Part 21

3.2K 131 5
                                    

   Inilah diriku

*

*

*

   
      "Pasien kita kehilangan banyak darah! Apakah ada seseorang yang mempunyai golongan darah O+?" Seorang wanita separuh baya dengan stetoskop dilehernya berbicara dengan tenang.

     Ya, Inilah tugas dokter yaitu tidak boleh panik. Bisa bayangkan jika dokter itu panik? Bagaimana nasib pasien yang ditangani sang dokter itu? Haha, Membayangkanya saja dapat membuat siapapun betgidik ngeri. Tapi sebagai seorang dokter adalah pekerjaan yang mulia, Sangat mulia

     "Saya mempunyai darah yang sama dengan pasien" Ucap seorang pria yang masih menggunakan balutan seragam sekolahnya.

     "Baiklah, kamu bisa ikut saya keruang operasi" Ucap sang dokter dan kembali masuk kedalam ruangnya.

Hap

    Saat veral hendak pergi untuk berganti pakaian operasinya, Seseorang menarik pergelangan tanganya.

      "Saya tidak tau harus mengatakan apa lagi pada kebaikan hatimu terhadap putri saya" Ucap seorang pria dengan pandangan yang lurus.

      "Saya melakukan ini karna Sasha om" Ucap Veral dan menampilkan senyuman tipisnya.

      "Terima kasih sebanyak-banyaknya Ve, Saya tidak tau lagi harus membalas perlakuan baikmu nanti dengan apa" Ucap remy dengan suara yang bergetar, Meskipun pria itu tidak mengeluarkan air matanya tapi veral mengerti, Bahkan kesedihanya tak sebanding dengan kesedihan yang dirasakan Remy--Papahnya sasha.

     Veral berjalan melewati ruang UGD, Didalam sana wanitanya sedang bertahan dalam rasa sakitnya, Ia tak akan membiarkan Sasha berjuang sendirian.

*

*

*

      "Ambilah darahku sebanyak yang ia butuhkan" Ucap Veral, Tanganya kini sedang mengusap rambut hitam milik Sasha.

      Mereka berdua kini telah berada diruang operasi, Seonggok senyuman merekah disana teringat bahwa darah mereka akan bersatu, Mereka akan bersatu.

      
      Sudah hampir 2 jam operasi dilakukan, Namun dokter belum kelihatan akan keluar dari ruang itu, Veral telah keluar dari ruang operasi 1 jam setengah yang lalu dan dirawat Inap disini, Sampai keadaan dia membaik setelah melakukan pendonoran darah.

        Semua sahabat Sasha ikut menyaksikan ketegangan yang terjadi. Mereka memang disuruh untuk tetap berada diruang rawat inap Veral untuk mewanti-wanti jika lelaki itu terbangun.

     Liza yang sedang berada disamping brangkar Veral menatap dalam-dalam tubuh lelaki itu, Kemudian perhatianya sedikit teralih pada Nail art yang ia poles sendiri ditanganya, Nail art itu berwana oranye senja dan ada gambaran matahari disana.

      "Lihat dia bangun!" Pekik elsa yang melihat kelopak mata veral mengerjap-ngerjap.

      "Dimana Sasha? Apakah dia baik-baik saja?" Ucap Veral. Bahkan ketika dia baru tersadar setelah melakukan operasi itu ia tetap memikirkan Orang lain. Terbuat dari apa hatimu Ve?

      "Dia Masih menjalani operasi, Dia akan baik-baik saja. Percayalah" Ucap maudi yang sedari tadi hanya memandangi kota padat ini--Jakarta dari dalam jendela.

      "Ia terlihat parah dengan lukanya" Veral menerawang mengingat keadaan Sasha diruang operasi, Walau darah sudah tidak menggulung tubuh Sasha tapi Veral tau Luka itu sangat dalam.

 Am I BAD GIRL?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang