'Tuk tuk tuk'
(Namakamu) menabrakkan permukaan bulpoinnya ke sisi lancip meja melajarnya.
Besok adalah jam ulangan Fisika yang biasanya dilakukan seminggu sekali.
Tumben tumbenan ia malas untuk membaca dan mempelajari isi buku.
Bahkan semua yang ada didalamnya terlihat seakan akan sulit.Jika seperti ini biasanya ia meminta bantuan iqbaal.
Tapi... ya you know lah.Bang Arta mungkin lagi sibuk sibuknya. Jam segini biasanya digunain arta buat main games. Dan itu nggak bisa diganggu!
Kakak yang memanjakan adenya ternyata bisa marah kalau waktu khususnya diambil buat hal yang ga penting menurut dia.sekalipun itu berbagi ilmu dengan adeknya.
(Namakamu) yang merasa matanya mulai memberat pun tak tahan kantuk lagi. Ia keluar dari ruang belajar dan memasuki kamar abangnya.
"Baangggg...."
"Hm"
"Abaangggg!?"
"Iya adeeekk. Bentar lagi ah."
"Adek tidur sini ya bang."
"Hm."
(Namakamu) melangkah ke Arta yang sedang duduk di sofa maroon dengan selimut yang menutupi setengah paha sampai ujung jari kaki.
Lalu merebahkan dirinya diatas sofa itu dan meletakkan kepalanya di paha Arta. Tak butuh beberapa menit ia pun terlelap.
Arta yang sudah 2 jam memandang tv berukuran 2,6 inch *loheh?,-* itu mulai menguap. Memerhatikan adiknya lalu mengangkat kepala (namakamu) digunakannya lengannya sebagai bantalan adiknya. Lalu lengan satunya memeluk pinggang adiknya dari belakang.
Dan matanya pun ikut terpejam lelah.
:*:
Pagi-pagi sekali Haris Yuda dan Kharisma pulang kerumah mereka. Ingin sekali memeluk kedua anaknya yang sebulan ini ia tinggalkan dirumah.
Tempat yang ditujunya pertama kali adalah Kamar sang kakak.
Risma membuka knop pintu perlahan dan masuk secara perlahan juga.
Senyumnya mengembang saat melihat anaknya tertidur lelap sambil berpelukan.
Inikah kebiasaan anaknya saat kedua orang tuanya tiada?
Tapi arta memang pandai memanjakan adiknya. Yang ada dipikiran Arta hanya kasian terhadap adiknya kalau kedua orang tuanya gak ada. Dia hanya berusaha menggantikan kedua orang tuanya yang sibuk bekerja agar nanti adiknya tidak kekurangan kasih sayang. Dan menjadikan adik yang salah pergaulan dan itu mengakibatkan kekecewaan kedua orang tuanya. Karena anak umur segini banyak mengenal orang yang sedikit banyak meleset dari ajaran hukum.
Risma membersihkan karpet yang berada di tengah ruangan. Sangat kotor. Sampah dan bekas jajan supermarket dan dihiasi oleh tumpahan kopi.
Risma memaklumi ini. Ia lebih memilih anak lelakinya bermain games sampai malam daripada kelayapan sampai pagi.
"Adek Kakak, bangun yuk. Udah pagi."
'Nghh'
Yang pertama bangun adalah (namakamu) .
"Loh?!mama! "
Matanya membulat."Bang bang bang arta banguunnn. "
(Namakamu) menggoyangkan badan arta. Arta yang merasa tidurnya terusik pun menepis tangan itu. Tapi tidak terlalu keras karena ia tau siapa yang membangunkannya dan takut melukai tangan itu."Apasi dek."
"Bang ada mama."
"Hah?! Mana?"
"Ihh abaanggg. Bauuuuu , jangan pake hah?!."
Arta membuka matanya.
"Ehh mamaa"
Risma hanya menggelengkan kepalanya.
"Udah sana mandi. Habis itu sarapan biar mama yang anterin kalian ke sekolah."
"Bener ma!1!"
Risma mengangguk. Keduanya pun lari terbirit birit ke kamar mandi.
:*:
"Yaudah ma, kita masuk ya. Dahh."
Sesudah menyalimi tangan sang ibunda. Arta dan (namakamu) keluar mobil dan berjalan beriringan.
Sampai kedua matanya menemukan iqbaal yang sedang bercanda dengan Zidny. (Namakamu) pun dengan spontan berhenti dan memeras tangan arta. Arta menoleh dengan wajah penuh keheranan. Sampai matanya juga menangkap apa yang dilihat adiknya.
'Ohhh itu....
____________________________________
Haloha!
Hadir lagi nih (: ini gak panjang gak pendek. Cuma sekitar 500 kata ajaa.Wkwk
Jadi ngaret ngaret terus aja ya biar rada panjang HAHAHA ntap.Vote 25 ya?
28 aja bisaaa
Comment terserah deh.
Aku kasian sama kalian nanti.Thankyouu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine [End-1]
Fiksi Penggemar• Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan • (namakamu) Narasyla • Zidny Iman Lathifa • Arta Aryanda Yuda • And Others-