Papa is calling
"Halo pah"".........."
"Yah terus nadya pulangnya gimana?"
".........."
"Eh tidak-tidak pah, aku bisa pulang pakai taksi kok"
".........."
"Tapi apa tidak merepotkan"
".........."
Nadya menghela nafas "baiklah pah". Gadis itu langsung memasukkan ipod miliknya kedalam saku tas miliknya sambil merapihkan kertas kertas yang berserakan dimeja kantornya. Eh lebih tepatnya kantor papahnya, walaupun aku anak tunggalnya papah tapi papah tidak pernah membeda-bedakan aku dengan karyawan kantor lainnya. Setelah usai membenahi ruang kantor miliknya kemudian ia beranjak keluar menuju parkiran kantor, sesampainya disana dilihatnya pria berpakaian santai manatap serius ipod miliknya.
Ya Daniel, papah lah yang menyuruhnya datang untuk mengantarku pulang, dengan alasan papah tidak ingin kenapa-napa kalau aku naik taksi. Padahal saat aku bersama Daniel belum tentu aku sepenuhnya tidak kenapa-napa. Bisa saja saat perjalanan pulang Daniel tiba tiba saja mencekikku karna ingin balas dendam atas apa yang dulu penah ku buat padanya.
Flasback
Ku berlari menuju bangunan belakang sekolah, saat itu aku tengah menangis karena ledekan teman temanku yang sudah mengetahui tentang hubunganku dengan Daniel, kulihat pria berkacamata kudanya dengan penampilan culun abis sedang menatapku heran."Kaa..ka..kamu kenapa aya?" tanya daniel dengan terbata-bata dan masih dengan wajah herannya
"Daniel, aku...aku...hikss hiks hiks, teman temanku meledekku karena mereka tahu kita pacaran, kata mereka aku pacaran dengan orang culun" jelas Nadya
"Terus"
"Aku mau kita putus Daniel agar aku tidak diledeki oleh mereka lagi"
"Jadi?" seketika rasa sesak didada melanda Daniel dan rasanya sakit sekali, melihat Nadya cinta pertamanya dan sekarang ia memutuskan hubungannya dengan Daniel. "Jadi hanya karna aku culun dan kamu" tak tahan dengan air matanya yang sedari tadi sudah dibendungnya, ia langsung berlari menininggalkan Nadya yang masih menangis sendirian. Sebenarnya tak tega melihat Nadya sendirian apalagi saat gadis itu sedang menangis. Karna Daniel ingin menumpahkan segala kesedihannya juga dan ini untuk yang pertama kalinya Daniel menangis karena Cinta.
Flashback end"Hey, ayo"gumanm Nadya
"hmm yaa?"
"Ayolah sudah terlalu malam"
"Aya, bisakah kamu menungguku sebentar, karna aku sedang menunggu seseorang"
"Oh oke iya" tanpa basa basi nadya langsung meng-iyakan. Hmm Aya? Ternyata pria itu masih saja menggunakan nama itu, nama sayang yang Daniel berikan saat mereka berpacaran dulu.
Satu menit
Dua menit
Tiga menit
Lima menit
Sepuluh menit
Dua puluh menit
Tiga puluh menit
Setelah lamanya mereka menunggu, lalu datanglah perempuan cantik dengan rambut sepundaknya yang dibiarkan terurai menghampiri Daniel.
"Selamat malam Daniel" sapa perempuan itu, dan hei kenapa hanya Daniel saja yang ia sapa, sedangkan disini ada aku yang sedari tadi menunggunya juga.
Siapa perempuan cantik itu, mengapa Daniel mau saja menunggu perempuan cantik itu dengan waktu yang cukup lama. Padahal setahu ku Daniel sangat tidak suka dibuat menunggu. Seistimewah itukah perempuan yang ia tunggu itu, oh atau mungkin perempuan itu adalah pacarnya.
Nadya menggeleng-gelengkan kepalanya.
Merasa aneh dengan sikap mantan pacarnya itu yang tiba tiba saja menggeleng-gelengkan kepalanya. Tapi, Daniel enggan untuk menanyakannya dan kembali fokus pada perempuan yang sudah ia tunggunya.
'Ahh tidak mengapa aku jadi terlalu memikirkannya, tidak tidak ralat aku tidak sedang memikirkannya tapi, aku hanya sedikit penasaran'
Lagi-lagi Nadya menggeleng-gelengkan kepalanya. Semakin membuat Daniel penasaran, apa yang sebenarnya membuat Nadya menggeleng-gelengkan kepalanya. Apa Nadya sedang sakit kepala? Tiba-tiba saja muncul dibenak Daniel rasa bersalah karena memubuat Nadya ikut menunggu sehingga membuat waktu istirahatnya terpotong.
Wanita yang sudah membuatnya menunggu itu telah berlalu, dengan akhir Daniel dan perempuan cantik yang tidak ku ketahui namanya itu pun berjabatan tangan.
"Kenapa?" tanya Daniel setelah perempuan itu pergi.
"Kenapa apanya?" nadya balas bertanya.
"Menggeleng-gelengkan kepala terus, apa kamu sedang sakit?"
Jadi sedari tadi Daniel memperhatikanku
"Hey kenapa? Kamu sakit aya?" tanyanya sekali lagi, dan membuyarkan nadya dari lamunanya.
"Eh tidak tidak, hanya masalah pekerjaan kantor yang sedang menumpuk" jawabnya bohong, karna tidak mungkin Nadya jujur tentang hal-hal yang membuatnya penasaran tadi.
"Ohh gitu" jawabnya singkat dengan wajah yang sedang terfokuskan ke arah jalan raya. "Papah kamu pesan selama ia bertugas keluar kamu berangkat dan pualng kantor bersamaku" lanjutnya dengan wajah yang masih terfokuskan ke jalan raya.
'Oh sh*t papah'
Hai ini nih part4nya maaf yaa kalo masih jelek atau pun membosankan maklumin yaa bukan penulis profesional. Hehehe
Oiya makasih juga ya yang udah vote, masih setia menunggu vote dari kalian lohhOke jangan lupa vote yang banyak yaa
Happy reading
See next part
KAMU SEDANG MEMBACA
sweet macaroons
Random[Ini karya pertama yang saya terbitkan melalui wattpad, saya harap kalian bisa memaklumi kalau cerita ini sedikit berantakan atau membosankan. Kalian bisa vote dan memberikan saran pada cerita ini, dan saya akan menerimanya dengan senang hati] Nadya...