Author pov
"EH--"
Asyraf menoleh bersamaan dengan lawan bicara nya yang kebetulan bersitatap dengan matanya.
"Eh kamu lagi" ada kekehan yang menandakan terjadi awkward moment diantara keduanya.
"Iya ke-3 kalinya kita ketemu. Tapi ke-3 kalinya juga kita belum tahu nama masing-masing" asyraf menatap mata biru laut nya yang sangat menyejukkan.
"Hehe iya.. Nama ak-"
"Ayo kita pulang. Mamah menunggu dirumah. Cepat!" suara cowok itu memotong perbincangan asyraf dengan cewek biru lautnya diikuti pergi nya cewek itu dengan sedikit paksaan oleh cowok itu. Shit, umpat asyraf dalam hati.
Asyraf menatap punggung cewek itu yang semakin menjauh, ia merasakan ada yang aneh didalam hatinya. Sesuatu yang hanya akan terjadi saat ia melihat dia.
***
Asyraf sudah bersiap-siap untuk lari sore sekedar mengelilingi komplek saja, ia butuh menyegarkan badan nya.
Baru saja ia membuka pintu kamarnya, tapi pintu itu sudah dibuka duluan oleh orang diluar.
"VANO TEMENIN ADIK MU YANG CANTIK IMUT MANIS SAMPE DIABETES KE TOKO BUKU YAAA PLEASE, MAU BELI NOVEL YANG BARU KELUAR NIH. YA YAAA?"
"Apaansi vany. Lo tuh ga sopan banget ya jadi adik. Udah manggil engga pake 'kakak', asal masuk kamar orang pake teriak-teriak segala. Bisa mati muda gue kalo hidup gue ga damai, diusik mulu sama lo. Setan kecil!" asyraf melotot kan mata coklat alih-alih supaya vany takut padanya.
"Bodo amat gue gamikirin. Ayo cepet temenin ke toko buku!"
"Sama bunda aja sana,gue mau lari. Bye!" asyraf mulai menuruni anak tangga dengan sedikit berlari sesampai nya di depan pintu ia menghitung dalam hati satuu..dua..tigaa...
"VANO LO AWAS YA GUE ADUIN SAMA AYAH!!!"
Yes gue berhasil menyelamatkan telinga gue untuk masa depan.
***
Asyraf berlari kecil sesekali bersenandung mengikuti irama musik di earphone nya.
Suasana taman komplek nya cukup ramai, kebanyakan sih anak kecil yang sedang berlari-larian karna tidak ingin disuapi ibu nya. Ia jadi teringat masa kecil nya bersama vany, yang malah berlari-larian mengejar bundanya demi mendapatkan sesuap nasi yang ada disendok digenggaman bundanya. Hmm, ia jadi kangen bunda dan vany. Ah tidak tidak,tidak dengan vany. Tidak sama sekali. Dan tidak akan pernah.
"Eh cowok ganteng sendirian aja lari nya, mau ditemenin ga nih"
Asyraf terkekeh melihat Aurel-teman kecilnya.
"Apaan sih rel, udik banget kaya baru liat cogan aja lu"
Aurel mendelik. "Udik udik palelu, cantik bening mulus tanpa cacat kek begini dibilang udik huuuu"
"Gimana mos di sekolah lu rel?"
"Yaaa sama aja kayak mos disekolah yang lainnya lah van, tapi tadi gue seneng banget deh van ada cogan yang minta idline gueee wuhuuuu" asyraf terkekeh melihat teman kecilnya berteriak kegirangan.
"Lo tuh ya dari kecil emang demen banget sama cogan, tapi gue heran gaada yang nyangkut satu pun di hati lu. Rel,rel.." asyraf menggeleng-gelengkan kepala nya, diikuti jitakan yang mendarat di dahi nya.
"Kan gue itu salah satu anggota PPKI, lo ga inget ya?!"
Asyraf tertawa terbahak-bahak, "Iya iyaa inget kok, yang pernah liat cogan sampe terpesona nya kali ya lu, sampe-sampe galiat tiang bendera terus nyungsep ke tempat sampah"
Kini sendal melayang ke arah mukanya, dann....
"Lo tuh bar-bar banget sih rel, gaada anggun-anggun nya sama sekali yaampun pantes lo itu masih jomblo sampe sekarang"
"Ah gue males sama lo! Gausah ungkit-ungkit. Dah ah ga ada benefitnya ngobrol sama lu, malah rasanya gue pengen bakar lu hidup-hidup" Aurel berjalan mengambil sendalnya dan pergi menjauh dari asyraf, yang hanya di respon tawa oleh asyraf.
"Yaudah gue balik ya rel, kalo kangen sama gue teriak nama gue 7x nanti gue datang" namun tidak digubris oleh aurel, ia hanya membentuk tangannya menjadi 'O' dan dilayang kan tinggi-tinggi ke asyraf.
"Dasar aurel bar-bar" gumam asyraf.
Asyraf melangkah kan kaki nya, ia memikirkan kejadian yang belakangan ini terjadi. Soal cewek mata biru lautnya, pertemuan pertama nya dengan dia, sangat tidak terduga asyraf tak menyangka akan bertemu bidadari tanpa sayap disaat pertama kali nya berangkat sekolah menengah atas. sungguh ia sangat penasaran siapa nama nya. Seakan-akan cewek itu menghantui fikirannya. Mungkin ia sudah jatuh hati, tapi ia menyangkal mana bisa jatuh hati hanya dalam 3x pertemuan itu aneh baginya. Apalagi ia sendiri tidak tahu siapa namanya. Asyraf tersenyum saat membayang kan betapa manis nya senyuman dia.
-----------------❤-------------------
Cuapcuap author dulu ya:v hai readers, siders hmm:v
Makasih yang udah mau nyempetin baca cerita abal-abal ini. Ini cerita pertama aku, masih amatiran maklumin ya:v
Sumpah ini mainstream ga si ceritanya?aku jadi males ngelanjutin ceritanya:')HEHE
VOTE COMMENT YA PLEASE:) AUTHOR SANGAT BERTERIMAKASIH MWAH TERHARU KALO ADA YG NGEVOTE ATAU YG NGECOMMENT:')
ah gajelas deh wkwk sekian
#salampelukciumdariabelmwah
KAMU SEDANG MEMBACA
Bidadari ku, kebahagiaan ku..
Teen FictionLove at the first sight apakah kau percaya akan hal itu? Ya,aku percaya akan hal itu karna aku merasakannya sendiri. Ya, hanya merasakannya sendiri. Entah sejak kapan cinta itu tumbuh padahal aku hanya berjumpa dengannya di gang sempit menuju jalan...