Tak terlintas di benakku

210 9 4
                                    

Hari demi hari berlalalu. Dan disinilah aku sekarang,di (penjara suci) sebutan para santriwan maupun santriwati.

Tak terbesit di benakku tlah menamba ilmu di pondok tercintaku dan mengabdikan diri ini selama kurang dari tiga tahun, belum cukup lama memang! Ketimbang ukhty senior yang lainnya 6 sampai 8 tahun, bahkan ada yang sampai belasan tahun, kalau puluhan tahun masih belum, mungkin saja aku.
Seperti sekarang ini. Ku perhatikan ustad atau lebih jelasnya gus, anak dari romo kyai pondokku, yg sedang menjelaskan kitab fiqih karangan imam al-gozali.

Tapi takhayal kita juga manusia, terkadang kitapun bercanda,meluapkan kepenatan dengan berbincang. Dari topik sekolah, pondok maupun pribadi, dan seperti saat ini, topik yang takada habisnya, G U S

(Al-insanu makhal'lull khoto' wa niss'yan). Manusia tempatnya salah dan lupa,. Kalau tidak salah begitu.

"Ma__mama" panggilku., itu adalah panggilan kesanyangan dari angkatanku untuk ketua angkatan kita
"kenapa yah?"
"antum nyium bau parfum tidak tadi,? "-tanyaku
Ku lihat ia tampak keheranan dengan apa yang aku katakan
"maksud aku parfum ustad,ma! jika beliau jalan ke arah sini,baru kecium deh parfumnya" -"penasaran, kan! Habis ini nih"
____________

yang dinantipun datang. beliau berjalan kearah kelompokku, dengan serempak bagai detektif conan, kita mempertajam indra penciuman. setelah beberapa langkah beliau berlalu,. Teman sekelompokku dengan serempaknya menatap padaku.
dengan jengah kutatap balik mereka
"Ada, innallaha ma'a ashobiriin ingatkan! habis ini agak jauhan dikit"
Pucuk di cinta yang ditunggupun tiba.
"Subhanallah, suami idaman nih"-jawab ica "suami,suami Cari ilmu yang bener baru mikir nikah"-jelasku
"kayak gak mau aja kamu, yah!"-balas ica

tak bosan bosannya kita untuk menciumi bau beliau hingga beberapa kali lamanya,walau sejujurnya tak diperbolehkan. Jikalau beliau adalah mahromku,mungkin tak begini juga. batinku
Selang beberapa menit. Kantukku datang,setelah puasnya mencium bau beliau, lebih tepatnya parfum beliau.

Enaknyaa aku tiduran. Samar samar aku mendengar suara tersebut. Hingga aku membuka mata berjuang untuk melawan kantukku.

Haaaah!!! Akupun kaget, sehingga secara taklangsung melotot, beliaupun hanya membalas ekspresiku dengan tersenyum,. Kenapa beliau yang ada disampingku, aku pasti bahagia jikalau ia berada disampingku, tapi bukan dengan keadaan ini juga,kannnnn.
Ku pasang wajah kesal, beliaupun masih menjelaskan pelajarannya,. 'ahhh malu, mau ditaruh mana ini muka?"
Setelah menjelaskan, iapun melihatku dengan tersenyum.
"Bagaimana tidurnya?nyenyak"tanyanya

Aku hiraukan pertanyaannya, kubalas hanya dengan senyuman. mau dibalas apalagi, ketangkap basah tiduran, mana ada muka muka cantik, haduhhh 'kesal ku'
'ahhh,malu' lagi-lagi batinku berteriak
'Imageku dikeluarga romo, gimana mau ambil hatinya. udah kepergok. gini amat dah'

Setelah beliau berjalan pergi, kembali ke tempat duduknya semula. Tak pikir panjang, langsung saja kupelototi teman-teman  kelompokku. Jengkel rasanya, kenapa tak sempat aku membangunkanku.

"Kenapa tak membangunkanku sih?"tanyaku "Sudah kok,kamunya aja gak bisa di bangunin" jawab ica terkekeh.
"kamu juga ilmi kenapa gak bangunin aku, hingga aku terbangun,hmm"
"udah, aku kode-kodein biasanya juga antum bangun" jawabnya tergeleng-geleng
"nyenyak amat antum,ni"sela mama
kuhiraukan jawaban mereka
"ma. . .alu aku" jawabku dengan frustasi
"sudahlah, tidak apa! mending malu sama beliau,gak malu sama yang diatas"-bijak mama
"tetep, aja malu"melasku "beda cerita lagi kalau malu dengan yang diatas" huuu
"udah-ah melow-melownya habis ini pulang, liat! Ustad liatin kamu, ya!" "hmm"
Tuh, kan! jadinya berlipat malu
Pakek acara ngeliatin segala, plus senyum,. 'umi,aba adek malu' batinku berteriak

"Kobbla an tukfillu hadaa darsah hayya bina nahtam biqiroatul hamdalah"-beliaupun tutup pelajaran ini

"Alhamdulillahirobbil aalamiin"
Jawab kita serempak.

***

"ngomongin apa nih,?"-tanyaku
"ini loh, yah" tunjuk asfa ke lisa
"kenapa, lisa?" "biasa, sapa lagi!"-saut ica -"lagi salting dianya, direspon sama idolanya sih, jadi yah gitu . . . overdosih"
"ada-ada kamu ca, ceritanya gimana?"

Pada waktu lisa piket dalem romo kyai, ianya berpapasan didepan pintu dengan beliau, jadi dengan adap yang baik beliaupun mengucapkan salam. bertepatan dengan si lisanya sendirian di tempat itu. Jadinya dianya salting, beranggapan bahwa beliau meresponnya, jelas ica

'ternyata gus fatih,sampek segitunya?ngefans kok bisa'

Satu minggupun berlalu, dan entah hilang kemana beliau setelah kejadian tersebut.
Hingga terdapat desas desus bahwa beliau telah menamba ilmu yg belum tercukupi, di kota malang, entah... Di daerah mana??

Setelah aku mengetahui desas desusnya, Entah akupun merasakan sesosok yang hilang yg lama mewarnai pondok ini.
'kenapa lagi kamu ini niyah, aneh'

kenalpun tidak, apa lagi dekat. -raniyyah

_ _ _ _ _ _ _

Kuhirup dalam-dalam kesegaran udara pegunungan ini, memandang bentangan alam nan indah bak pemadani tenun.

'fabiayyialaa irobbikuma tukadziban', nikmat tuhan manakah yang engkau dustakan. Potongan kalimat dari surat ar-rahman ter-ngiang-ngiang dalam pikiran,.
'hambamu ini yang hanya tau untuk meminta, dan tak banyak bersyukur atas keadaan lebih, sangatlah kecil diriku, hamba yang ingin memantaskan diri agar pantas dihadapanmu, ya kholiq'

burung berkicauan dengan riang, seolah menyambut kedatangan kami semua, 'indahnya' berbinar melihatnya.
acarapun akan dimulai setelah satu setengah jam istirahat dan mendirikan tenda.

aku, dan lainnya terbagi dikelompok terakhir bersama sahabatku asfa dan mendapatkan shif jam 8 malam, langit malam inipun tak bersahabat, mungkin akan datang hujan setelah ini.

Ustad haris, atau lebih tepatnya teman seperjuangan karena ia mengabdikan diri. Memberi saran agar kelompok ini tak usah mengikuti penjelajahan, terlihat raut wajah kekhawatiran.
Tak memupuskan semangat kita akan keadaan alam yang tak bersahabat.

Penjelajahanpun berjalan dengan lancar, tinggal dua pos lagi kita lalui.
"sejauh ini tak ada tanda-tanda pos 4, apa kita salah jalan!" -terang asfa yang terbagi menjadi ketua kelompok ini, yang tegas tapi humoris.
"kalaupun kita tersesat, tapi kita mengikuti keterangan yang ada asfa,"
"benar juga niya," -"atau mungkin . . . ada yang mengganti keterangan arahnya" -jawab isa.

Gerimispun berganti menjadi hujan, penerangannya pun hanya dengan senter besar yang dibawa asfa dan yang kecil aku bawa yang terletak baris paling belakang, posisi wakil.

Achh. h. h. h. h. h. . . . .

Samar aku dengar seorang memangilku, tapi gelap aku lihat,.


________________

sekejam apa, dunia ini?
-Raniyah

________________


Salam ukhuwah fillah,.🙏

Ofialndien.
19/06/16

Hold My Hand(kimini Todoke)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang