APLS (Kangen)

92.3K 6.5K 292
                                    

Ali memijit sedikit tengkuknya untuk sekedar menghilangkan rasa pegalnya. Tangannya yang lain mengambil salah satu ponselnya yang sedari tadi pagi hanya terletak di tas managernya. Karena terlalu fokus dengan minikonsernya di Surabaya untuk memberikan yang terbaik pada fansnya yang sudah sangat menunggu kehadirannya membuat Ali tak sempat untuk memegang ponselnya. Padahal biasanya ponselnya tak pernah lepas dari genggamannya.

"Li, yuk pesawat udah mau take off." Suara managernya itu mengalihkan Ali yang hendak memainkan ponselnya. Sesaat kemudian Ali memasukkan ponselnya kedalam tas kemudian mengikuti rekan-rekannya yang sudah terlebih dahulu menuju pesawat untuk kembali ke Jakarta.

Bagi Ali dimanapun ia menemui fansnya, selalu ada kepuasana tersendiri saat melihat orang-orang yang selalu mendukungnya itu terlihat bahagia bertemu dengannya. Walaupun hanya di mall dan berdesak-desakan namun semangat mereka tak pernah surut. Hal itulah yang menjadi salah satu semangat Ali. Ali begitu bahagia dan bangga. Bahkan jika bisa ingin rasanya berkomunikasi dengan mereka lebih dekat dan lebih lama.

Disepanjang perjalanan menuju Jakarta hanya Ali habiskan dengan tidur melepas lelahnya.

***

Ali menghempaskan tubuhnya disofa rumahnya. Dipejamkannya matanya sesaat. Namun sesaat kemudian Ali teringat sesuatu. Ali langsung mengeluarkan ponselnya dari dalam sakunya.

Mata Ali menyipit melihat begitu banyak pesan yang masuk dari berbagai media sosial maupun aplikasi chatingnya. Namun yang paling menarik bagi Ali dan mampu membuat ujung bibirnya tertarik membentuk sebuah senyuman adalah pesan dari gadisnya.

Ali kamu besok habis konser langsung pulang?

Konser kamu udah mulai?

Kamu jam berapa balik ke Jakarta?

Kok gak ada yang dibalas? Nyebelin lo!

Kalau gue gak bales chat lo aja bisa marah berhari-hari. Lah gue dicuekin. Ngeselin lo -,-

Ali terkekeh membaca pesan dari Prilly. Dan yang dapat Ali simpulkan sekarang adalah bahwa gadisnya sedang marah. Wajar saja, terakhir Ali mengabari Prilly saat Ali baru sampai di Surabaya. Setelah itu ia sudah disibukkan dengan aktivitasnya. Ali mulai mengetik balasan untuk Prilly.

Maaf sayang. Sibuk banget seriusan. Ini baru sempat cek hp

Bodo amat!

Ali lagi-lagi terkekeh membaca balasan ketus Prilly. Ali merasa sangat rindu melihat wajar merajuk Prilly yang sangat menggemaskan.

Tanpa berbikir panjang Ali langsung berlari kekamarnya. Mengganti bajunya dengan hanya menggunakan kaos hitam polos dan celana jeans hitam lalu segera mencari kunci mobil.

"Li mau kemana?" Tanya mama Resi yang melihat putranya tampak sedang ingin pergi.

"Kerumah Prilly ma."

"Sendiri aja?"

"Iya ma."

"Ya jangan dong nak. Kan baru sampai. Sama supir deh ya." Saran mama Resi. Ali berfikir sejenak kemudian mengangguk setuju.

"Salam buat Prilly sama mamanya ya." Ucap mama Resi lagi sebelum Ali pergi. Ali mengancungkan jempolnya sembari tersenyum.

***

Prilly tak berhentinya menggerutu tak jelas sembari menghabiskan potongan apel dengan selai kacang kesukaannya. Walaupun mulutnya mengunyah sambil menggerutu, namun matanya tetap fokus pada TV dihadapannya.

"Kalau gue aja yang gak ada kabar, pasti ngambeknya minta ampun. Ngeselin banget." Ucap Prilly pelan.

Tiba-tiba Prilly mendengar suara pintu kamarnya terbuka. Prilly menoleh ke arah pintu memperlihatkan mamanya yang sedang ada di ambang pintu.

ALIPRILLY LOVE STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang