Chapter6

447 27 2
                                    

Di bagian Sasuke...

Saat ini Sasuke, cowok yang dinobatkan beberapa orang sebagai yang terkuat di Konoha sedang berjalan menyusuri koridor. Matanya lurus memandang ke depan, tapi pikirannya melayang entah ke mana. Sepertinya dia memikirkan apa yang akan dilakukan seorang guru yang ikut membantu orang tuanya untuk menjodohkan dia dengan cewek yang katanya terkuat di Oto, Sakura.

"Apa sih yang akan dilakukannya? Si Kakashi itu gak bisa dianggap remeh, apa Sakura juga berpikir begitu..?" batinnya dalam hati. Saking seriusnya dengan pikiran itu, dia sampai tak sadar sedari tadi ada yang memperhatikannya.

"Hei, Sasuke. Kau tidak sadar kalau ada aku, ya?" suara seseorang itu membuat Sasuke tersadar dari lamunannya. Sasuke menoleh ke samping kirinya. Dilihatnya Sai tersenyum penuh arti ke arahnya sambil bersandar pada tembok dan menenggelamkan kedua pergelangan tangannya ke dalam saku celananya.

"Ck, mau apa kau Sai?" tukas Sasuke dengan sinis.

"Jangan begitu dong, aku kan sudah sengaja menyapamu dengan ramah," jawab Sai dengan tenang.

"Gue gak butuh keramahan hati dari lu..!" gumam Sasuke sambil melanjutkan langkahnya. Sepertinya, Sai tidak ada niat untuk menghentikannya, hingga dia berkata...

"Kau cemburu padaku, kan Sasuke?" Sasuke menghentikan langkahnya dan menatap tajam Sai. Bagaimana tidak? Sebab kata-kata itu tepat sasaran hingga serasa menusuk.

"Benar kan? Berarti kau suka Sakura, ya?" tambah Sai lagi, tanpa dia sadari Sasuke sudah mengepal tangannya hingga memerah ingin sekali memukul wajahnya. Tapi Sasuke berusaha tenang, entah kenapa hatinya mengatakan agar jangan membuat keributan dengan anak baru itu.

"Memangnya kalau iya... Kenapa?" tiba-tiba saja kata-kata itu keluar dari mulut Sasuke yang dingin. Sasuke juga sepertinya menyadari kelalaian itu dan menambahkan, "Tapi.. Bukan berarti juga aku menyukainya,"

"Hahaha, iya aku tahu. Tapi seandainya memang iya, lebih baik hentikan saja," gumam Sai lagi, tak ada rasa takut dari pengucapannya. Tentu saja hal ini membuat Sasuke heran, jarang ada yang bisa setenang ini jika berhadapan dengannya.

"Kenapa?" tanya Sasuke lagi. Seandainya kalian ada di sana, kalian akan merasakan aura-aura yang tidak mengenakkan terutama dari Sasuke.

"Karena kamu tidak akan bisa membahagiakannya cuma aku yang bisa, orang seperti kamu sih cuma bisa membuatnya sedih, jadi lupakan saja tidak akan ada kesempatan untuk-"

BUAAAAAGH !

Sai tidak bisa melanjutkan kata-katanya, dia terlalu kaget untuk menyaksikan kecepatan Sasuke yang tiba-tiba sudah memukul dinding sebelah wajahnya hingga hampir retak. Catnya terkelupas hingga Sai bisa melihatnya jatuh berisik ke samping sepatu hitamnya. Dia mendongak lagi melihat Sasuke menatapnya tajam dengan mata onyx khas laki-laki itu. Tak terasa, jantungnya berdegup kencang dan tubuhnya mulai gemetaran.

"Sai," geram Sasuke, dengan nada yang ditekankan.

"Yang bisa membuat Sakura sedih memang cuma aku, tapi..."

Sasuke tidak melanjutkan kata-katanya, dia memejamkan matanya dan menundukkan kepalanya seperti sedang memikirkan sesuatu. Sai hanya menunggu apa yang akan dikatakan Sasuke selanjutnya. Setelah itu, Sasuke mengangkat wajahnya lagi dan menatap mata Sai dengan arti yang dalam, perlahan mengambil nafas lalu berkata lagi...

"Yang bisa membuatnya bahagia juga cuma aku, ingat itu..!"

Sai melongo dengan apa yang dikatakan laki-laki itu barusan. Dia tak menyangka, orang yang sepertinya punya gengsi luar biasa juga mampu mengatakannya. Sasuke melepaskan kepalan tangannya dari tembok itu dan berjalan lagi menjauhi Sai. Tapi karena masih penasaran, Sai berkata lagi...

My Enemy Or My Love,?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang