7: Siapa?

25 12 0
                                    

Update-an pertama di tahun 2016. Jangan lupa tinggalkan jejak berupa Vote!

Enjoy!

###

Seseorang sedang berdiri menghadap jendela yang berada di ruangannya dengan tatapan kosong

BRAK!

Suara bantingan pintu terbuka kasar. menandakan bahwa ada yang datang. Seorang Pria paruh baya datang dengan wajah yang sudah merah padam

"Jelaskan padaku apa maksudnya ini!" Teriaknya penuh penekanan. Dengan kasar, Pria paruh baya itu melemparkan sebuah Map yang di bawanya tadi

Tanpa membacanya, seseorang itu sudah mengetahui apa yang kini sedang di bahasnya "aku memang brengsek! Aku pengecut! Dan aku menyesal" suaranya bergetar. Terdengar nada ketakutan disana. Apa yang ia takutkan?

"Bahkan, Papa tidak percaya kau melakukan hal itu!"

"Aku punya alasan untuk itu" ucapnya Acuh

"Alasan mu itu tidak bermutu! Kau menghancurkan hidupnya! Kau menyakiti hatinya! Bahkan kau juga yang membuatnya menderita! Ingat itu baik-baik!" Dengan amarah yang masih menguasai jiwanya, Pria paruh baya itu pergi meninggalkan seseorang yang berada di dalam ruangan dengan keadaan yang cukup berantakan

"ARRRRGGGHH!"

-------------

April kembali berada di atas pohon yang berada di halaman belakang Asrama. Memegang sebuah buku yang berada di pangkuannya. Tempat itu sekarang menjadi tempat favorite-nya sejak sebulan yang lalu yang tepatnya hari ke-3 ia berada di asrama. Seenggaknya ia tidak akan bertemu dengan orang-orang yang menyebalkan. Masih ingat dengan kejadian konyol itu bukan? Dan ngomong-ngomong soal cowok itu, ia sedang menjalani masa skors-nya gara-gara ketahuan merokok di halaman belakang asrama. Annoying banget kan?

Selain membaca April bisa menikmati pemandangan di luar gerbang Asrama sambil mendengar lagu-lagu slow mellow melalui headseat putih yang di milikinya.

Wajahnya yang sangat menganggumkan terlihat jauh lebih indah saat beberapa cahaya matahari menembus dedaunan dan mengenai dirinya. Angin yang begitu lembut membelai kulit putihnya membuatnya terpaku dan ingin selalu berlama-lama berada di atas sana

Pikirannya menerawang mengingat mimpinya semalam. Walaupun hanya Mimpi, ia sangat bersyukur karena kakak-nya itu masih mau datang ke dalam mimpinya walau hanya sebentar. Ia tak yakin dengan apa yang di ucapkan Ferly dalam mimpinya dan itu membuatnya sedikit frustasi

Di peluknya buku yang ada di pangkuannya erat. Sudah cukup lama ia duduk disini.

"APRIL!" Pekik si Gadis kaget. Bagaimana tidak? Ia sedang berjalan melawati pohon namun tiba-tiba di kagetkan dengan kehadiran gadis berkuncir kuda yang sekarang sedang menatapnya datar "Lo gak denger bel masuk hah?!"

"Berisik" ucapnya yang berhasil membuat si gadis melongo. tanpa Rasa bersalah April melangkahkan kakinya pergi meninggalkan si gadis yang faktanya adalah Ocha itu sendirian

"Selalu aja gue di tinggal!" Gerutunya sambil menghentak-hentakan kakinya sebal

***

Dan disinilah mereka. April menatap jenggah pemandangan yang ada di hadapannya. sungguh, hal itu sangat membosankan. pelajaran Matematika kali ini di ajari oleh pak Sutomo karena guru yang biasa mengajar tidak bisa hadir. pak sutomo atau lebih akrabnya di panggil pak Tomo ini terkenal sebagai guru kiler dan kolot. cara belajarnya pun kuno abis! dalam penjelasan sering kali ia bertanya "ada yang ingin di tanyakan?" dan itu membuat April memutar kedua bola matanya seraya menumpukan kepala di telapak tangannya.

"ada yang ingin di tanyakan?" tanya Pak Tomo. dan semuanya hanya menjawab sekenannya

Teng Teng Teng

"baiklah, bereskan barang-barang kalian jangan lupa kerjakan tugasnya Dan selamat siang" sahut pak Tomo seraya mengambil buku-bukunya dan akhirnya pergi.

April Mulai membereskan buku-bukunya yang bereceran di atas meja-nya. yang ada di pikirannya saat ini adalah Kantin. hari ini cukup melelahkan dan mungkin secangkir Caramel Macchiato bisa menenagkan pikirannya

"ini konyol!" teriak Ocha frustasi. "2 jam loh kita duduk manis tanpa mengerti apa-apa!!" terdengar deru nafasnya yang naik turun.

April menaikan sebelah alisnya sebelum berkata "terus gue peduli?"

Ocha menatap April Horor

"lo bercanda? ya lo sih enak pinter matematika. lah gue? butuh latihan khusus kalo emang bener-bener pingin bisa nguasain semua materi"

April menatap Ocha malas "sumpah lo bener-bener bikin Mood gue makin ancur"
Ocha mendelik "Olala Bello!! kayaknya gue udah bangunin macan yang lagi tidur deh"

Mendengar itu April semakin naik pitam "lo bisa ga sih gak usah ngeluarin jargon lo yang alay nya gak ketulungan itu? gu-"

"OCHA! " teriak seseorang yang memotong pembicaraan April. keduanya menoleh ke sumber suara. April menautkan kedua alisnya bingung. Sejatinya, ia merasa tidak asing dengan mukanya

"Apaan sih lo? Gue gak budek!" Ketus Ocha yang masih fokus memasukan semua alat tulisnya ke dalam tas.

"Kok kamu gitu sih sayang sama aku?" Tanya Si cowok yang mendapat cubitan keras di perut.

"Awwww" si cowok meringgis. "Kok di cubit sih yang?" Protesnya

"Lagian kamu malu-maluin aja! Masih ada April tau! Aku kan malu Panji!" Rengek Ocha Manja. Yang membuat April memutar kedua matanya malas. Berbeda dengan Panji yang melihat April kaget. April semakin yakin kalau cowok di depannya ini pernah mengenalnya. tapi dimana?

"Gue duluan" dan akhirnya April memilih pergi meninggalkan Ocha dan Panji berdua

Panji menatap Punggung April yang semakin lama tidak terlihat "kamu yakin dia sahabat kamu love?" tanya Panji yang berhasil mengontrol raut wajah nya

Ocha tersenyum simpul "iya, sahabat baru lebih tepatnya" jedanya "dia emang kayak gitu, tapi aku yakin kalau dia itu gak kayak gitu"

ntah mengapa Ocha merasa setiap kali April berbicara dingin seperti itu dia menjadi semakin ingin mengetahui banyak hal tentang sahabatnya. Waktu sebulan belum cukup baginya untuk mengetahui apapun tentang April. Ia tidak merasa kecewa ketika April selalu mengabaikannya berkali-kali. Dan Ocha berjanji akan menemukan titik permasalahannya. Karena ia sangat menyayangi April layaknya seorang sepupu.

"jadi, bisa kita pulang sekarang?" Ocha menatap panji sebentar sebelum akhirnya ocha mengangguk dan mereka pun pergi meninggalkan Ruang kelas yang sepi




















...................

13 januari 2017

Luka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang