pelayan yang menghampiriku tadi, pasalnya tak lebih dari 2 jam yang lalu aku juga sama seperti mereka dan untungnya pelayan yang tadi minumannya aku ambil tak menyadari bahwa aku juga bagian dari mereka. Aku akan sangat berterimakasih pada Opa kusnadi dan kacamata jengkol tersayangnya yang membuat diriku berbeda. Aku pun tersenyum mengingatnya.
Ketika pandanganku menyapu keseluruh ruangan yang semarak ini, Perlahan gelas yang berisi wine ini terlepas dari genggamanku. Sebuah lengan berbalut jas hitam telah mengambil gelas yang ku genggam, lalu meneguknya habis dan meletakannya dimeja terdekat kami. Mataku dan matanya bertemu pada satu titik. Kurasakan sebuah gelora yang hangat dihatiku pada saat lengannya yang kokoh berada dibahu ku yang terbuka. Ia menarikku ke tengah-tengah ruangan dan bergoyang mengikuti dentuman musik DJ yang menggema.
Hingga pada akhirnya kami berdua menepi keluar ruangan karena peluh keringat telah membanjiri tubuh kami. Angin malam menerpa tubuhku dan aku merasa tak kedinginan. Lelaki disampingku ini telah melepaskan jas hitamnya, kini ia hanya memakai kemeja putih polos yang membungkus tubuhnya yang terlihat atletis.
Berdua dalam keheningan malam tak berbicara satu sama lain, hanya kedua lengan kami yang tak bisa terlepas sedari tadi. Aku sangat nyaman berada didekatnya. Mata aku dan dia kembali bertemu pada satu titik, seakan mata lebih baik dari bibir kami yang saling terkatup entah akan memulai dari mana.
Kini bibirnya menyentuh bibirku, aku hanya bisa memejamkan mata dan menikmati bibirnya yang terasa lembut berada dibibirku. Tubuh kami saling mendekat lalu kukalungkan kedua tanganku dilehernya dan ia menahan tengkukku agar lebih memperdalam ciuman kami. Angin yang menerpa tak kami hiraukan karena berada dalam pelukannya aku selalu hangat.
***
Tiba disebuah apartemen, ia tergesa untuk membuka sebuah kamar. Tangan kirinya dan tangan kananku saling bertautan tak ada jeda untuk lepas semenjak pulang dari kediaman keluarga Wilhemina. Setelah pintu kamar ia kunci, tubuhnya membungkus erat tubuhku. Tangannya sangat lihai, sebab gaunku lepas tanpa kusadari dan kini aku hanya berbalut underwear saja. Puas melihat tubuh setengah telanjangku, ia mulai bermain dengan bibirku.
Tubuh kami berpelukan dan bibirnya tak kuasa untuk melepas bibirku. Punggungku terasa dingin karena terdorong hingga ke pojok ruangan. Permainan bibirnya sangat lincah, dan aku pun tak ragu untuk ikut bermain. Hanya butuh 3 detik untuk mengambil nafas kemudian melakukan ciuman yang tak kuasa untuk kami akhiri.
Tanganku memeluk erat lehernya yang kokoh untuk lebih mendekatkan diri. Aroma parfum terasa kuat ketika kucium lehernya. Kudengar ia pun menggeram puas. Tangan kanannya kembali menuju tengkukku untuk kembali menyatukan bibir kami dan tangan kirinya memeluk erat pinggulku.
YOU ARE READING
One Night
Romance"Dasar gadis keledai" umpat lelaki tampan dihadapanku ini. Aku mengernyit. Keledai? "Apa maksud mu mengejekku gadis keledai?" ucapku dengan suara tertahan karena rasa marah yang berdenyut sampai keubun-ubun. this story only for 18+