Satu

67 23 5
                                    


   Sinar matahari terpantul dibalik kaca memasuki ruangan gelap dan pengap,perlahan mengusik tidur seorang gadis disebuah ruangan rawat khusus penderita penyakit parah.Bangsal ini hanya disi oleh beberapa kamar rawat khusus untuk penyakit parah.Gadis itu melenguh tertahan,terganggu akan sinar matahari yang masuk melalui jendela kamarnya.Gadis itu menarik kembali selimutnya guna menghalangi sinar matahari.Dengan pakaian khas pasien rumah sakit berwarna baby blue dan topi rajut berwarna ungu juga sebuah boneka lumba-lumba yang hampir lima tahun ini menemani kesendiriannya,ia mencoba kembali untuk terlelap menuju dunia mimpi.Namun hasilnya nihil,semakin ia mencoba memejamkan mata,namun semakin susah untuk memejamkan mata.

   Gadis itu kesal dan marah.Perasaannya begitu menyulitkan dirinnya.Karena kelainan yang dideritanya berefek pada pola tidur yang berantakan.Melebihi penderita insomnia.Bahkan ia sering mengalami gangguan tidur yang buruk,hanya terlelap 1 jam selama seminggu.Dengan hembusan nafas kasar gadis itu mengambil boneka lumba-lumba yang dipeluknya dan menutup wajahnya dengan boneka itu.

"Selamat pagi Dandelion,bagaimana tidurmu?apakah nyenyak?akhirnya aku melihatmu tertidur juga" Ucap seorang lelaki dengan pakaian khas dokternya disertai senyuman.

Gadis yang disebut dandelion itu merasa sejenak jantungnya berhenti berdetak,tatkala mendengar suara dari lelaki dihadapannya.Sosok yang tak ingin ia temui hari ini bahkan untuk selamanya.Dandelion menatap terkejut lelaki berjas dokter dihadapannya.

"Hei,my flower,kenapa kau menatapku seperti itu? Kau tak suka aku berdiri dihadapanmu seperti sekarang?" tanya lelaki itu.

Tetapi Gadis yang dipanggil dandelion itu masih sibuk dengan apa yang dipikirkanya."Kau kembali Andrean ?"

"Tentu saja,bukankah hari ini kau berulang tahun?aku sudah berjanji bukan untuk datang dan merayakan ulang tahunmu,tapi sebelum itu,aku harus tahu keadaanmu lebih dulu,aku tak mau terkena ocehan dokter Daisy karena lalai merawatmu"Ucapnya dengan semangat.

Perlahan Dandelion menatap Andrean dengan lekat.Lelaki itu menghilang setahun yang lalu,membawa sebuah janji dan dengan seenaknya kembali menemuinya.Hanya satu hal yang ditakutkan olehnya,ketika Andrean datang hanya untuk meninggalkannya.

"Happy birthday to you,happy birthday to you,happy birthday,happy birthday happy birthday Dande..." Andrean bernyanyi dengan semangat setelah sebelumnya mengecek keadaan kondisi Dandelion.Tak peduli gadis dihadapannya menatap dengan tatapan aneh dan enggan untuk bernyanyi meski hari ini adalah hari lahirnya.Andrean menutup matanya membuat permohonan meski ini bukan ulang tahun dirinya.

"Kenapa?"Tanya Andrean.Namun Dandelion hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban dan menatap kosong kue tart dihadapannya.

"Ayo tiup lilinnya dan make a wish"ucap Andrean

"kenapa harus aku?"

"Karena ini ulang tahunmu,dan kau bertahan hingga sejauh ini,harusnya kau membuat pengharapan untuk hidupmu tahun depan"ucap Andrean dengan senyuman khasnya.

Gadis itu hanya menggerutu pelan mendengar apa yang diucapkan oleh Andrean.Lelaki itu tidak tahu apa yang dirasakannya selama dirinya sendirian.Marah,kecewa,dan perasaan memberontak yang kuat.Lelaki itu tidak akan pernah tahu.Dan semua itu ia rasakan saat gangguan bipolarnya datang tanpa diundang.Bahkan saat ini,ingin rasanya ia melemparkan vas bunga yang ada dinakas meja disamping ranjang rawatnya ke wajah lelaki sekaligus dokter yang merawatnya itu.

Selama setahun terakhir,lelaki itu hanya datang menemuinya saat perayaan ulang tahun bineka lumba-lumba miliknya dan hari ini,hari ulang tahunnya. Tapi dengan raut wajah tanpa dosanya Andrean kembali datang dengan sebuah kue tart vanilla dengan hiasan cherry dan lilin,juga menyuruhnya membuat pengharapan ditahun berikutnya.Akhirnya Dandelion mengalah,dan menutup kedua matanya beberapa saat untuk membuat pengharapan.

Beautiful FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang