Sesampainya Alisa di rumah,
Ia membanting tubuhnya di sofa ruang tengah rumahnya. Sambil menatap ke langit-langit, ia mengingat kejadian sebelum pulang sekolah tadi.
Aryan pulang bersama Tisha.
sebelumnya juga Alisa memergoki laki-laki itu bersamanya ketika jam istirahat.Sebetulnya bukan masalah Aryan dekat dengan perempuan lain, tapi apakah benar?
Secepat itu? Pikirnya.
Ada perasaan kecewa sedikit di benaknya. Namun, toh ini semua adalah kehendak Alisa sejak awal. Ia teringat perkataan orang tuanya mengenai larangan berpacaran dengan anak Albar Karim. Dengan ini yang dimaksud adalah Aryanda Karim, alias Aryan.
Entah ada masalah apa diantara keduanya, namun Alisa bisa mencium bau permusuhan dari gelagat orang tuanya pada orang tua Aryan. Pada waktu itu Alisa masih duduk di kelas dua SMA. Saat ia pertama kali berpacaran dengan Aryan dan membawanya ke rumah untuk makan malam bersama keluarganya...
Flashback*
Aryan terlihat sedikit canggung meskipun kedua orang tua Alisa sangat ramah padanya malam itu.
"Ayo, nak. Di habisin makanannya ya." ujar Ibunda Alisa sambil tersenyum,
"Iya tante, makasih." jawabnya dengan sopan,
"Pura-pura jaim dia, Bun. Padahal selengean biasanya." timpal Alisa,
Aryan hanya melototi gadis itu, dan Alisa hanya bisa tertawa. Begitu pula dengan kedua orang tua Alisa. Makan malam pun di mulai. Hanya ada suara sendok dan garpu yang bergesekan dengan piring saat ini,
"Jadi Aryan, kamu anak tunggal?" tanya Ayah Alisa mencairkan suasana,
"Iya, Om." jawab lelaki itu,
"Kata Ayi, kamu sering ditinggal ke luar negeri sama orang tua, ya? Terus Aryan di sini tinggal sama siapa?" sambung Ibunda Alisa,
"Bun—kepo, deh." sahut Alisa,
"Ya, engga kepo, dong—"
"Hehe, ngga apa-apa, Tan. Saya tinggal sama orang rumah, ada supir dan pekerja rumah tangga. Tapi ya, udah kayak keluarga, Tan." jelas Aryan
Ibunda Alisa mengangguk paham,
"Kalau boleh tau, memang orang tua kamu bisnis apa, Aryan?" tanya Ayahnya penasaran,
Bukan berarti Ayah Alisa menanyakan hal itu punya maksud lain. Tetapi itu adalah pertanyaan wajar yang biasa ditanyakan orang tua pada pacar anaknya.
Sebelum Aryan menjawab,
"Itu loh, Yah, perusahaan Karim Group." jawab Alisa, "Bener ngga, Ar?"
Aryan hanya mengangguk dan tersenyum kecil,
"Karim Group kan banyak, anak perusahaannya, nah kalau ayahmu?" selidik Ayah Alisa,
Setelah menelan suapannya ke dalam mulut, Aryan menjawab,
"Ayah saya presidennya, Om. Albar Karim."
Sontak Ibunda Alisa yang sedang meneguk air mineralnya terbatuk lantaran kaget mendengar perkataan Aryan barusan.
"Kamu anaknya Albar Karim?" tanya Ayahnya Alisa memastikan kembali,
Saat Aryan hendak menjawab,
"Bentar, deh Yah, Bun. Kok perbincangannya mulai ngga bersahabat, ya? Ada apa, nih?" potong Alisa dengan nada kesal,
"Ngga kok, Ayi. Ya udah, maaf ya kalau suasananya menurut kalian tidak enak. Gimana kalau kita makan es krim?" seru Ibunda Alisa sambil membawa sekotak eskrim bertuliskan Haagen Dazs ke atas meja makan.
Alisa hanya memutar kedua bola matanya. Sementara Aryan masih dengan mood yang bagus-bagus saja menyantap es krim itu.
Flashback*
Semenjak makan malam itu, entah kenapa tingkah orang tua Alisa pada Aryan semakin aneh. Saking anehnya, Alisa menanyakan hal itu secara blak-blakan kepada orang tuanya.
Dan sejak itu orang tua Alisa menjelaskan bahwa ia tidak boleh lagi berpacaran dengan Aryan. Setiap di tanya alasannya, orang tua Alisa selalu mengelak dan selalu menasehati bahwa kedepannya tidak akan baik.
Bahkan sebelum ia mengakhiri hubungannya dengan Aryan, keduanya sempat berpacaran diam-diam. Tetap saja tidak lama kemudian orang tuanya memergoki Alisa yang masih bersama Aryan. saat itu Ayahnya marah besar, dan sejak saat itu pula Alisa jadi tidak punya semangat untuk melanjuti hubungannya.
Karena menurutnya, restu orang tua itu penting meskipun hubungannya belum seberapa jauh. Selain itu Alisa merupakan anak tunggal, sama dengan Aryan. Bagaimanapun juga, orangtuanya sangat protektif pada anak semata wayangnya itu.
Omong-omong soal Aryan, ia memang terkenal sebagai anak orang kaya sejak dulu. Bagaimana tidak? Ia adalah pewaris tunggal salah satu perusahaan terbesar di Asia Tenggara yang juga berdiri di Indonesia. Yup, Karim Group. Perusahaan tersebut memang sudah ada sejak turun menurun. Meskipun Aryan seringkali menolak menjadi pewarisnya—karena ia tidak begitu tertarik pada dunia bisnis. Ia lebih memilih menjadi cita-citanya dari awal, yaitu menjadi seorang Dokter.
Siapa yang menyangka seorang Aryan bercita-cita menjadi Dokter. Tapi begitu lah hidupnya. Meskipun hidup dengan harta yang berlimpah, ia selalu merasa sepi. Apalagi ketika di rumah. Ia selalu makan sendirian di ruangan makan yang begitu besar dan mewah. Untuk apa semua kemewahan itu kalau Aryan sendiri tidak menikmatinya?
KAMU SEDANG MEMBACA
UTTER MISTAKE
Teen FictionGimana jika sebenarnya, Setelah Aryan memisahkan jarak yang cukup lama dengan Alisa, rasa itu justru semakin dalam? Atau justru, rasa itu telah hilang lantaran sudah dikubur dalam-dalam? Catatan : Seneng bgt ada yg mau mampir apalagi bisa kasih vom...