New day

13.5K 293 75
                                    

"Sial!" pekikku tertahan, highheels Kinan tersangkut diantara celah gorong-gorong depan toko bangunan dekat tempat kostanku. Aku memang berjalan dengan terburu-buru, karena aku harus ada di cafe sweet love jam 9, dan jam sudah menunjukan jam setengah 9 lewat 15 menit.

Oh My.. siapapun tolonglah aku.

Lalu dengan terpaksa, aku berjongkok dan menarik paksa highheels itu.

Dan hasilnya, hak highheels Kinan patah. Fix, dia pasti marah besar padaku. Aku hanya bisa berharap ia mengikhlaskan highheelsnya berubah menjadi flat shoes. Aku merasakan ada tangan yang memeluk pinggangku dari belakang ketika aku berusaha menarik highheels emas ini.

Oh My.. kenapa pagi indahku menjadi sesuatu yang menyebalkan?

Bukan! yang memelukku bukan lelaki tampan yang menghabiskan malam bersamaku, tapi seorang pria yang kutaksir berusia sekitar 35-an merangkul pinggangku erat. Nafasnya tercium bau alkohol yang menyengat.

"Toolooooong" aku berteriak kesetanan dan meronta-ronta ketika pria asing itu mencoba menciumku.

Lalu lalang kendaraan yang tidak terlalu ramai membuat aku kesulitan untuk mencari pertolongan. Aku pun berusaha untuk melepaskan diri dengan cara menginjak kakinya dengan sebelah kaki ku yang masih mengenakan highheels Kinan, pria itu pun merenggangkan pelukannya dan aku langsung menendang perut serta selangkanya yang membuat pria itu tertunduk kesakitan.

"Awwwww, dasar pelacur kau! Awas nanti kubalas" teriak pria yang tak tahu diri itu.

Aku merasakan marah yang meledak-ledak dalam diriku ketika pria itu menyebutku pelacur, dengan geram aku menonjok wajahnya dan menendang lagi perutnya. Ketika aku akan melemparkan bogem mentahku lagi, seseorang menahan lenganku.

Seorang pria tampan dengan jambang yang sedikit lebat mirip Ryan gosling menahan pergerakanku.

"Sudah nona, nanti kau malah dijebloskan ke penjara karena tindak penganiaan" ujarnya kalem.

"Aku hanya membela diri, pria brengsek itu mencoba menciumku" kataku terengah-engah.

Aku pun melepaskan genggaman pria itu. Dan beruntung aku melihat Kinan akan menghampiriku yang sudah rapi berseragam khas cafe sweet love.

"Kalea, kamu tidak apa-apa?" kata Kinan sambil memeluk bahuku

Aku tak dapat menjawabnya aku hanya terisak dipelukan Kinan.

"Shhh, sudah Kalea. Mending kita pulang ya, yuk aku anterin kamu dulu"

*** 

Hari ini aku terpaksa ijin tidak bekerja. Pak Kahfi pasti memotong gaji bulananku, tapi aku benar-benar lelah. Setelah mengganti baju dengan kaus longgar, aku merebahkan tubuh ke ranjang yang empuk ini. Mataku menerawang ke langit-langit atas kamar.

Kuusap pelan perutku yang masih rata. Aku tak tahu pasti apakah dalam perutku ini ada janin benih dari lelaki tampan itu. Karena aku yakin pada saat melakukannya ia tak memakai pengaman. Aku harus membeli testpak secepatnya. Namun, aku begitu yakin aku pasti hamil toh ini merupakan hari ke 14 setelah kuhitung sejak aku mendapatkan menstruasi. Ini kan masih termasuk masa suburku.

Nak, apapun yang terjadi Ibu akan selalu menjagamu. Kamu tak usah menanyakan siapa ayahmu. Ibu akan selalu berjuang supaya kau bahagia di dunia ini.  

Perasaan kantuk menerpaku saat ku elus-elus perutku ini. Dan dalam sekejap aku pun terseret dalam sebuah gelombang putih yang menentramkan hati. 

***

Di sebuah gedung minimalis.. dilantai 3..

Namanya Kiandra Narendra. Ia tengah menekuni sketsa sebuah rumah hunian di meja gambarnya. Matanya memicing mengikuti arah sapuan guratan pensil yang telah ia buat. Gambarnya belum sempurna. Tampaknya ia belum puas akan karya sementaranya itu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 04, 2013 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

One NightWhere stories live. Discover now