Sinopsis

168 6 4
                                    


Aku tidak ingin percaya saat melihat calon suamiku dan sahabatku bertemu berdua dimalam sebelum hari pernikahanku. Mereka membicarakan sesuatu yang serius, namun aku tak dapat mendengarnya. Dengan mengenakan topi dan kacamata –berharap mereka tidak mengenaliku– aku membawa camilan yang telah ku beli dan berniat duduk didekat meja mereka agar dapat mendengar apa yang mereka bicarakan. Mereka sepertinya bertengkar karena Vanessa hendak pergi, namun oh sial, Ares menahan tangannya. Aku menahan rasa cemburuku dan melanjutkan langkahku. “Tidak. Aku tidak akan menikah besok. Aku tidak akan menikahinya. Aku hanya akan menikah denganmu.” Hatiku mencelos mendengar kalimat itu. Kalimat yang diucapkan calon suamiku kepada wanita lain, dan wanita lain itu adalah sahabatku. –Nadia Fransis William.

Aku memang bodoh meninggalkan kekasihku disaat tersulitnya. Aku terlalu egois. Kekasihku baru saja kehilangan orang tuanya, tapi aku malah pergi untuk melanjutkan pendidikanku. Dia memohon namun aku mengabaikannya. Dalam keadaan emosi aku malah mengakhiri hubungan kami. Aku sungguh menyesal. Bertahun-tahun aku mencarinya namun tak menemukannya. Namun, takdir mempertemukan kita menjelang hari pernikahanku dengan wanita lain. Haruskah aku membatalkan pernikahanku dan kembali bersamanya? –Ares Julian Handoko.

Kekasihku meninggalkanku disaat aku baru saja kehilangan orang tuaku. Bukankah itu terlalu kejam? Sudah berkali-kali aku berniat menghakhiri hidupku namun selalu gagal. Setiap hari, aku berusaha melupakannya. Namun, dia kembali sebelum aku bisa melupakannya. Dia kembali bukan sebagai lelakiku, namun lelaki sahabatku, calon suami sahabatku, bukankah kisah hidupku terlalu kejam? –Vanessa Subiantoro.

***

Ini cerita pertama yang aku terbitkan di wattpad. Mohon responnya ya :)

Love And SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang