Bab. 3

13.5K 1K 99
                                    

Tidak! Tidak! Hanya itu yang bisa kupikirkan diotak yang sangat jarang kugunakan ini, kami sudah sampai diapartmentku atau lebih tepatnya Elanor telah membawaku dengan paksa. Dia melemparku begitu saja seolah-olah aku ini boneka keatas tempat tidurku, melepaskan ikatanku, namun dengan segera digantinya dengan ikatan lainnya. Kedua tangan dan kakiku kini terikat ditiang tempat tidur membuat tubuhku membentuk posisi x. Begitu sumpalan dimulutku ia lepas..

"Dasar setan!! Lepaskan aku!!" Aku langsung berteriak.

"Berteriaklah sesukamu Marv, aku tahu bahwa apartmentmu kedap suara" Balasnya datar, kemudian dia mengeluarkan sebuah pisau kecil dari dalam sakunya, aku langsung ketakutan, Elanor langsung tertawa kecil "Nah mari kita mulai.." tambahnya dengan nada bicara sangat riang.

"Apa maumu dengan pisau itu Elanor?" Tanyaku panik.

"Mengambil sample darahmu Marv, aku ingin tahu apa golongan darahmu" Ia kembali mengeluarkan botol kecil dari sakunya..

"Golongan darahku O! Tidak perlu mengambil sample, aku sudah menjawabnya!" Ucapku cepat.

Namun Elanor masih menyeringai keji. Pria itu menyobek kemejaku perlahan-lahan dengan pisaunya, aku meneguk ludah gugup, pisau runcing itu sangat dekat dengan kulitku.. "Aku butuh tahu RH-nya -/+, berapa kadar trombositnya juga Marv, sayang sekali aku masih memerlukan sample darahmu untuk risetku" kata Elanor dengan santainya. Apalagi itu!? Aku bahkan tidak tahu apa itu RH atau trombosit!?

Kini pisau itu sudah berada dileherku.. sayatan besi almunium dingin itu terasa begitu menyakitkan. Dengan santainya Elanor menekan botol kecil itu keluka dileherku yang baru saja ia gores mengabaikanku yang meringis.

"Itu terasa sakit biadab!! Akan kulaporkan perbuatanmu kepolisi!!" Ancamku.

"Jangan merengek seperti bocah, ini hanya luka gores sepanjang 2cm dan lihat hanya sedikit darah yang kuambil darimu.." Elanor mengoyangkan botol kecil berisikan darahku itu, menutupnya rapat kemudian dimasukan kedalam sakunya kembali.

"Persetan! Kau menculik dan menyiksaku!!"

"Apanya yang diculik!? Ini aparmentmu Marv, aku mengantarkanmu pulang dan menidurkanmu dengan manis dikasur empukmu." Jawabnya datar, kembali tertawa kecil menikmati wajah marahku.

Setelah itu ia kembali menelajangiku, mengunakan pengaris, meteran, pita dan barang tidak jelas lainnya dari dalam saku doraemonnya, mengukur tiap inci tubuhku tanpa rasa sungkan atau malu sedikit pun. Jam pertama aku mencaci makinya, namun diabaikannya.. ia terus mengukur bahkan kepanjang senjataku dalam kondisi on/off. Jam kedua aku mulai memohon, Elanor hanya menatapku dan berkata "Jangan cenggeng Marv.." lalu ia sibuk menulis dengan notesnya. Jam ketiga aku sudah pasrah tidak lagi bersuara, ia malah tertawa senang dan berkata "Kelinci baik!" Lalu menepuk pelan kepalaku. Jam-jam berikutnya aku sudah tidak lagi memiliki privasi, ia bahkan mengambil cetak gigiku, sidik jariku, scan retinaku, ukuran tubuhku, menghitung kadar lemakku, panjang rambutku, tahi lalatku dan semua hal tentangku sambil bersenandung lagu twinkel-twinkel little star segala!

Ini memalukan!! Menyedihkan!! Jika dulu aku tidak percaya apakah setan itu ada, maka sekarang aku percaya! Dia dihadapanku!! Aku yakin saking kejamnya.. Elanor diusir dari neraka dan nyasar ketempatku, berusaha membuatku menjadi gila! Jika dulu setiap natal aku selalu menulis 'ingin melihat Dean bercinta dengan seorang pria macho dan menjadi uke' dikartu permohonanku untuk santa clause, maka sekarang aku akan menulis 'ingin Elanor dipulangkan keneraka'. Aku percaya santa clause itu ada, setiap tahun aku menulis kartu pemohonan yang kumasukan kedalam kaus kaki yang kugantung diperapian dirumah pamanku. Meski pun permintaanku tidak pernah terkabul, aku tetap percaya karena aku tahu bahwa aku ini anak nakal, santa hanya memberi hadiah ke anak baik, jadinya aku selalu menunggu dengan sabar setiap tahunnya, berharap suatu hari santa salah membuat list anak baik dan namaku terselip disitu.

I Hate My Lover!!! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang