izinkan saya sekali ini menceritakan impian saya tentang seseorang di masa depan.
saya ingin, punya teman hidup yang selalu bisa membuat hari saya lebih baik, karna saya yakin kemudian hari pasti ada saja hari hari tak sesuai dengan harap.
ada kalanya saya terjatuh dan saya butuh teman hidup yang membuat saya selalu bersyukur atas segala kejadian yang menimpa saya.
namun, tetap mendukung saya untuk menggapai lebih, bukan mengajari saya bersyukur lalu menerima nasib dan berdiam diri.
saya juga ingin mempunyai teman hidup yang membuat saya mampu melewati batas batas khayalan yang kemudian membuat saya sadar ternyata saya mampu menggapai itu semua. hanya bermula dari dukungan dia dan restu Tuhan.
saya ingin, punya teman hidup yang bisa saya ajak bicara tentang segala hal, mulai dari pengemis dijalan yang pura-pura sakit, lampu merah yang lebih lama dari biasanya, harga pasar yang tiba-tiba naik, siapa cawapres dan capres kita kelak, siapa lagi pejabat negara yang terseret kasus korupsi, buku dan film apa yang harus kita baca dan tonton bersama, baju apa yang cocok saya kenakan pada event tertentu, sampai sekelumit permasalahan yang ada di dunia atau dikehidupan kita berdua kelak.
saya juga ingin sekali punya partner yang berimajinasi luas, yang mampu membuat saya hidup bagai di dimensi lain. bukan berarti dimensi lain berarti ada makhluk asing atau alien.
ingin rasanya saya, punya teman hidup yang memiliki sensitivitas tak terduga yang akan membuat saya berdecak kagum, yang mampu memaknai segala hal secara mendalam, pemikir hal-hal kecil yang terjadi di sekitarnya.
saya ingin mempunyai teman hidup yang setiap usai mendapat gaji bulanannya selalu bertanya,'bulan ini kemana ya harus kita sumbangkan sebagian gaji kita? ke korban gunung meletus itu? korban kebakaran asap itu? atau panti asuhan samping tempat tinggal kita saja?'
oh ya, teman hidup jangan lupa sempatkan waktu luangmu untuk menonton konser-konser musik kecil kesukaan kita ya. atau mendengarkan lagu kita bersama pada malam hari sebelum terlelap.
ingin sekali rasanya saya, mempunyai teman hidup yang mencintai alam, memiliki kedekatan tersendiri dengan alam. sangat jarang bukan manusia seperti itu? saya harap kamu salah satu populasi yang jarang itu ya teman hidup.
saya ingin punya teman teman hidup yang kejujurannya tidak perlu saya ragukan, alangkah indahnya bukan mempunyai teman hidup yang senantiasa berbuat jujur karena kesadaran.
saya ingin mempunyai teman hidup yang membuat saya selalu ingin berada di dekatnya, nyaman di dekatnya, aman di dekatnya, disampingnya lah tempat terbaik
ingin sekali rasanya mempunyai teman hidup yang idealis, berani, nasionalis dan altruis. mungkin bagi sebagian orang ini jelas ide gila, mungkin mereka akan tertawa mendengarnya.
saya ingin mempunyai teman hidup yang cintanya kepada Sang Pencipta melebihi cintanya kepada siapapun. ini keharusan.
ingin deh saya punya teman hidup yang tak ragu memberikan perspektif tentang sebuah persoalan di luar prediksi saya.
saya ingin suatu saat nanti, di pagi yang sejuk dan dingin kau memberikan sebuah topik untuk kita perdebatkan secara santai. sepertinya seru.
saya ingin mempunyai teman hidup yang mempunyai pemikiran bertatap mata secara langsung selalu lebih baik daripada berhubungan melalu media.
saya ingin mempunyai teman hidup yang memaknai cinta. percaya bahwa cinta sejati itu ada.
saya ingin mempunyai teman hidup yang membuat saya berdecak kagum setiap hari atas apa yang Tuhan dan dia telah berikan di dalam kehidupan saya.
keinginan saya terakhir wahai teman hidup, selalu cintai keluarga saya sebagaimana kamu mencintai keluarga kamu ya. Karna kelak saya juga 'kan begitu.
bukan, bukan maksud saya menuntut mempunyai teman hidup sebening kaca, seputih salju, sesuci malaikat.
tidak menuntut kesempurnaan.
namun yang mengerti arti kehidupan.
tenang saja, bukan berarti tidak pernah mengeluh. jangan takut mengeluh di depan saya. saya akan menjadi orang kedua yang kamu ceritakan hari-harimu setelah Tuhan kan?
karna saya yakin kita akan saling mengurangi keluhan hidup satu sama lain nanti.
wahai teman hidup, kita tidak akan pernah berhasil berlomba untuk memprediksi kehidupan bukan?
lantas begitu, mengapa kita tidak sama sama saja memperbaiki diri sampai Tuhan bilang bahwa kita pantas memiliki satu sama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
365/15
ПоэзияSaya tidak pandai membuat kalimat deskripsi. Silahkan langsung baca.