POPOBAWA

4.4K 135 25
                                    

Author : Oh ZhiyuLu Fujoshi
Title : Popobawa
Genre : Mysteri, Romance, Hurt, Yaoi, NC21,
Dirty Talk.
Rating : M
Cast : Sehun, Luhan
Other Cast : Baekhyun, Chanyeol, DLL.
Pair : HunHan, Baekyeol
Disclaime : Cerita ini asli milik saya. Papi Hun dan
Mami Han hanya milik saya seorang! Jika ada
kesamaan, itu hanya sebuah kebetulan
.
.
.
.
Luhan POV
"Untuk mendapatkan Net National Incomenya
kalian hanya perlu mengurangkan hasil dari GNP
sebelumnya lalu dikurang penyusutan bla bla
bla..."
Yahh... setidaknya aku mendengarkan apa yang
dikatakan wanita tua itu. Yang kulakukan saat
ini hanya menatap papan tulis tak berdosa itu
dengan fikiran yang telah melayang jauh dari
otakku. Padahal tindakanku saat ini bisa dibilang
nekat. Yang mengajar mata kuliah saat ini
adalah Park Songsaenim. Dosen paling galak di
antara dosen dosen paling galak yang ada di
universitas ini. Entahlah... otakku terlalu malas
untuk diajak kompromi dengan mata pelajaran
hari ini.
Bagaimana tidak? Bayangan bayangan kejadian
tadi malam saja masih melekat jelas di fikiranku.
Saat dia mencumbui titik sensitifku dengan liar.
Membayangkan ia sedang mengulum juniorku
dengan sangat lihai sambil terus mengelus
nipleku yang telah menegang. Apa lagi kalau
junior besarnya yang sangat menegang
menghantam lubangku dengan ganasnya. Uhhh...
dan saat itu...
Shitt! Adikku menengang. Bahkan hanya dengan
membayangkan aku melakukan adegan panas itu
dengan Oh Sehun saja aku sudah terangsang.
Jangan sampai ada yang melihat celanaku
menggembung.
Tokk tokk tokk
Aku terkesiap saat mendengar seseorang yang
mengetuk pintu. Kurasa ada mahasiswa yang
telat. Hahhaaa.. berani sekali dia terlambat di
jam pelajaran Park Songsaenim. Pasti dia akan
dihukum habis habisan. Baiklah... mungkin
sedikit hiburan bisa merilexsasikan syaraf syaraf
otakku yang menegang akibat khayalan liarku
tadi.
"Masuk!"
"Pssttt... Lu, menurutmu siapa yang terlambat?"
Bisik Baekhyun yang berada di sampingku.
Bisalah, rasa penasarannya melebihi rasa
penasaran anak ABG yang baru merasakan puber.
"Entahlah Baek. Kita lihat saja nanti. Pasti akan
sangat menyenangkan."
"Pasti. Aku sudah lama tidak melihat mahasiswa
yang di hukum Park Songsaenim." Dan aku
mengangguk menyetujui pendapat Baekhyun.
Ckleekkk...
Krieeet...
Mahasiswa itu pun membuka pintu ruangan lalu
masuk kedalam setelah menutup pintu itu
kembali. Ohh... ternyata dia yang terlambat.
Mung- YAAAA! ITU OH SEHUN!
Kenapa dia bisa sekelas lagi dengaku? Sudahlah.
Pasti nanti anak sombong itu akan mendapat
hukuman dari Songsaenim dan aku tidak perlu
menghabiskan tiga jam belajaran ini
bersamanya.
"Kenapa anda terlambat Tuan... Oh?"
"Aku ketiduran di mobilku."
Semua mahasiawa langsung berbisik bisik
mendengar jawaban Sehun yang terdengar
sangat... yahhh sangat berani. Mahasiswa lain
yang memberikan alasan logis saja di berikan
hukuman yang sangat berat. Apa lagi dia yang
berasalan seperti itu. Mungkin dia akan dihukum
rajam.
"Jadi... bisakah aku duduk Park Songsaenim?"
Ohh... itu seringai yang ia tunjukkan padaku
tadi pagi. Sungguh. Dia itu anak presiden dari
mana? Berani sekali dia berprilaku seperti itu.
Sepertinya seluruh mahasiswa yang ada di kelas
ini berdebar debar menunggu sentakkan amarah
dari Park Songseanim.
"Ya... silahkan duduk!"
WHAT?! Apa tadi katanya? Apa aku tak salah
dengar? Aku rasa aku tak punya riwayat
gangguan pendengaran. Apa ku sedang
bermimpi? Saat kulihat sekitarku. Sepertinya
mereka berfikiran sama sepertiku.
Seorang Park songsaenim tidak menghukum
bahkan ia tidak memarahi mahasiswa yang
terlambat saat jam pelajarannya. Mungkin Oh
Sehun itu harus diberikan penghargaan.
Seperti ada sesuatu yang aneh dengan dirinya.
Hanya dengan menatap Park Songsaenim, ia bisa
masuk dengan tenang. Apa dia punya kekuatan...
magis?
Kurasa tidak. Dia seperti mahasiswa yang
lainnya. Mungkin saja dia mempunyai wewenang
lebih sehingga park songsaenim tidak
menghukumnya. Yah mungkin...
Saat dia berjalan melewatiku, kedua mata kami
saling beradu. Mata elangnya menatapku dengan
tajam. Sangat mirip dengan tatapan matanya
yang ada di dalam mimpiku. Entahlah, hanya
perasaanku saja atau memang benar, aku melihat
raut kesedihan di tatapan matanya. Seperti
mengharapkan sesuatu saat iris coklat terang
miliknya menatap jauh ke mataku. Namun
tatapan mengintimidasi masih tetap menguasai
pancaran mata itu.
Dan seperti sebelumnya, ia mengambil tempat
duduk persis di belakangku.
Wusshhhh...
Aku merasakan semilir angin yang sangat sejuk
menghampiriku dari arah belakang. Membuatku
merasa nyaman dan... terlindungi. Apa ini
perbuatan Oh Sehun?
.
.
.
.
"Aku hanya merasa aneh saja dengan si Sehun
itu Lu. Kau kan tahu sendiri kalau Park
Songsaenim sangat kejam. Anak yayasan kampus
saja berani ia hukum. Kenapa si Sehun itu
tidak?" Oceh Baekhyun sambil terus mengcomoti
cemilan yang berada di sebuah toples yang sedang
ia peluk.
"Entahlah Baek. Aku juga sedikit heran. Bahkan
Park Songsenim tidak memarahinya." Balas Luhan
yang masih fokus dengan notebook miliknya
sambil terus memainkan jarinya di atas tombol
keyboard. Saat ini mereka sedang berada di
rumah Luhan. Baekhyun memutuskan untuk
bermalam di rumah Luhan untuk mengerjakan
tugas kelompok mereka.
"Apa jangan jangan... si Sehun itu ketua mafia
terbesar di dunia dan mengancam Park
Songsaenim."
"Jadi menurutmu si Sehun itu berbahaya?"
"Yapp! Kau benar. Kau lihat saja dari sifatnya
yang sangat tertutup dan tidak banyak bicara.
Ohhh... tadi kau lihatkan seringai yang ia
tunjukkan pada Park Songsaenim?"
"Hemm... Iya. Kenapa dengai seringainya itu?"
"Rata rata mafia kelas kakap pasti mempunyai
seringai yang mengerikan untuk menakut nakuti
korbannya."
"Kau ta..."
Ting tong... ting tong...
"Aaaaa! Itu pasti Yeolie!" Pekik Baekhyun lalu ia
pun bernajak dari duduknya dan berlari menuju
pintu apartemen milik Luhan.
"Baek! Kau mengajaknya menginap di sini?"
Baekhyun pun menghentikan langkahnya saat
mendengar jeritan Luhan.
"Tidak Lu. Aku hanya mengajaknya untuk bermain
di sini."
"Kau dan dia sudah...?"
"Hahahaa... tentu saja." Sahut Baekhyun
"Yaaa! Baekiee! Aku belum selesai. Kemari kau!"
Seperti ditulikan, Baekhyun terus saja berlari ke
arah pintu apartemen.
Saat Baekhyun membuka pintu, munculah seorang
pria dengan tinggi di atas rata rata dan di
tambah senyuman lima jari yang mengiasi wajah
tampannya.
"Yaaa! Yeolieeee... bogoshipo!" Jerit Baekhyun
sambil memeluk pria itu yang ternyata bernama
Chanyeol. Chanyeol membalas pelukan Baekhyun
dengan melingkarkan kedua tangannya pada bahu
Baekhyun dengan begitu posesiv.
"Nado Baekie..."
"Ohhh... ya! Ya! Ige mwoya! Jinja! Jebal...
jebal! Ya ya ya! Wooo! Jinja! Ohhh.. kkaebsong!"
Gumam Luhan dari ruang tengah sambil menunjuk
nunjuk televisi. Seolah olah ia tengah menikmati
salah satu siaran televisi. Padahal ia sedang
berusaha mengganggu acara Lovely Doveynya
Baekhyun dan Chanyeol.
"Hahhaaa... aku tahu kau akan marah jika aku
berkunjung Lu." Ucap Chanyeol setelah ia
melepaskan pelukan Baekhyun. Mereka berdua
pun berjalan ke ruang tengah setelah menutup
pintu apartemen Luhan.
"Maka dari itu. Aku membawakanmu bubble tea
dan sekotak pizza. Ja..."
"Mwo?! Jinjja? Yaaa... gumawo Dobi!" Sentak
Luhan lalu ia pun mengambil semua bungkusan
yang ada di tangan Chanyeol lalu meletakkannya
di meja. Sedangkan Chanyeol dan Baekhyun
hanya geleng geleng kepala melihat tingkah
Luhan.
"Khalianh khenapha khidhak khukhuk?" (Kalian
kenapa tidak duduk) Tanya Luhan dengan
beberapa butir Tapioka pearl yang masih
dimulutnya.
"Kau telan itu dulu Lu. Kau seperti anak kecil."
Ucap Baekhyun lalu mereka berdua pun duduk di
sebelah Luhan.
"Biarkan." Ucap Luhan lalu kembali menyantap
makanannya dengan ganas.
"Dasar! Emmm yeol, kau tau Oh Sehun?"
"Iya, aku tau. Tadi pagi semua mahasiswa
membicarakannya karena ia bisa lolos dari
hukuman maut Park Songsaenim."
"Menurutmu kenapa bisa seperti itu ya?"
"Entahlah Baek. Menurutku ya, Sehun dan Park
Songsaenim itu mempunyai hubungan spesial?"
"Maksudmu?" Tanya Luhan yang telah sadar dari
dunia kulinernya.
"Maksudku, Park Songsaenim dan Sehun itu
berpacaran. Jadi dia tidak tega harus
menghukum kekasihnya. Kan belakangan ini
hubungan antara wanita berumur dan pemuda
sedang marak maraknya."
"Kau terlalu banyak menonton drama Oh My lady
Yeol." Bantah Luhan lalu kembali memasukkan
sepotong pizza kedalam mulutnya.
"Itu bisa saja Lu. Apa lagi dosen galak itu belum
juga menikah di umurnya yang bisa dibilang tua."
Tambah Baekhyun.
"Aisshhh... terserah kalian saja. Aku ngantuk
mau tidur. Silahkan berlovly dovey tapi jangan
membuat suara desahan di rumahku!"
Blaam...
Ucap Luhan lalu ia pun menutup pintu kamarnya
meninggalkan Baekhyun dan Chanyeol yang saling
memandang dengan tatapan mata yang sulit
diartikan
"Tapi Luhan bilang jangan ada suara mendesah
Yeol."
"Yaa... kita tidak usah pakai suara saja." Balas
Chanyeol lalu ia pun menerjang tubuh Baekhyun
hingga tertidur di sofa yang empuk.
.
.
.
.
"Apa benar Sehun dan Park Songsaenim itu
pacaran? Apakah selera namja playboy jaman
sekarang seperti Park Songsaenim? Walaupun
aku namja, tapi bahkan aku lebih cantik dari pada
wanita mengerikan itu." Gumam Luhan yang
belum tertidur. Ia hanya merebahkan tubuhnya
di tempat tidur. Menunggu matanya merasakan
kantuk.
"Atau mungkin dia ketua mafia? Tapi kenapa aku
lebih suka kalau dia itu ketua mafia dari pada
pacarnya Park Songsaenim?"
"Apa aku menyukainya? Memang sih, dia tampan,
putih, tinggi trus- YAAKKK! Apa yang kau
fikirkan Xi Luhan! Lebih baik aku tidur saja."
Gumam Luhan lalu ia pun menyelimuti tubuhnya
sebatas dada sambil memeluk guling
kesayangannya.
.
.
.
.
Tap tap tap tap...
Seorang pria bertubuh tinggi kurus sedang
berjalan di sebuah lorong sempit nan pengap.
Lorong - lorong itu hanya di terangi obor - obor
yang menempel pada dindingnya. Terkadang di
lorong - lorong itu terdapat beberapa buah
ruangan yang di tutup dengan besi - besi
panjang. Atau biasa kita sebut dengan sel
penjara.
Tak ada apapun di ruangan itu. Hanya ada
seonggok daging busuk yang di penuhi lalat lalat
yang bertubuh besar. Atau bahkan yang lebih
parahnya beberapa tulang berulang yang sudah
keropos dimakan waktu. Seperti tak ada tanda
tanda kehidupan di tempat itu. Sepi tak
bersuara. Hanya derap langkah kakinya saja
yang terus menggema.
Namun hal itu tak mempan untuk mengentikan
langkah pria bertubuh tinggi itu. Ia terus saja
menelusuri lorong - lorong tersebut dan kadang
ia berbelok ke lorong yang lainnya. Sepertinya
pria itu sudah hafal betul dengan seluk beluk
lorong tak berujung ini.
Tap...
Hingga langkah kakinya berhenti di depan sebuah
ruangan yang lebih pantas di sebut sel penjara.
Gelap, pengap, tak bercahaya. Hanya ada sebuah
lubang kecil sebagai pentilasi udara. Di dalam
sana ada seorang manusia yang tengah terduduk
di sudut ruangan sambil memeluk kedua kakinya.
Kepalanya ia benamkan di antara kedua kakinya.
Tubuhnya pun sangat kurus. Bagai tak makan
selama bertahun tahun.
"Aku datang..." gumam pria itu yang bahkan lebih
pantas di sebut bisikkan.
Sosok itu pun langsung mengangkat kepanya saat
mendengar suara yang sangat familiar memasukki
indra pendengarannya. Sebuah perasaan rindu
yang teramat dalam langsung melesak dengan
hebat di hatinya saat mendengar suara itu.
Bahkan sebuah cairan bening mengalir begitu
deras dari kedua sudut kelopak matanya untuk
membuktikan betapa besarnya prasaan rindu itu.
Ia mencoba untuk berjalan ke arah pria itu.
Namun sia sia. Bahkan hanya untuk berdiri saja
pun kakinya tak sanggup. Tak kehabisan akal.
Sosok itu merangkak dengan pelan ke arah pria
itu hingga ke pintu sel ruangan tersebut.
Sedangkan pria itu menjongkokkan tubuhnya
hingga sejajar dengan sosok tersebut.
"Sehuniee..." gumam sosok itu sambil mengelus
pipi pria itu -yang ia panggil dengan Sehun-
dengan lembut penuh kasih sayang. Namun,
betapa teganya Sehun menepis tangan sosok
tersebut yang ternyata Sungmin. Sosok pria yang
mempunyai kelebihan telah melahirkannya ke
dunia yang fana ini.
"Aku membencimu! Kenapa kau melahirkanku
seperti ini?! Menjadi sosok iblis yang di takuti
oleh manusia. Kenapa... KENAPA EOMMA?!"
Racau Sehun yang kini telah dibanjiri air mata.
Selalu seperti ini. Sehun akan datang ke
tempatnya dan menyalahi dirinya akan takdir
memilukan yang tengah di pikulnya.
"Sehun... andaikan eomma bisa, eomma mau
bertukar posisi denganmu. Eomma juga sedih
melihatmu seperti ini. Harus melakukan hal
menjijikkan seperti itu setiap hari. Eomma juga
ingin melihatmu hidup bahagia layaknya anak -
anak remaja seusiamu. Menikmati masa masa
remajamu tanpa ada beban. Tapi... eomma tak
bisa berbuat apa - apa. Kutukan itu tak bisa
dihilangkan jika bukan kau sendiri yang
menghilangkannya. Eomma juga lelah hidup
seperti ini. Eomma juga ingin merasakan masa
tua. Tidak bertahan di umur eomma yang saat
ini."
"Eomma menyayangimu Sehun... Sungguh. Eomma
sangat merindukan saat - saat dimana kau masih
menjadi bayi kecil eomma yang manis. Yang bisa
eomma manja manjakan. Mengatakan saranghae
pada eomma dengan aksen cadelmu. Hikss...
eomma..." Sungmin tak mampu meneruskan kata
- katanya. Terlalu sedih bila ia mengingat masa
lalunya bersama sang buah hati yang kini
membencinya.
Sungmin pun menghapus air matanya secara
paksa. Ia mencoba merangkak kembali ke pojok
ruangan. Terlalu sakit hatinya saat anak yang
telah ia lahirkan dengan susah payah, malah
membencinya seperti ini.
"Eomma..." gumam Sehun sambil menahan tangan
Sungmin yang akan pergi. Saat memalingkan
wajahnya ke arah Sehun, ia melihat wajah
rupawan itu dihiasi genangan air mata.
"Mianhae eomma. Aku janji akan membebaskanmu
dari sini. Aku janji eomma. Aku akan selalu
menjadi bayi kecilmu yang manis eomma.
Tharanghae eomma..." gumam Sehun
"Hikss... hikss... Nado Sehun. Kau memang akan
selalu menjadi bayi kecil eomma yang manis.
Eomma pasti akan menunggumu membebaskan
eomma."
.
.
.
.
"Eunghhh... ahh ahh... owhhh... yeahh
terushhh..."
"Owhh... there Sehun. Fasterhhh... owhhh...
fucking me hard sehuuuunhhh..."
Luhan terus menyebutkan nama Sehun dalam
desahannya. Matanya masih terus terpejam.
Badannya meliuk - liuk dengan liarnya.
Mengekspresikan setiap kenikmatan yang
menjalari tubuhnya dengan desahan desahan
erotis yang keluar dari bibir mungilnya.
"Ahh... ahhh... sshhh... I wanna cumhh.. okhh...
SEHUUUNN!" Dan dengan jeritan itu, sebuah
cairannya putih menyembur dari ujung
kejantannya yang sangat menegang. Membasahi
celana boxer yang ia pakai.
Matanya yang sedari tadi terpejam, kini
terbuka. Sesekali ia mengerjapkan matanya,
menetralisir cahaya yang masuk ke retina
matanya.
"Celanaku basah?!" Bingung Luhan. Lalu ia pun
mengendus - endus bau cairan yang membasahi
kasur dan celananya.
"Inikan bau sperma. Aku..." gumam Luhan
terpotong saat kilasan kejadian mimpinya
terlintas di fikirannya bagaikan sebuah film yang
terpotong potong. Hingga...
"YAAAA! KENAPA AKU MIMPI SEPERTI ITU?!"
Jerit Luhan saat ia menyadari mimip yang ia
alami saat tidur
Dok dok dok...
"Luuuuu... kau kenapa? Neo gwenchanayo?"
Tanya Baekhyun dari luar sambil menggedor pintu
kamar Luhan.
"Ndee... aku tak apa." Balas Luhan. Setelah di
rasanya Baekhyun telah pergi, ia pun
memandangi kekacauan yang ia lakukan. Bed
covernya yang tak berbentuk di tambah bau
sperma yang sangat menyengat.
"Akhhh!" Pekik Luhan sambil mengacak rambutnya
frustasi. Ia pun membuka bed covernya dan
memasukkannya ke keranjang yang berada di
sudut kamar mandinya beserta baju dan
celananya yang basah. Lalu masuk ke dalam box
shower yang tersedia di kamar mandinya.
.
.
.
.
"Hahhh... segarnya." Gumam Luhan yang tengah
mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil
sambil berjalan menuju washtafel. Ia baru saja
selesai dengan dunia airnya. Dan kini ia hanya
menggunakan handuk yang ia lilitkan pada
pinggangnya.
Setelah selesai menggosok gigi, ia pun
mengangkat kepalanya yang tertunduk sehabis
berkumur kumur.
"HUUUAAAAA!" Sontak Luhan langsung menutup
wajahnya dengan kedua telapak tangannya saat
ia melihat sosok Sehun yang sedang menyeringai
memenuhi cermin yang ada di hadapannya.
Dengan perlahan, Luhan kembali melihat ke dalam
cermin melalui sela sela jarinya.
"Hahh... astaga!" Lega Luhan saat ia melihat tak
ada apapun di dalam cermin. Hanya ada dirinya
yang di selimuti kesunyian di kamar mandi
tersebut. Ia menumpukan kedua tanganya pada
washtafel. Tubuhnya masih terasa lemas karena
terkejut atas kejadian yang baru saja di
alaminya.
Ia pun melihat ke sekitarnya, untuk memeriksa
keadaan kamar mandi tersebut. Tak ada yang
ganjil di ruangan itu. Masih sama seperti
terakhir kali ia memasukinya.
Ia merasakan tubuhnya merinding saat
kemungkinan kemungkinan buruk melintas di
fikirannya.
"Huaaaa... eomma!" Jerit Luhan sambil berlari
dari kamar mandi bagaikan orang yang tengah di
kejar hantu di rumah hantu.
.
.
.
.
"Kau yakin Lu tak ingin ke ruang kesehatan
saja?" Tanya Baekhyun pada Luhan. Saat ini
mereka sedang melewati lorong - lorong kampus
mereka. Dan Luhan membalasnya dengan
anggukkan kepala.
"Hemm.. baiklah." Balas Baekhyun dan mereka
pun kembali diselimuti kesunyian.p
"Kenapa ramai sekali. Ada apa?" Tanya Baekhyun
saat fokus matanya melihat banyak mahasiswa
yang sedang berkumpul di depan mading kampus.
"Ada apa baek?" Tanya Luhan yang kini mulai
buka suara.
"Entahlah Lu. Emm... Yeolie! Kemari!" Jerit
Baekhyun saat melihat Chanyeol baru saja keluar
dari kerumunan mahasiswa tersebut. Merasa
dirinya di panggil, ia pun menghampiri Baekhyun
dan Luhan.
"Wae Baekie?"
"Di sana kenapa ramai sekali? Ada apa?"
"Entahlah aku juga kurang mengerti. Tapi, kau
tau Choi Siwon?"
"Ehmmm... tentu saja. Kenapa dengannya?"
"Dia dilarikan ke rumah sakit jiwa."
"MWO?!" Pekik Luhan dan Baekhyun secara
bersamaan.
"Tapi... kenapa bisa?" Luhan yang awalnya
merasa tidak perduli pun kini pun mulai ikut dalam
percakapan dua sejoli yang ada di hadapannya.
Memang sih, ia tak dekat dengan Choi Siwon si
anak konglomerat itu, tapi mendengar ia masuk
rumah sakit jiwa, sepertinya cukup menarik.
"Dia berkata bahwa tadi malam ia di sodomi
mahkluk yang bernama Popobawa."
"Kau bercanda yeol?" Tanya Luhan.
"Tidak! Ia berkata bahwa tadi malam ia di sodomi
Popobawa saat tengah malam. Mahkluk itu
mengancamnya jika dia tidak memberi tahukan
keberadaannya dengan orang lain, maka mahkluk
itu akan terus mendatanginya."
"Nah! Kau dengar sendirikan Lu. Bahkan sudah
ada korban dari Popobawa itu. Kau seharusnya
percaya dengan keberadaan mahkluk itu. Kau
mau kalau bernasibmu sama dengan Choi Siwon?"
Ucap Baekhyun sambil mengguncang -
guncangkan kedua bahu Luhan.
"Aishhh... Baek!" Geram Luhan sambil menepis
kedua tangan Baekhyun. "Sampai kapanpun aku
tak percaya dengan makhluk seperti itu. Seumur
hidupku, aku tak pernah bertemu dengan mahkluk
seperti itu. Jadi,,, hentikan omong kosongmu
itu. Aku tidak akan pernah percaya!"
Setelah berceloteh panjang lebar, Luhan pun
berjalan meninggalkan Baekyeol couple menuju
kelasnya.
"Yeol,,, kau percaya dengan Popobawa?"
"Tentu saja! Aku tak mau bernasib sama dengan
Choi Siwon."
"Ya tuhan... lindungilah sahabat hamba..."
.
.
.
.
.
.TBC OR END?
.
.
NOTE :HUWAAA AKHIRNYA BISA UPDATE MIAN KALO UPDATENYA LAMA PAN HARUS ULANGAN JD GUA HARUS BELAJAR HIKS T_T DAN BARU KESAMPEAN SEKARANG KARNA SIBUK AMA REAL LIFE GUA! OKE SORRY GUA CUAP2 .
REVIEW NE! KRITIK DAN SARAN SANGAT MEMBANTU BAGI SAYA! PAIPAI CHINGU

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 23, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

POPOBAWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang