PROLOGUE

2.3K 139 6
                                    

JiKook/Memory

by revixalle

.
.

"Jimin-hyung."
Yang dipanggil menoleh dan tersenyum kala yang mendatanginya saat itu adalah orang yang benar-benar dibutuhkan Jimin. Ia melepas ikatan silang tangan di dadanya dan merentangkannya untuk sang pemanggil, Jungkook.

"I miss you, hyung." Jungkook membuang tas gendongnya kesembarang arah lalu berlari menghampiri kakak tersayang.

"Kamu tau, aku lebih merindukanmu." Jimin mengeratkan pelukannya. Dan walaupun lebih tinggi Jungkook ketimbang dirinya, ia masih tetap bisa menghirup rambut hitam Jungkook. Ia mencium pelan leher kiri Jungkook hanya untuk mendapatkan dingin kembali merasukinya. Pasalnya Jungkook langsung membuang muka setelah melepas paksa pelukan Jimin.

"Jungkookku tumbuh dengan baik," goda Jimin sembari mengelus surai hitam Jungkook. Ia tersenyum kala didapati merah merona di pipi Jungkook. "Sini peluk lagi."

Jungkook tidak antusias tapi tidak pula menggerutu, ia pasrah saja ketika dirinya ditarik lagi dalam pelukan hangat sang kakak tersayang. Pelukan yang ia rindukan sementara pikirannya mengingat masa terpuruknya di perguruan tinggi. Rasanya beban benar-benar lenyap setelah dipeluk erat seperti ini. Ia mengangkat tangan, membalas pelukan Jimin-hyung dengan malu-malu. Lalu dirasakannya pelukan semakin mengerat ketika dirinya mengelus punggung kakaknya.

Ya, ia tau kakaknya benar-benar merindukannya.

"Naa, Jungkook, mau minum susu kotak?" goda Jimin setelah melepas pelukannya.

"Yak, Hyung, aku sudah besar!" Sahut Jungkook sebal. Bibirnya mengerucut seperti boneka bebek yang tergeletak di kamar Jimin. Astaga, Hyungnya satu itu benar-benar belum dewasa.

"Memangnya ada pengaruh apa susu kotak ditubuhmu ketika kamu menelannya?" Jimin menyembunyikan senyum, dilihatnya Jungkook mengacak rambut frustasi. "Hahaha, Jungkookku lucu sekali. Sebentar, biar Hyung tuang susu kotaknya di gelas." lanjut Jimin sembari menahan ketawa. "--Aww! Jungkook!"

Kali ini giliran Jungkook yang tergelak melihat Hyungnya mengumpat sembari mengelus belakang kepalanya yang jadi sasaran boneka bebek dari tangan Jungkook.

"Sudah lama ya, Hyung."

"Apanya."

"Terakhir kali kita tertawa seperti ini,"

Jimin bungkam. Membisu dengan pandangan menerawang. Tapi setelahnya ia menghela nafas, mengacak surai hitam Jungkook.

"Sudah. Ini minum dulu." Jungkook menerimanya, tanpa kata ia meneguk sampai habis. Dan hening yang panjang membuatnya berpikir.

Apa Hyungnya benar baik-baik saja?

Kapan terakhir kalinya ya.

Setahun yang lalu? Ah tidak, satu setengah? Mungkin lebih. Yang ia tahu, itu telah lama sekali.

MEMORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang