Chapter Two

1.9K 235 39
                                    

ANOTHER LOVE
Sherry Kim

Happy Reading...!

"Jadi kau ingin aku bagaimana?"

Yunho menatap pria yang belum ia tahu namanya itu gamang. Sungguh, ia hanya berusaha menebus kesalahan yang sudah ia lakukan karena begitu sembrono dengan memecahkan kaca Cafe milik lelaki ini. Andai ia tahu pria itu tidak akan bunuh diri, tentu saja dirinya tidak akan melakukan tindakan bodoh yang hanya membuat dirinya terlibat masalah hukum.

Astaga bagaimana jika pria itu melaporkan dirinya ke polisi atas tuduhan penyerangan yang tidak ia sengaja.

Yunho sendiri ngeri membayangkan hal itu terjadi, ia memang tidak memiliki tempat tinggal, tapi jika harus menetap di dalam sel penjara, tidak! Terima kasih.

"Maaf karena telah memecahkan kaca itu," Ia menunjuk dengan dagu ke arah lantai. Dimana serpihan kaca berebaran. "aku benar benar berpikir, bahwa kau akan melakukan tindakan bodoh yang tentunya membahayakan nyawamu sendiri."

Seharusnya Jaejoong tidak merasa marah seperti ini. Ini bukanlah sifatnya. Namun entah mengapa ia hanya ingin marah, ingin melampiaskan amarah yang ia pendam akhir akhir ini, dan godaan untuk membentak seseorang yang bahkan ia tidak kenal siapa nama pria itu terlalu besar meskipun sebenarnya pria itu bermaksud baik dengan menolong dirinya -yang tentu saja tidak perlu- .

Menghela nafas, Jaejoong mencoba menahan amarahnya. "Kau benar," Akhirnya ia berkata setelah keduanya terdiam beberapa saat. "aku berterima kasih karena kau berniat menolongku, meskipun akan lebih baik jika aku mati."

Kata itu di ucapkan dengan nada tenang, tidak ada nada bercanda yang di tunjukan pria cantik yang saat ini masih berdiri menatapnya tajam.

"Aku sungguh berniat untuk mengganti kerugian ini." Dan ia harus memikirkan dengan cara apa harus menebusnya.

"Tidak ada yang harus kau ganti, karena aku tidak menginginkan uang ganti rugi setelah kau berbaik hati berniat menolongku." Tangan kurus pria itu berniat menganggkat tangga dan Yunho membantu pria itu sebelum pria itu beranjak.

"Ijinkan aku melakukanya, kalau tidak rasa bersalahku tidak akan hilang sampai aku mampu mengganti semua ini. Kalau boleh tahu, ini di taruh dimana?"

Jaejoong tidak berniat membantah karena ia merasa tubuhnya sudah cukup lelah dan tidak bertenaga setelah tenaga terakhir yang ia gunakan untuk merah marah tidak jelas dan ia baru ingat sudah sejak pagi perutnya tidak terisi apapun kecuali air putih. "Gudang di samping toilet dapur belok sebelah kanan, taruh dimanapun kau suka." Ia berkata.

Yunho baru saja menaruh tas punggung miliknya yang hanya berisi beberapa lembar pakaian di lantai. Ia menggantikan Jaejoong mengangkat tangga namun belum juga ia masuk ke dapur ia di kagetkan oleh suara benda jatuh yang cukup keras. Dengan rasa penasaran ia kambali ke ruang depan dan tidak melihat siapapun disana.

Tunggu, dimana pria itu?

Menuruti naluri, Yunho melangkah maju dan ia terkejut mendapati pria cantik yang ia belum kenal itu tergeletak di lantai.

"Ya Tuhan, sangat terlambat bagimu untuk jatuh ketika tangganya sudah akan aku kembalikan ketempat semula." ujarnya dengan nada nercanda.

Dengan langkah cepat, Yunho mendekati Jaejoong dan mendapati pria itu benar benar tidak sadarkan diri. Bukan candaan seperti yang dipikirkanya.

"Hey, kau tidak bercanda, bukan?" Perasaan khawatir mulai melingkupi Yunho. Pria cantik itu masih tidak bergerak meskipun ia sudah menepuk nepuk wajahnya yang selembut kapas. Tanpa sadar Yunho tetap menahan tanganya disana untuk waktu yang sedikit lebih lama.

Another LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang