Aku mencoba tegar setelah kehilangan mama. Mama pergi begitu cepat. Bahkan kepergian mama tak pernah kubayangkan. Aku sangat ingat dengan semua janji yang diucapkan mama dulu,tepatnya saat ulang tahunku yang ke-15."Mama bakal selalu ada disamping kamu. Tidak peduli bagaimana pun situasinya, mama bakal selalu jagain kamu."
Setidaknya kata-kata itu masih terpikirkan di otakku.
Namun kini itu semua hanyalah kenangan belaka. Saat mama sudah tenang disana, aku pun tak ingin mengusik ketenangannya. Aku akan selalu merindukannya.*****
Kini aku dan papa sudah menetap di kota. Tempat tinggal yang baru, sekolah baru, teman baru, kebiasaan yang baru dan tentunya hidupku disini berubah. Hanya karena proyek yang harus dikerjakan oleh papa, kami harus pindah ke kota, meninggalkan rumah kami yang jauh disana. Menyimpan berjuta kenangan bersama mama dan itu pun tak akan pernah terlupakan sampai aku mati. Papa mencoba meyakinkanku untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan baruku. Dan aku mencoba untuk mengerti.
Semenjak pindah sekolah, aku selalu diantar jemput oleh papa. Tak seperti dulu dimana aku pergi ke sekolah dengan kendaraan umum. Papa khawatir dengan keselamatanku saat aku pergi sekolah sendirian di kota yang besar ini. Apalagi aku orang pindahan tentunya aku masih begitu asing dengan tempat baruku ini.
Sudah satu minggu berlalu, aku mulai bisa beradaptasi dengan lingkungan sekolahku. Bahkan aku sudah punya sahabat yang sangat baik padaku. Hampir semua teman di kelasku mau menerimaku dengan baik. Walau begitu, tetap saja tidak mudah untuk bisa menguasai situasi disana. Masih ada beberapa teman yang agak "sinis" padaku. Tapi tak apalah, aku mengerti bahwa semua orang perlu waktu untuk menerima sesuatu yang baru.
Hampir disaat jam istirahat,aku menyempatkan diri untuk berkunjung ke perpustakaan sekolah. Tempatnya begitu menarik, sangat luas dan penuh dengan buku-buku yang sangat indah.
Hari itu, aku tak sengaja bertabrakan dengan seseorang saat aku sedang asyik membaca buku novelku.
"PRAKK!!!" buku yang dibawa oleh orang itu jatuh berantakan saat aku menabraknya. Entah siapa yang salah. Aku yang terlalu asyik dengan novelku atau dia sedang terburu-buru.
"Maafin aku. Aku gak sengaja" kataku. Aku segera membantunya mengambil buku-buku yang jatuh tadi.
"Gak papa kok" jawabnya sambil tersenyum. Aku melihat saat itu dia tersenyum padaku.
"Ah bukunya acak lagi" serunya saat melihat tumpukan buku yang dibawanya tak seperti semula.
"Aku bantuin nata ulang ya. Maaf" kataku lirih. Aku segera menuju meja terdekat untuk merapikan kembali buku yang ia bawa tadi.
"Kamu anak baru ya?" dia bertanya padaku saat aku sedang konsentrasi menata ulang tumpukan buku tadi.
"Iya. Aku murid pindahan" jawabku singat. Tak sedikit pun aku melihat kearahnya.
Setelah beberapa lama kemudian, akhirnya tugasku selesai juga. Kini tumpuka buku tadi sudah tertata dengan rapi.
"Udah selesai nih. Sekali lagi maaf ya" kataku lagi. Bahkan rasa bersalah itu masih ada walaupun aku sudah memperbaiki kesalahanku.
"Udahlah. Gausah minta maaf kayak gitu juga. Aku juga minta maaf, tadi buru-buru jadinya gak liat kamu. Oh ya, kenalin aku Steven. Nama kamu siapa?" dia bertanya sambil menjulurkan tangannya padaku.
"Aku Lunar." Aku menjawab dengan singkat, membalas jabatan tangannya juga.
***
Dari perkenalan itulah, semuanya terasa lebih indah. Bahkan aku dan Steven sangatlah akrab. Kami selalu bertemu di perpustakaan, bercanda ria bahkan Steven juga pernah mengajakku jalan-jalan.Dan pada akhirnya, suatu hari Steven menyatakan perasaannya padaku tepat sehari setelah dia berulang tahun yg ke-17. Dia meminta agar aku mau menjadi pacarnya. Bagaimana aku bisa menolaknya jika sesungguhnya aku juga sangat mencintainya. Aku rasa dia adalah orang yang baik untukku. Aku menerima permintaannya dengan setulus hatiku. Saat itu juga kami pun resmi berpacaran.
Hari-hari aku lewati seperti biasanya. Bahkan hubunganku dengan Steven juga sangat baik. Kami biasa menjalin komunikasi
dengan baik agar tidak adanya kesenjangan dalam hubungan kami.This is the first time i wrote my story in wattpad.
Hope you like it.
Help me to vote it right.
*Maaf kalau ceritanya gak nyambung. Ini author baru. Anak kemarin sore *weleh*.
Manusia tidak pernah luput dari kesalahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUNAR
Teen Fiction"Ketika perasaan harus terbagi" PROLOG Aku mengorbankan semuanya. Aku berikan semuanya demi kebahagian saudara tiriku. Papaku,sahabatku bahkan pacarku sendiri. Dia merebutnya dariku! Tapi aku hanya bisa diam menerima kenyataan. Rasa sayangku terlalu...