Crystal Allison Emerald

23.3K 374 2
                                    

Crystal Allison Emerald, seorang gadis berusia 18 tahun yang baru saja menyelesaikan SMA nya adalah gadis yang tidak bodoh tetapi juga tidak pintar, hanya saja Ia tidak mendapat hasil yang tidak memuaskan di tahun ini. Padahal Ia sudah belajar bersungguh-sungguh, kenyataannya ini hasil yang Ia dapatkan.

Tetapi Ia harus bisa menerimanya, bagaimanapun yang penting Ia lulus itu sudah cukup.

Tetapi tidak bagi Anna, ibu tiri Crystal. Anna sungguh kecewa dengan hasil yang didapat anak angkatnya itu. Anna menginginkan Crystal mendapat nilai yang terbaik tahun ini. Mengetahui sikap ibunya tersebut, Crystal sangat sedih. Ia tidak berhasil membuat bangga ibunya. Tetapi, hal tersebut justru membuat Anna menjadi mengacuhkan Crystal.

Anna tak mau bicara lagi kepada Crystal. Sudah berbulan-bulan ibunya bersikap seperti itu kepadanya. Crytal merasa Ia seperti sudah tidak ada artinya bagi ibu tirinya tersebut. Ia merindukan masa-masa di saat ibu kandungnya masih hidup, ya ibu kandung Crystal sudah meninggal. Ayahnya pergi meninggalkan Crytal di panti asuhan sampai akhirnya Anna mau mengadopsi Crystal.

Anna merupakan wanita yang terbilang cukup sukses di karirnya, tetapi Ia belum mempunyai suami. Well, setidaknya Ia mempunyai pacar. Dan karena pacarnya pun, Anna lama kelamaan sudah tidak mempedulikan Crystal. Saat itu Crystal benar-benar sangat sedih sehingga harus merubah gaya hidupnya. Crystal tak lagi suka belajar karena Ia menganggap kalau Ia belajar keras, toh hasil yang Ia dapat hanyalah sedikit. Jadi, Ia menganggap kalau belajar itu tidak ada gunanya.

Tak hanya menjadi malas belajar, Crystal juga suka keluar saat malam hari dan pulang pagi hari. Ia seperti anak yang putus asa dengan hidup. Ibu tirinya pun seperti itu, Anna juga sering keluar malam bersama pacarnya, jarang sekali berada dirumah. Crystal mulai lelah dengan semuanya. Ia suka melukai dirinya sendiri, pernah sewaktu-waktu ada keinginan dalam dirinya untuk mengakhiri hidupnya. Namun karena sahabatnya, Ia mengurungkan niat bodohnya itu.

Crystal memutuskan untuk meninggalkan ibunya, Ia berpikir dengan cara itu akan membuatnya senang, dan ternyata memang benar. Anna sudah melupakan Crystal. Crystal sudah meninggalkan rumah selama dua hari, tetapi Anna sama sekali tidak mengkhawatirkannya. Anna sudah mempunyai kebahagiannya sendiri, bersama orang yang Ia kasihi dan sebentar lagi mereka akan menikah lalu mempunyai anak. Anak kandung Anna sendiri, bukan anak tiri seperti Crystal.

Crystal kembali meninggalkan Anna, kali ini Ia takkan kembali. Crystal pergi kemana saja tanpa tujuan. Ia menjadi sebatang kara. Andai saja ibunya masih hidup, pasti Ia tidak menjadi seperti ini. Crystal juga merindukan ayahnya, entah kenapa ayahnya menitipkan Crystal di panti asuhan. Padahal, ayahnya bisa mengurusnya. Entahlah, mungkin ayahnya tak menyayanginya lagi. Semua orang tak menyayanginya, kecuali ibu kandungnya.

Crystal kembali menelusuri jalan, Ia berhenti disebuah taman. Ia hanya duduk sambil melihat anak-anak yang sedang bermain. Ia kembali menangis mengingat apa yang baru saja menimpanya. Ia menangis dalam diam, tetapi semua anak-anak itu melihatnya dengan tatapan seolah-olah Crystal adalah orang gila.

"AKU BUKAN ORANG GILA! PERGI KALIAN!" teriak Crystal dengan kesal, air mata masih membanjiri wajahnya. Namun, tak ada seorangpun yang peduli. Mereka terus-menerus berseru kalau Crystal adalah orang gila.

Crystal tak mau memperpanjang masalah, akhirnya Ia memutuskan untuk pergi dari taman. Ia berlari sekencang-kencangnya dengan air mata yang tiada henti keluar. Kali ini Ia berhenti lagi disuatu tempat. Ia berhenti di depan perusahaan yang sangat besar. Itu adalah impian Crystal sejak kecil, Ia ingin sekali menjadi CEO disebuah perusahaan. Namun sepertinya, harapan itu sudah musnah. Crystal duduk di salah satu kursi yang tersedia jauh di depan perusahaan tersebut. Air mata itu kembali menggenang di matanya. Ia berusaha tidak menangis, namun hasilnya percuma.

"Ini, ambillah."  suara orang asing itu berhasil membuat Crystal mendongakkan kepalanya. Ia adalah seorang pria, dengan sebuah sapu tangan di tangannya. Mau tak mau Crystal mengambil sapu tangan tersebut.

"Terimakasih." ucap Crystal.

Untuk beberapa saat mereka hanya diam, tak ada yang berbicara. Sampai akhirnya, pria itu membuka mulutnya.

"Apa kau kabur dari rumah?" tanya pria itu. Crystal heran, darimana Ia bisa tahu kalau Crystal kabur dari rumah? Namun Crystal tidak mempedulikan pertanyaan orang itu. Crystal kemudian mengangguk.

"Ikutlah denganku." ucap pria itu lagi. Baru saja Crystal ingin membuka mulutnya, pria itu sudah berbicara lagi.

"Semua kebutuhanmu akan terjamin jika kau bersamaku. Kau tidak lagi merasa kesepian. Kau akan bahagia. Jadi, ikutlah bersamaku. Bagaimana?" ucapan pria tersebut membuat Crystal menganga. Setelah berpikir cukup lama, Crystal pun akhirnya meng-iyakan permintaan pria itu.

***

T O Y • luke hemmingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang