Prolog

82 27 12
                                    


Akhirnya,suatu keadaan yang aku nantikan kini terjadi. Terlelap dengan nyaman,melepas semua perasaan lelah yang ada.Perlahan rasa sakit dikepala dan tulang belakangku mulai mereda.

Nyaman.Ini yang aku rasakan,berharap ini akan berlangsung lama,bahkan selamanya.Tapi itu sulit terjadi bahkan bisa disebut hal yang mustahil,hanya sebagian kecil saja otakku yang bekerja secara normal.Dan sisanya aku hanyalah gadis 20 tahun yang menghabiskan sisa hidupnya dirumah sakit,kesepian,menderita,trauma juga depresi yang mendalam.

Bipolar Disorder.Kelainan mental yang menemaniku hampir lima tahun terakhir.Penyakit langka yang membuatku tersisih dari kehidupanku sebelumnya,dan sangat menyiksa diriku.Menjadi sosok normal seperti kebanyakan manusia normal lain,namun sejenak kemudian menjadi depresi dan tidak bisa mengontrol diri sendiri membuatku ingin mengakhiri hidup.

Sungguh mengerikan saat penyakit ini datang,juga sangat menyakitkan ketika orang terdekatku mulai menjauh dengan apa yang aku rasakan.Depakote,lithium dan aneka obat penenang lain yang setia menjadi temanku.Akupun tak tahu harus minta pertanggung jawaban kepada siapa,karena semua telah menjauh dengan keadaanku,dan lagi hanya obat penenanglah yang menjadi solusinya.Semakin banyak hal yang ingin aku lakukan semakin jatuh pula aku dalam keterpurukan.Ditambah dengan sosok yang tiba-tiba datang mengacaukan segalanya dengan senyuman.Dia datang lalu menghilang.Membuatku berharap pada bayangan semu.

Bukannya aku tidak menghargai hidup yang diberkan Tuhan padaku.Aku cukup bahkan sangat tertekan dengan depresi yang aku alami ini hingga aku lebih memilih jalan maut sebagai solusi terakhirku.Entah seudah berapa kalinya aku mencoba untuk mengakhiri hidup,tapi hasilnya nihil.Karena sosoknya aku tidak berani melakukannya.Rasanya sangat tidak menyenangkan ketika kau tidak bisa mengontrol diri sendiri.Aku bahkan tidak bisa membedakan mana dan apa yang aku rasakan.Hingga perlahan orang terdekatku meninggalkanku.

Selalu seperti ini.Kau dan mereka sama saja.Mereka pergi saat aku butuh empati,dan kau meninggalkanku disaat aku mulai menatap kedepan dan berdiri sendiri.Menatap dunia dibalik tulisan dan ketakutan jika aku akan kembali ditinggalkan.

"Andrean.."


#Author Note:

Hei All..Happy New Year ..aku comeback bawa cerita tentang fiksi agak ilmiah ya...maaf jika bahasanya kurang bisa dimengerti. Aku salah satu dari sekian orang penderita bipolar itu.jujur aku merasakan semua hal diatas.Oya,ini bukan real story ceritaku,hanya sebagai pengetahun saja bagi para readers untuk tidak mengacuhkan pendrita bipolar and raise mental health awarness guys,,

:) 

jangan lupa vomment ya ...

salam hangat 

Dandelion



Beautiful FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang