Kupikir kamu memberiku harapan
Tapi, ternyata hanya sandiwaraTidak, jangan bilang aku terlalu membawa perasaan
Bahkan bila kamu tetap berkata seperti itu, salahkan juga semua orang yang setuju bahwa kamu memberiku harapan.Selama ini kamu berada di abu-abu
Memberi harapan tapi tak memberi kepastian
Kucoba bersabar untuk mencari tahu lebih dalam maksudmu
Tak ada yang kudapat.Kucoba menjauhi dirimu, tak kuat berada dalam hal yang tak pasti.
Satu bulan setelah itu, kita bertemu
Kamu bercerita tentangnya
Iya, aku sengaja menggunakan kata "nya" karena aku benci menyebut nama perempuan itu.Kamu bercerita seolah tak ada yang pernah terjadi diantara kita
Katakan aku berlebihan, tapi aku yakin betul ada yang pernah terjadi diantara kita
Yang malu untuk kita akui
Yang tak ingin kita gali lebih dalamBersyukur kepada Tuhan, karena aku terlalu pandai ber-akting
Aku hanya diam, padahal seluruh badanku bergetar
Detik berikutnya setelah aku memilih pulang duluan, aku menangis
Itu alasan mengapa bukan aku sendiri yang mengambil barangku yang tertinggal dalam mobilmu
Aku mengatakan ini sekedar hanya ingin kamu tahu.Sekarang, setelah membuat semua ini, apa lagi rencana selanjutmu?
Mengejekku lalu menceritakan ke semua orang seolah aku mengejarmu mati-matian?
Atau malah memamerkan perempuan itu di hadapanku?
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary
PoetryReady to find out what I feel? (Psst, this is a secret.) My worthless diary. As worthless as me.