Kok kayaknya gue tertarik sama si Ari-Ari itu ya? Kepikiran mulu. Tu muka masya Allah, luar biasa. Ganteng iya, manis iya. Perpaduan yang luar biasa. Umurnya 17 tahun. Beda setahunan lah sama gue walaupun gue tahun ini belum ultah yang ke-16. Pasti udah punya pacar deh. Sombong juga keliatannya sih. Lagian kalo gak punya emang gue jadi pacarnya gitu? Heleh, Di mah apa atuh. Fansnya juga banyak yang cantik pasti. Btw, gue pengen tau dia lebih jauh deh. Tapi kok kayaknya alay ya kalo jadi fans fanatik gitu?
Entah aku memikirkan apa sampai pukul 02.00 dini hari aku belum juga bisa tidur. Sungguh aku berani jamin tidak ada wajah dengan perpaduan sesempurna itu. Tuhan maha adil untuk memberikan padanya dan semoga saja ia tidak menyalahgunakan pemberian Tuhan yang banyak itu padanya. Loh, kok? Apa urusannya denganku ya?
Aku mencoba diam-diam mengambil blackberry Ibu yang diletakkan dimeja makan. Saat itu handphoneku masih belum diganti blackberry.
Aku mencoba membuka browser dan mencari tentang dirinya.
Ketemu! Lengkap pula.
Nama: Stevan Aritama
Nama panggilan: Ari
Usia: 17 tahun(sekarang)
Tempat, tanggal lahir: Manado, 31 Maret 1995
Sekolah: Home schooling
Hobby: youtube-ing, main alat dj, main alat musik, olahraga
Alamat: (maaf privacy)
Agama: (maaf privacy)
Aktiv karier: 2009-sekarang
Profesi: DJ
Cita-cita: Go international DJ
Warna kesukaan: navy&maroon
Idola: David guetta
Tinggi badan: 176 cm
Berat badan: 62kgDan dibawahnya tertera artikel tentang kehidupannya. Ia adalah anak ketiga dari 4 bersaudara. Dan tidak nanggung-nanggung aku juga mencari foto-fotonya lalu kusimpan.
Alisnya yang panjang dan tidak terlalu tebal, rambutnya hitam gondrong, bibirnya tipis tapi berwarna pink dan tampak sangat halus, kulitnya yang putih, badannya yang tinggi walaupun ia termasuk dalam kategori kurus untuk ukuran cowok, kharismanya sungguh dapat.
Sebelum tidur, aku kembali kemeja makan dan mengembalikkan handphone milik Ibu.
******
Hari ini kembali pada hari senin. Dengan malas aku kembali menghadapi pelajaran yang sangat membosankan.
Tapi saat istirahat, sepertinya ada hal menarik.
Ternyata banyak anak-anak sekolahku yang kemarin ikut menonton acara penutupan yang diadakan dimall.
Dan sepertinya mereka terserang demam Ari seperti Moila. Kulihat banyak yang lari-larian dikoridor untuk menyamper temannya yang dilain kelas dan memamerkan foto-foto Ari atau video saat Ari tampil.
Pemandangan ini juga terlihat dikelasku.
Aku tertarik padanya, tapi aku tak seheboh yang lain. Apa karena aku nggak ngeliat langsung ya? Mungkin dia aslinya lebih-lebih dari yang difoto/video sampai bisa membuat cewek-cewek seantero sekolahku jadi begini.
"Di! Liat deh," Raras, teman sekelasku tiba-tiba menunjukanku sesuatu, "Gue punya kartu keanggotaan Stedjry!"
Aku mengerutkan kening tak mengerti.
"Ini tuh kartu keanggotaan fansnya Ari! Kemarin abis ngelive gue langsung jatuh hati sama Ari! AAAAAA!" kemudian Raras melengos pergi memamerkan lagi kartu keanggotaannya kepada teman-temannya.
Ari. Ari.
Sepulang sekolah, teman-temanku mengajakku untuk mampir kemall terlebih dahulu untuk sekedar jalan-jalan saja. Karena aku bosan, maka aku iyakan keinginan mereka.
Kami duduk disebuah café yang memang banyak dibuat tempat nongrkong anak SMA.
Aku memesan vanilla latte kesukaanku sembari menonton tv yang ada dicafe tersebut dan tiba-tiba saja muncul seorang Ari.
Kulihat semua mata anak ABG tampak berbinar-binar melihat kearah tv. Tak bisa kupungkiri dan munafik. Aku tertarik padanya.
******
"Di, kamu nyimpen foto siapa dihp Ibu?"
Baru saja aku membuka pintu rumah, Ibu sudah menanyakanku hal seperti itu. Pipiku langsung memerah malu karena kejadian semalam. Aku lupa menghapus fotonya.
Aku mencoba santai duduk disofa ruang tengah dan Ibu menyusul duduk disampingku.
"Ini siapa? Pacar kamu? Kok ada dihp Ibu?"
"Bukanlah, Ibu. Di gak punya pacar. Lagian gak mungkin selereanya dia Di."
"Lah? Terus ini siapa?"
"Dj, Bu. Namanya Ari. Umurnya baru 17 tahun tapi udah sukses."
"Kok bisa dihp Ibu?"
"Gak tau deh. Otomatis kesimpen darimana kali."
"Hmm, ganteng juga ya. Tapi bener sih pasti seleranya bukan kamu. Hehehe.."
Ibu mencoba mengejekku walaupun memang itu kenyataannya. Aku langsung melengos pergi kekamar dan beristirahat sampai aku tertidur.
ŞİMDİ OKUDUĞUN
Launchpad
Teen FictionAri. Satu-satunya DJ termama dijamannya karena saat itu DJ belum sebanyak dan seterkenal sekarang. Diusianya yang baru menginjak 17 tahun, ia sudah bisa mempunyai penghasilan dan memilik banyak fans. Dhiera. Salah satu cewek fans fanatiknya. Tapi ga...