Di hari Natal 2 tahun yang lalu, aku berterimakasih pada Tuhan karena aku telah jatuh hati padamu
Aku sangat ingat ketika kamu bertanya melalui pesan singkat aku sedang apa, aku menjawab aku sedang bersiap untuk malam Natal di gereja, kamu membalas, "udah cantik dong kamu?"
Hatiku bagai bunga-bunga pada taman yang baru bermekaran
Hatiku bagai matahari yang baru bersinar di pagi hari
Hatiku bagai sungai mengalir yang berada di taman, dikelilingi tumbuh-tumbuhanDi natal berikutnya, aku meminta maaf pada Tuhan karena telah menangis di hari kelahiran-Nya
Aku sedang patah hati
Sepanjang tahun itu aku hanya menangisi dirimu seperti tidak ada satupun orang lain di dunia ini
Aku semakin menangis ketika teringat kalimat "udah cantik dong kamu?"
Bunga telah layu, bahkan mati
Matahari tidak pernah lagi bersinar
Dan sungai telah mengering
Aku berpikir aku tidak akan lagi hidup normal
Aku berpikir aku tidak akan merasakan kegembiraan lagi
Bahkan pernah terlintas di benakku untuk mengakhiri hidupku saat itu jugaNatal tahun ini, aku menyadari pikiranku salah
Tahun ini aku sudah bisa melupakanmu.
Walau aku masih sedikit menangis ketika mengingatmu
Dan, di natal tahun ini, aku telah jatuh hati pada orang lain
Kamu tahu? Dia orang yang sangat baik
Aku menyayanginya dengan tulus
Aku tahu, aku akan jatuh hati padanya disaat pertama kali aku berbicara padanya
Tetapi, aku tidak tahu aku akan jatuh sedalam ini
Aku seperti seorang yang ada di hadapannya sepanjang tahun. Tapi sayang, ia buta
Walau ia tidak melihatku, aku akan terus berada di hadapannya
Jadi ketika mujizat datang, membuat matanya terbuka, aku adalah orang pertama yang ia lihat
Tapi terkadang, mujizat tidak selamanya akan datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary
PoetryReady to find out what I feel? (Psst, this is a secret.) My worthless diary. As worthless as me.