2

926 22 3
                                    

     Waktu itu terasa terhenti, dentingan jam pun terdengar samar, bahkan untuk seseorang yang tengah menunggu waktu terasa lebih lama dari biasanya.
Tapi aku masih menunggumu, mematung! Sempat aku berhenti menunggu, saat itu aku menemukan seseorang yang aku fikir bisa mengobati luka ini! Bukan ...maksudku luka yang aku ciptakan sendiri hasil dari menunggu dan berharap kau menoleh, perih!

     Nyatanya aku hanya membohongi diriku (lagi), aku mencoba membuka hati, tapi setelah aku sadar, perasaan bukanlah untuk dicoba, perasaan bukan mainan, dan tak semudah itu!
Kini aku sendiri, menatap bayangan di cermin "aku menyedihkan" lirihku.

     Selepas semuanya berlalu aku masih merasakan , bahwa aku masih menunggu. Padahal aku sudah tidak ingin. Tengah malam itu aku masih membuka kembali kenangan dan mengingatnya, bukan hanya malam itu, bahkan setiap haripun aku mengingat dengan detail perjalanan kita. Ehhh... Maksudku perjalananku memperjuangkan perasaanku!

    Kulihat sebuah postingan foto, nampak senyuman kebahagian dan mata yang berbinar disana.. Seseorang tersenyum di sebelah orang yang sangat aku rindukan, ya.. Kini dia telah memiliki seseorang yang menggantikanku! Tidak aku bukan digantikan, tapi dia memang dipilihnya, karna aku tak pernah ada untuknya, jadi bukan kata yg tepat jika wanita itu menggantikanku.

    Memanas dan basah seketika aku meneteskan air mata.. Sebenarnya ini bukan yang pertama aku menangis untuknya , tapi kali ini ada yang berbeda dari tangisan itu, seperti berkata "sudahlah.. Biarkan dia bahagia dengan pilihannya, relakan dia, mungkin menurutnya kamu hanya mainan, dia butuh seseorang yang akan menemani sisa hidupnya"

    Saat itu aku berhenti menangisinya tapi, masih pahit rasanya ketika kenangan itu mencuat. Kejadian itu tidak membuatku berhenti menunggu.

MenungguTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang