IICF #6

104 8 3
                                    

"Hmm, tadi apa katamu?" Ucapku seolah-olah tidak mendengarkan perkataannya.

"Faith!" Tiba-tiba Jasmine memanggilku dari kejauhan.

"Apa?"

"Ada yang ingin bicara padamu."

"Siapa?"

"Niall."

Jasmine segera berlari ke arahku lalu memegang tanganku.

"Ikut aku."

Aku hanya mengikutinya sampai kami tiba di suatu ruangan. Aku melihat Niall sedang terduduk menungguku. Lalu Jasmine melepaskan tanganku dan meninggalkanku bersama Niall berdua di sini.

Ia memiringkan tubuhnya agar berhadapan denganku."Hmm, ada apa, Niall?"

"Kau mau menemaniku jalan-jalan, besok?"

Aku berpikir sejenak.

"Iya, aku mau." Ucapku sambil tersenyum padanya.

"Baiklah. Nanti siapa yang mengantarmu pulang?"

"Aku tidak tahu. Tadi Harry yang menjemputku. Mungkin ia yang akan membawaku pulang."

"Kalau kau tidak punya tumpangan, aku siap mengantarmu pulang. Berikan nomormu."

Ia memajukan iphonenya ke arahku agar aku bisa mengetik nomorku di sana.

"Terima kasih."

Lalu Niall mengajakku untuk keluar bersamanya.

...

Tadi Niall yang mengantarku dan Jasmine pulang. Kata Harry ia punya urusan penting yang tidak bisa ditunda, jadi aku memakluminya.

Aku segera tidur saat jam menunjukkan pukul sepuluh. Besok siang aku akan menemani Niall, jadi aku harus tidur cepat agar besok pagi aku sempat berbelanja dan membereskan dapur.

...

Aku baru saja selesai membereskan lemari dapur dan kulkas. Pagi tadi aku belanja banyak sekali sampai aku tidak menemukan tempat untuk menaruh roti, daging, dan sayuran.

Tiba-tiba aku merasa sangat pusing, jadi aku segera mengambil aspirin di kamar mandi, dan meminumnya satu.

Setelah pusingku perlahan-lahan hilang, aku kembali melanjutkan pekerjaanku yang hampir selesai.

Untung saja Jasmine sedang bersama ibu dan ayahnya untuk berlibur, jadi aku tidak perlu menjaga Jasmine.

Aku segera mandi dan bersiap-siap sambil menunggu Niall. Tidak lama kemudian Niall datang.

"Hai, Faith." Sapanya dari balik pintu.

"Ah, hai Niall." Ucapku sambil mengelap keringat di dahiku. Dadaku naik turun kelelahan.

Mengunci pintu, lalu aku mengikuti Niall dari belakang.

"Kau terlihat lelah, apa yang kau lakukan?" Ucapnya setelah Niall menginjak gas.

"Tadi aku membereskan dapur."

"Kau terlihat lelah sekali, Faith. Kau tidak apa-apa?"

"Ya, tidak ada yang salah denganku, Niall. Jangan mengkhawatirkanku."

Aku sedang melihat-lihat ke arah jendela sambil menjawab pertanyaannya, sampai ia bertanya tentang Jasmine.

"Mengapa Jasmine tidak ikut denganmu?"

"Ia sedang jalan-jalan bersama ibu dan ayah." Orangtua Jasmine sudah kuanggap seperti orangtuaku sendiri.

"Oh."

If I Could Fly (Harry Styles)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang