#Draco POV#
Oke, senang-senang sudah berakhir, dan sekarang saatnya bertemu mimpi burukku. Memperkenalkan Hermione sebagai calon istriku kepada orang tuaku. Jujur sebenarnya mereka tidak tahu sama sekali tentang hubungan kami. Bahkan sebelum aku melamarnya di depan semua orang, tidak ada yang tau kami memiliki hubungan khusus. Bisa dibilang sekarang aku sangat, sangat, sangat gugup. Aku tidak tau bagaimana reaksi orang tuaku saat bertemu Hermione. Akankah mereka senang? Atau marah? Tidak ada yang tau. Mengetahuinya hanya dengan satu cara, yaitu bertemu dengan orang tuaku.
"Earth to Draco, hellooo" panggil Hermione sambil mengguncang pelang bahuku. Sepertinya aku berpikir terlalu keras sampai aku lupa keadaan sekitar
"Ehm, hai?" Jawabku
"Hahahhahahah... kau lucu sekali Draco. Ayolah, ini hanya orang tuamu, bukan Voldemort atau semacamnya, mukamu tak usah sampai pucat begitu" kata Hermione disela tawanya
"Ya maaf-maaf saja kalau aku gugup akan memperkenalkan calon mantunya kepada mereka" jawabku sambil menyenggol pelan bahu Hermione
"Well, sebenarnya yang seharusnya cemas disini aku. Bagaimana mereka nanti bereaksi? Bagaimana kalau mereka tidak menyukaiku? Apa bajuku sudah rapi? Apa bauku sudah wangi.
"Kenapa jadi kau yang ribut sendiri" kataku sambil tertawa
"Sudahlah Mione, aku yakin mereka pasti akan menyukaimu. Kau adalah the brightes witch of your age, orang tua mana yang tidak bangga memiliki mantu sepertimu"
"Baiklah kalau begitu Tuan Malfoy. Tapi sebelum berangkat, bagaimana kalau kita sarapan dan minum kopi dulu?"
"Setuju, lagipula perutku juga sudah protes minta diisi"
"Baiklah pirang" kata Hermione sambil tertawa
Kami memutuskan untuk sarapan di rumah saja dan membeli kopi di Starbucks. Sebenarnya aku tidak terlalu suka toko muggle, tapi semenjak Hermione memaksaku menemaninya membeli dan mencicipi kopi disini, aku langsung jatuh cinta dengan rasanya, dan toko kopi muggle ini pun menjadi toko muggle favoritku. Disana kami bertemu Harry dan Ginny. Kami pun berbincang-bincang sebentar. Lalu kami berpisah dengan mereka saat keluar toko. Berhubung kami bertemu dengan orang tuaku saat makan siang, kami pun memutuskan untuk pergi ke taman. Mungkin aku tidak menyukai keramaian, apalagi keramaian muggle, tapi entah kenapa taman muggle ini rasanya berbeda. Aku selalu bisa menjernihkan pikiran disini. Aku bisa melihat anak-ank kecil bermain, bisa memberi makan burung dan angsa, bisa membeli beberapa camilan. Terkadang saat aku sedang banyak pikiran, aku akan diam-diam ke sini tanpa diketahui pihak manapun. Tentu saja dengan penyamaran, kalau tidak aku akan diberi detensi oleh Prof. Mcgonagall. Kami pun menemukan satu bangku kosong di sebelah pohon yang sangat rindang.
"Draco, apa kau pernah memikirkan reaksi yang palinh buruk dari orang tuamu?"
"Seperti?"
"Seperti mereka tidak menyukaiku dan menyuruh kita berdua putus? Lebih buruk lagi jika kita dilarang untuk bertemu lagi"
"Ayolah, jangan memikirkan hal yang terlalu buruk. Berpikir positiflah saja. Aku yakin orang tuaku akan bahagia dengan pilihan yang kuambil"
"Baiklah kalau kau benar-benar yakin. Sekarang dorong aku di ayunan itu" kata Hermione sambil menarikku menuju ayunan yang ada di taman
"Baiklah, baiklah." Kataku sambil tertawa kecil.
Waktu terasa cepat berlalu kalau aku menghabiskannya dengan Mione. Setelah menemaninya bermain ayunan (mendorong tepatnya), kami membeli es krim dan berjalan mengelilingi taman. Tak terasa waktu sudah pukul 12. Kami pun bersiap untuk berangkat menuju rumahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Story
Short Story"Dramione short story" "This is our story.."-Draco and Hermione