DC - TWO

330 35 2
                                    

Ucapan terimakasih gue khusus buat temen seperjuangan risanti_puji yang udah mau minjemin hpnya buat ngetik part dua. Wkwkwk gue emang ga modal XD

Bakalan banyak typo bertebaran, so maafin eve ya hehe.

Recommended song :
Soap - Melanie Martinez
New Americana - Halsey
Ride - Twenty one pilots

I hope u'll enjoy it😊

•••

Namira menghela nafasnya, tak terasa mengingat kejadian itu membuat hatinya kembali teriris.

Tersadar dari lamunannya, tiba-tiba seseorang menepuk pundak Namira dari belakang. Sontak Namira terkejut dan langsung melihat siapa yang menepuk pundaknya.

"Nih," Seorang lelaki memberikan sapu tangan berwarna abu-abu kepada Namira. "Cewe gak baik nangis sendirian di Rooftop, ntar kalo lo bunuh diri, repot."

Namira yang menerima sapu tangan itu pun tak sadar, bahwa dia sedari tadi menangis. Laki-laki itu menjauh dari Namira dan keluar melalui pintu Rooftop.

•••

"Nam gc turun kebawah, sumpah lo kalo ketebelan dandan gabakalan dapet jodoh! Jadi perawan tua lu ntar." Gaza yang sedang menyantap sarapannya itu heran, kenapa cewek selalu lama kalau lagi didepan kaca.

"Sialan lo, gue gak kaya mantan pacar lo yang doyan bedakan itu ya." Namira menggerutu sendiri di dalam kamarnya. Suaranya bahkan terdengar sampai lantai satu. Benar-benar nenek lampir berwujud bidadari.

Bian, Papa dan Mama hanya bisa geleng-geleng kepala ketika sudah mulai mendengarkan mereka bertengkar. Setiap hari, Gaza dan Namira tidak bisa akur. Ada saja yang membuat mereka bertengkar.

Berbeda dengan Bian, dia lebih terlihat kalem dari Gaza. Sifat mereka sangat berlawanan meskipun mereka kembar. Bian lebih memilih untuk diam, dan tidak banyak berbicara. Namun, Bian sangat perhatian kepada Namira maupun Gaza. Apalagi disaat mereka mendapat masalah, Bian akan menyelesaikannya dengan cara Bian sendiri.

Seperti biasa, mereka bertiga berangkat menggunakan dua mobil. Bian semobil dengan Namira, sedangkan Gaza sendirian. Karena Gaza lebih sering bolos sekolah dan pergi kemanapun dia mau.

•••

NAMIRA'S POV

Hari ini tahun pelajaran kedua di Musical Petern HS berjalan seperti biasanya. Aku dengan kedua sahabatku, Bela dan Rasya. Tatapan siswa lain seperti mengintimidasi, tapi sebagian mengagumi kami. Tentu saja kami bertiga dikagumi, 3 srikandi paling ngehits di Musical Petern HS. Iya, terkenal karena kecantikan kami, kekuasaan kami, terutama kenakalan kami.

Hmmm bisa dikatakan kamilah monster berupa bidadari.

Seperti biasa, aku menggunakan seragam batik khas Musical Petern HS dengan rok span panjang. Yang lagi ngetren ituloh. Rok dan seragamku memang sengaja aku perkecil dari ukuran seragam normal, press body.
Toh, guru pun gak akan mengusikku dengan point atau omelan.

Berbeda dengan Bela, dia berhijab. Wajah cantik dan keanggunannya itu membuat setiap orang mengira dia adalah perempuan polos, tetapi dibalik semua itu, dia lah partner in crime ku yang paling hebat.

Kini aku sudah berada di depan kelas kesayanganku, XII - A. Kami bertiga duduk di bangku paling belakang, tempat biasanya.

Aku yang memilih untuk duduk dibelakang karena itu bisa mempermudahku untuk mengamati siswa lain. Entahlah, bagiku itu mengasyikkan.

Dark Chocolate [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang