1. What?!

3.1K 193 60
                                    


Matahari telah beranjak ke peradaban nya. Langit tampak berwarna jingga keemasan, menghiasi langit sore saat itu. Jarum jam menunjuk ke angka empat, menandakan bahwa kegiatan klub yang ada di sekolah Eton High School telah berakhir.

Didalam sebuah ruangan klub drama, tampak keempat pemuda yang dari tadi ribut sendiri selama aktifitas klub berlangsung. Beruntung, tadi itu hanya pengenalan kepada member baru mengenai penjelasan klub drama yang lebih dalam.

"Baiklah, sekian penjelasan dari ku" William T. Spears mengakhiri kegiatan klub hari itu. Memang sepertinya terdengar membosankan, tapi...

"WOI MICHAELIS KURANG AJAR!! JANGAN TENDANG-TENDANG BOKONG KU!!" Suara Ciel Phantomhive, seorang gadis-eh remaja laki-laki mengglegar ke seluruh penjuru bumi. Tentu saja, semua kegiatan ini akan membosan kan jika saja tidak ada keempat makhluk itu.

"Enak aja! Aku nggak sengaja tau!" Sebastian membalas dengan menggali emas dalam hidungnya, lalu membuangnya ke luar jendela (baca: ngupil).

Sementara kedua pemuda itu berdebat, semua orang yang ada disana kecuali Alois dan Claude yang sibuk sendiri, hanya bisa memperhatikan keduanya dengan wajah yang beragam. Ada yang memasang wajah sok cool, tapi dalam hatinya dia nahan ketawa. Ada juga yang nahan ketawa dengan memasang wajah kayak mau poop, dan ada juga yang ketawa-ketawa sendiri tapi sebenernya dia habis ngentut secara diam-diam. Jadi siapa disini yang tidak beres?

"Ehem!" William yang merasa tidak diperhatikan sebagai ketua pengurus klub ini, akhirnya berdehem untuk mendapatkan perhatian dari semua anggota klub yang sedang berkumpul saat ini. "Untuk festival musim dingin tahun depan, kita akan mempersembahkan sebuah drama" ujar William masih setia dengan wajah teflon-nya. "Untuk pembagian tugasnya, masih dipertimbangkan lagi mengingat kita juga belum mengetahui ide dari drama yang akan ditampilkan" lalu setelah William selesai menjelaskan, salah satu jari telunjuk Alois teracung ke udara.

"Ya, Trancy?" William mengalihkan pandangannya kearah bocah beranbut pirang tersebut.

"Apa aku boleh mengusulkan ceritanya?" Tanya Alois dengan wajah berbinar-binar yang berlebihan. Sejenak, semua mata tertuju kepada bocah berkepala kuning tersebut.

"Hmm... akan ku pertimbangkan. Tapi jika kau ingin menjadi sutradara, tentu saja kau harus menyiapkan cerita untuk dramanya" komentar William.

"Eh? Tapi emang Alois bisa bikin cerita?" Tanya Ciel yang tanpa sengaja, membuat hati Alois terasa tertusuk oleh ribuan buntut(?) lebah.

"Ah Ciel~ kamu kok terlalu jujur sih~ aku jadi malu" Alois memasang pose ala gadis yang sedang digoda oleh pria idamannya.

"Kan emang aku jujur, baik hati dan-" sebelum Ciel melanjutkan kalimatnya, mulut Ciel di sumpel oleh William dengan penghapus papan tulis.

"Cukup!" Seru William tegas. Namun sesaat kemudian, "aku gak kuat ngurus orang sedeng kaya kalian semua" Wiliam geleng-geleng kepala. Rasanya otaknya ini mau pecah, melihat segila apa member klub nya ini.

"Yang sabar atuh, bang... aku turut prihatin" entah sejak kapan, Claude berada disamping William, dan pemuda itu merangkul William."Hwaaaa.... abang Claude... aku dah nggak kuat" dan secara tiba-tiba, William pun jadi ikut-ikutan ooc dengan menangis di bahu bidang Claude.
"Yang sabar yak, aku akan selalu di sisimu..." dan terjadilah adegan drama ditengah-tengah klub. Sontak, semua anggota wanita disana nosebleed seketika. Bagaimana tidak?! Mereka semua mendapatkan fan service sekarang!!

Sementara itu...

Aura kematian begitu kentara dibalik punggung Alois. Pemuda berwajah tak kalah cantiknya dengan Ciel itu pun menatap adegan drama antara William dan Claude dengan tatapan tak suka.

Boys Love ScenarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang