Berjanjilah wahai sahabatku
Bila kau tinggalkan aku
Tetaplah tersenyum
Meski hati.. sedih dan menangis
Ku ingin kau tetap tabah menghadapinya
Bila kau harus pergi
Meninggalkan diriku
Jangan lupakan aku...
S'moga dirimu disana
Kan baik-baik saja
Untuk selamanya..
Disini.. aku kan selalu
Rindukan dirimu o...
Wahai sahabatku..
(RioStevadit-Rindukan Dirimu)
Kicauan burung serta sejuknya udara dipagi ini membawa rasa kedamaian bagi semua makhluk didunia ini. Sang mentari mulai menunjukkan dirinya dari ufuk timur. Memaksa semua yang masih berada di alam mimpi untuk bangun dan memulai hari ini.
"Alvin.." merasa namanya dipanggil pemuda itu lalu menoleh ke arah sumber suara itu.Terlihat 2 pemuda sedang berlari kearahnya.
"Hai vin! aku cari kau dimana – mana ternyata kau ada disini." Ucap pemuda yang berkulit putih serta tatanan rambut yang bisa dibilang sangat styles.
" Ray benar vin, kita telah mencarimu dari tadi . Kami khawatir kau akan melakukan tindakan yang gila." Sambung pemuda yang berada disampingnya.Ray dan Deva menatap sendu kearah sahabatnya itu. Ada rasa kekhawatiran di benak Ray dan Deva. Yang ditatap hanya tersenyum membuat Ray dan Deva geram terhadap tingkah sahabatnya itu.
" Tenanglah Ray, Dev aku tak akan melakukan hal konyol seperti yang kalian fikirkan." Ucap Alvin santai.
"Aku tak mengerti dengan sikap kau,vin." Ucap Deva yang mulai kesal dengan sikap sahabatnya itu.
"Sudahlah daripada berdebat ,kita lebih baik kembali kekelas karna bel sebentar lagi akan berbunyi."ajak Ray kepada kedua temannya.
Mereka bertiga telah berteman sejak kecil bahkan sebelum mereka lahir karena orang tua mereka juga berteman. Sebenarnya formasi mereka adalah empat orang, tetapi salah satu dari mereka harus pergi meninggalkan mereka tepatnya 7 tahun yang lalu. Dan sampai sekarang dia belum kembali bahkan tak pernah memberi kabar kepada mereka. Itulah yang membuat Alvin yang dulu sangat hangat dan ceria menadi sosok yang dingin dan sangat cuek terhadap semua orang. Alvin kini lebih suka menutup diri dari lingkungannya bahkan kepada Ray dan Deva.
Ray daan Deva bahkan semua orang yang dulu dekat dengan Alvin sangat merindukan sosok Alvin yang dulu. Berbagai cara telah Deva dan Ray lakukan untuk membuat Alvin hangat seperti dulu, tapi apa boleh buat nasi telah menjadi bubur dan harapan mereka sekarang ini hanya satu yaitu berharap "Ia" kembali bersama mereka lagi.
"Ayo cepatlah Ray kita sudah terlambat" ucap Deva kepada Ray yang tengah membetulkan tali sepatu.
" Sabarlah sebentar Deva" jawab Ray. Setelah membenarkan tali sepatunya ia mulai berdiri dan mengejar Deva dan Alvin yang telah berjalan mendahuluinya. Karna terlalu cepat berlari ia sampai menabrak seseorang yang baru keluar dari ruang kepala sekolah. " Arghhhh..." Alvin dan Deva yang mendengar teriakan Ray lalu menghentikan langkahnya dan membalikkan badan melihat Ray yang jatuh tersungkur.
"Maaf.." ucap seseorang yang bertabrakan dengan Ray tadi sambil mengulurkan tangan untuk membantu Ray berdiri.
"Maaf katamu kau kira jatuh tak sakit apa" Ucap Ray seraya menepis tangan itu. Saat Ray menatap wajah pemuda itu entah mengapa ia merasakan sesuatu yang aneh. Alvin dan Deva yang melihat cara tatapan Ray kepada pemuda itu mengernyitkan dahinya tanda tak tau .
"Hei apa kau memaafkanku?" tanya pemuda itu kepada Ray. Ray masih saja diam terpaku melihat pemuda itu. Melihat ucapannya tak ditanggapi pemuda itu memutuskan untuk meninggalkan Ray.
" orang aneh" ucapnya seraya meninggalkan Ray yang masih tak bergeming. Deva dan Alvin pun memutuskan untuk menghampiri Ray.
"Ray"
"Ray.."
"RAYNALD PRASETYA............" teriak Deva, Alvin yang berada disampingnya hanya bisa menutup telinganya dengan tangannya.
"Apa-apaan kau Dev aku masih bisa mendengar Deva.." ucap Ray malas.
"Kau kenapa Ray?"tanya Alvin melihat perubahan raut wajah sahabatnya itu.
"Apa kau suka dengan dia Ray?" mendengar ucapan Deva, Ray menatap tajam kearah Deva yang ditatap hanya bisa menunjukkan deretan gigi putihnya.
"Kau belum menjawab pertanyaanku Ray" Ray menarik nafas dalam sebelum membicarakan alasannya kepada temannya.
"Aku rasa 'Dia' telah datang, vin" ucap Ray lirih.
TO BE CONTINUED...
KAMU SEDANG MEMBACA
BACK TO MY LIFE
Teen FictionTak ada hal yang paling indah didunia ini tanpa adanya SAHABAT Sahabatlah yang membuat hari kita lebih berwarna Sahabat juga yang menjauhkan kita dari rasa kehampaan dunia Persahabatan yang indah bukanlah persahabatan yang ada karena materi Tetapi...