Hello You!

164 3 0
                                    

Pagi yang cerah. Matahari yang memancarkan sinar sejuk. Angin yang bernafas bebas diantara dedaunan pohon hijau. Sekerjap angin menjadi rusuh saat gadis itu berlari dengan kaki-kakinya yang tampak putih seputih susu dan bersih. Wajahnya yang terlihat sangat bersinar dan sunguh menawan. Bibir mungil yang tipis dan merona. Rambutnya yang tidak begitu panjang terlihat indah kala angin bertiup mengibasnya. Matanya yang setengah bulat tampak seperti bulan sabit dan seolah ia tersenyum disetiap waktunya.

Ana mengembangkan senyumnya

♡Ana♡

Hi~
Namaku Ana. Yap. Ana Syahvana Saztika.
Kalian tau kenapa aku lari se-semangat ini ? Hahaaa
Hari ini aku akan melihat hasil tes beasiswa. Aku yakin sekali jika aku lulus dan bisa masuk universitas terbaik.
Ya... memang aku hanya gadis desa dengan baju sederhana, rumah sederhana serba sederhana. Tapi, aku bukan termasuk gadis tidak berpendidikan.

Ah- sudah. Sekian dariku~ *wink* :3

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Pria paruh usia itu tesenyum tipis menatap kertas hasil tes yang baru ia tempel di papan pengumuman. Ia menoleh saat suara nafas yang begitu terengah-engah terdengar dibelakangnya.

"Loh na ? Pagi-pagi sekali" ucap bapak itu tertawa kecil. Ana senyum lebar seperti biasanya

"Bagaimana ? Bagaimana pak ? Saya lulus kan ? Iya kan ?" Tanya Ana semangat. Raut wajahnya berubah panik melihat kertad di papan sudah ditempel. Ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya

"Aduh aduh bapak. Ana tidak berani melihatnya. Ana ingin bunuh diri saja kalau Ana tidak lulus" ucapnya dengan nafa panik

Bapak guru itu yang selaku wali kelas Ana ketika ia kelas 2 smp, tersenyum bangga dan menepuk pelan pundak Ana. Membuat Ana menatapnya.

"Bapak dari awal selalu bangga kepadamu nak. Pasti bunda mu bangga juga. Terlebih ayahmu disana" ucapnya membuat Ana terharu. Ana langsung meraih tangan pria tua itu dan menyalimi-nya

"Ini semua karena bapak yang sangat sabar dan baik kepada Ana. Bapak selalu menjaga Ana dan mengajari Ana. Ana bahkan sering merasa bapak itu seperti ayah Ana sendiri" ucap Ana menahan tangis. Bapak guru itu mengelus kepala Ana sayang

"Dari dulu bapak juga sudah menganggap Ana anak sendiri. Bapak senang ada Ana. Seolah-olah Anak bapak..." bapak itu tidak bisa menyambung kata-kata mengingat anaknya yang telah tiada. Ana tersenyum

"Sekolah dan hidup baik-baik disana, nak"

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Ana masuk ke rumah panik membuat suara-suara gaduh dirumah. Ibu Ana keluar dari dapur dengan wajah terheran-heran

"Bundaaa" teriak Ana girang

"Ada apa sih ? Kenapa pulangnya cepat ?"

Ana berhenti dengan senyumannya yang memampangkan gigi-giginya

"Chajaaaaang~" Ana menunjukkan kertas beasiswanya. Seketika itu ibunya memeluk Ana girang

"Astaga nak... bunda bangga sekali" ucap bundanya terharu

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

-TBC-

Yap yappp. Done buat part 1 bagian HELLO YOU.

Pertama mau tebar pesona buat para readers yang udah mau baca ni cerita membosankan

Hahaa. Thanks aja deh buat yang rela waktu berharganya kebuang demi baca ni cerita. Masih gaje sih. Yaa namanya juga baru awal. Hehee. Baca aja teyus bial tau akhil nyaaaa :3

Byebyeeeee~ :* :* :* <3<3<3

HELLO YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang