Keesokan harinya
Part 4
Menyendiri itu tidak enak. Kepengen ngobrol, ikut canda candaan bersama mereka tapi apa, semuanya percuma karena aku tetep aja ngga di anggep.
Bukan cuman teman perempuan Zira yang tidak suka padanya akan tetapi teman laki-lakinya pun ikut tak suka pada Zira
Teman laki-laki Zira pada naik di papan tulis. Mereka naik ke atas karena untuk hal yang lucu lucu saja. Para teman temannya menulis nama ayah masing-masing temannya, sambil ngeledek nama ayah mereka. Terus satu kelas pun tertawa. Kemudian Zira tak menyangka bahwa teman laki-lakinya itu mengetahui nama ayah Zira. Nama ayah Zira itu adalah Tangkinan. Selanjutnya, teman temannya pada tertawain nama ayah Zira tersebut. Dan Zira pun ikut terkejut karena kok mereka tau nama ayahku dan siapa yang memberi taukan nya? Padahal kan aku tidak pernah menyebutkan nama ayahku? Oh tidak nama ayah ku sudah diejek. Ga masalah kalau aku yang diejek tapi jangan nama ayah aku.
Zira pun merasa semakin sedih. Dan teman temannya smakin ngeledek-in nama ayah Zira, lalu semua teman kelasnya pada melihat ke arah Zira, dan ia pun berkata,
Memangnya kenapa dengan nama ayahku? Apakah ada yang salah sama namanya? Trus kalian kenapa ngeledikin namanya? Aku tidak suka jika kamu ngeledek nama ayahku dan cukup aku saja yang kalian ejek, tidak usah nama ayahku*menurunkan kepala dan bersedih*
Akan tetapi tetap saja teman-temannya mengejeknya dan seraya berkata,
Tangkinan, tangkinan, tangkinan, ahahaha upsss ada anaknya denger tuh, sssttt!!
Akan tetapi Zira si wanita berhati lembut nan baik dan sabar, ia pun hanya bisa terdiam dan berdo'a; Ya Allah, engkau menyaksikan kejadian ini, engkau Maha Melihat, sadarkan temanku agar ia tidak mengejek nama ayahku lagi dan aku yakin disuatu saat nanti mereka akan mendapatkan ganjarannya dan ganjarannya melebihi apa yang mereka lakukan terhadapku, dan biarlah ku serahkan semuanya pada-Mu. Aamin Ya Allah Aamin*sambil mengusap wajah dan dadanya*