Pertemuan

261 22 5
                                    

Karma kehilangan kedua orang tuanya saat ia masih berada di kelas 2 SMP. Ia sempat tidak bersekolah selama satu tahun karena depresi. Hingga suatu hari ia menerima surat dari kakeknya yang berisi permintaan untuk meneruskan SMA.

Sekarang Karma adalah seorang siswa kelas 1 SMA yang telah kehilangan tujuan dan arah hidup karena kejadian yang menimpa orang tuanya hingga mereka berdua meninggal dunia. Ia jarang sekali masuk sekolah, dan selalu bertindak seenaknya di kelas, seperti tidur, makan, dan sebagainya. Tetapi pihak sekolah selalu membiarkannya walaupun mereka tahu jika Karma terus seperti ini, dia tidak akan naik kelas.

Karma tidak memiliki teman dan hampir tidak pernah berbicara dengan teman kelasnya. Hal ini dikarenakan sikapnya yang sangat buruk. Ia sangat pendiam tetapi tatapannya teramat menakutkan. Bila ada yang menggangu atau mencari masalah, ia akan langsung menghajarnya tanpa berkata-kata. Tetapi hal itu hanya dia lakukan apabila dia sangat marah.

Suatu hari walikelas membicarakan tentang tugas yang dikerjakan secara berkelompok.

"Karma...kamu akan berpasangan dengan Elina" ucap walikelas.

Karena Karma sering membolos, walikelasnya baru memberitahunya sekarang.

Seusainya jam pelajaran, Elina berjalan ke arah Karma.

"Apakah kau tahu tugas apa yang harus kita kerjakan" tanyanya dengan wajah dan nada yang datar.

Elina menanyakan hal tersebut karena ia tahu Karma sedang membolos pada saat tugas diberikan, sehingga Elina bermaksud memberitahunya.

Karma tampak tertegun karena baru kali ini ada orang yang mengajaknya berbicara untuk menanyakan tugas, tetapi ia memalingkan wajahnya dari Elina dengan raut tak peduli . Seakan-akan ia berkata "Mengganggu saja"

Biasanya bila ada tugas yang dikerjakan secara berkelompok, tidak ada orang yang mengajak Karma untuk menyelesaikannya bersama. Mereka akan langsung berkerja tanpa bantuan Karma. Karena apa boleh buat, tak ada yang dapat diharapkan dari siswa berandal yang tidak pernah mengikuti pelajaran.

"Kita akan membahas tugas ini lain waktu" kata Elina

Lagi-lagi tatapannya sangatlah datar. Tatapannya tidaklah kosong, hanya saja seperti tanpa emosi. Tidak menunjukan kesenangan ataupun ketakutan. Padahal biasanya orang-orang akan langsung menjauh bila melihat raut wajah "Jangan ganggu aku" milik Karma. Tetapi berbeda dengan Elina.

Elina...gadis polos tanpa ekspresi. Maksud "Tanpa Ekspresi" disini adalah Elina selalu tampak tenang bahkan terlalu tenang. Sehingga bila ia mendapat hal buruk ia tetap tenang, dan bila mendapat hal baik ia tidak terlihat senang sama sekali. Elina sedikit lebih pendek dari Karma dan memiliki rambut hitam panjang sepinggang yang terurai. Sebenarnya Elina juga tidak memiliki teman seperti Karma. Hanya saja Elina dijauhi karena wajah tanpa ekspresinya. Sifatnya yang selalu menyikapi suatu hal dengan tanpa ekspresi memberi kesan ia bersifat dingin dan tak peduli.

* * *


Malam itu Karma bertanya-tanya di kamarnya, "Apa sebenarnya maksud perempuan itu ?" pikirnya dengan raut wajah yang tampak kesal. "Kenapa juga dia bertanya mengenai tugas padaku ? Apa ia tidak mengenalkun ? Atau ia murid baru ? Ahh" dengan nada berusaha melupakan kejadian tersebut.

Tak lama kemudian terdengar orang mengetuk pintu. Dan saat pintu dibuka ia melihat Elina

"Selamat malam" sapa Elina lagi-lagi dengan wajah dan nada yang datar.

"Bagaimana kau tahu alamatku" tanya Karma dengan sangat keheranan

"Tidaklah sulit, aku melihatnya dari daftar absensi kelas, dan sungguh kebetulan kita tinggal bersebelahan"

BERSAMBUNG

The Bad and The ColdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang