ANGEL (7) ~~END~~

1K 97 2
                                    

.
.
.

"Kembalilah Sehun. Kumohon~" ujar Luhan sepenuh hatinya. Genangan airmatanya mulai pecah.

Tes..

Sriiinngg~

Sebuah cahaya menyilaukan tiba - tiba berpendar mengelilingi Luhan. Meringankan sedikit rasa sesak didada, Luhan mendongakkan kepalanya. Memperhatikan kedua tangannya yang diselimuti cahaya. Ia merasakan tubuhnya seringan kapas. Jadi Luhan berdiri.

Tanpa memikirkan apa - apa lagi, Luhan berlari menuju arah dimana Sehun menghilang.

"SEHUN!"

Iris Luhan berpendar kesegala arah demi menemukan Sehun.

TRAK!

Luhan berbalik dan menengok ke atas kepalanya. Bibirnya tersenyum bahagia karena Sehun ada disana meski masih dalam kondisi terbelenggu rantai. Setidaknya Luhan sudah menemukan Sehun dan ia tinggal memikirkan cara agar Sehun terbangun.

"SEHUN! BANGUNLAH!"

Teriakan itu terus Luhan lakukan berulang - ulang. Sehun tetap tidak bergeming. Sebenarnya tempat apa ini? Luhan sempat memikirkan hal itu. Siapa tahu ia mendapat petunjuk untuk membuat Sehun sadar.

Luhan mencoba melompat.

"Tidak bisa," desahnya.

Luhan kembali mencoba dengan berusaha menggapai ujung rantai yang sedikit tersulur. Dan berhasil!

Segera Luhan berdiri didepan Sehun sambil berpegangan pada tubuh pemuda itu. Sehun terpejam begitu damai. Bersih dari dosa - dosa dan terlihat indah. Luhan tak tahu tapi pemuda ini benar - benar serupa malaikat.

Atau memang Sehun benar seorang malaikat?

Selain karena terlalu tampan, sosok pemuda ini begitu aneh dengan sepasang sayap besar keperakannya.

Luhan merenung beberapa saat. Sehun sudah ada dihadapannya sekarang. Apa yang harus ia lakukan sekarang?

Sebersit ide muncul di otaknya. Luhan lekas menggeleng dengan pipi bersemu. Bukankah terlalu klasik dan -akh! Pasti akan sangat memalukan. Lagipula apa mungkin? Semudah itu?

"Tapi.."

Luhan lekas berjinjit dan..

.....mencium bibir Sehun.

Segala perasaan, sesak dan rindu menggelora ia hantarkan lewat kecupan ringan namun dalam pada Sehun. Luhan tak perduli karena gejolak itu membuncah dan ia ingin membaginya pada Sehun.

Luhan hanya ingin Sehun dapat merasakan bagaimana sesuatu bernama cinta begitu hebat mengusik tidur lelapnya selama bersama pemuda ini.

"Aku mencintaimu, Sehun," Luhan berbisik lirih sebelum kembali mengecup bibir Sehun kembali.

Sriinngg~

Cahaya menyilaukan kini menyelubungi keduanya. Luhan berseru panic dan refleks memeluk Sehun erat. Ia tak tahu ini dimana, tapi jika Sehun bersamanya ia merasa cukup. Luhan memperhatikan tubuh bersinar dalam pelukannya itu. Takut - takut Sehun menghilang kembali. Luhan tak mau itu terjadi.

ANGELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang