[new] Chapter 4

9.7K 851 27
                                    

Konser Ali baru saja selesai beberapa menit lalu, meriah dan sangat menyenangkan bagi orang-orang yang datang melihat idolanya langsung. Sedikit demi sedikit orang keluar dengan senyum mengembang, bahkan ada yang terpekik senang. Berbeda dengan Prilly yang masih duduk menghadap panggung yang sedikit sepi, hanya ada beberapa crew yang membersihkan sisa-sisa kertas bekas acara konser tadi.

Prilly merogoh sesuatu dalam tasnya. Sebuah kertas yang digulung rapih sejak tadi menyita perhatiannya dari penampilan Ali dipanggung, lebih tepatnya saat salah seorang crew konser Ali datang menghampirinya 30 menit lalu sebelum konser usai. Gadis itu kembali membuka kertas gulungan yang sedari tadi hanya ia tatap saja.

'Selesai konser ke mobil aku, ada yang mau aku bicarain. Thanks.'

"Pril, keluar yuk, konser udah selesai nih," Prilly tak menggubris orang disampingnya, pikiran gadis itu sibuk menerawang apa yang ingin dibicarakan Ali nanti.

"Pril," panggilan tersebut belum seutuhnya terdengar oleh Prilly.

Dengan tepukkan kuat barulah Prilly sadar jika sedari tadi orang disampingnya berbicara padanya. Prilly tersenyum malu merutuki dirinya yang terlalu larut dalam pikiran.

"Ya, kamu duluan aja, aku mau cari kak Viva dulu" orang disampingnya mengangguk kemudian pergi meninggalkan Prilly yang masih terduduk dikursi vvip konser Ali.

Setelah Prilly bangkit dari duduknya gadis itu melihat sosok Viva yang dicarinya, dengan cepat Prilly menghampiri Viva.

"Kak, aku dapat ini dari crew abang" Prilly memberikan sebuah gulungan kertas pada Viva.

Viva tersenyum simpul setelah membacanya, "Ayo kakak antar, nanti ikuti kata hati kamu ya. Terima aja kalau kamu sanggup dan nggak ngebebani, oke?"

Prilly menautkan alisnya bingung dengan apa yang dibicarakan Viva. Terdengar ambigu, tapi gadis itu hanya mengangguk tanpa memberi respon lainnya.

"Yang itu mobil Ali, kamu ketuk kaca pintu pengemudi ya," ujar Viva sembari menunjuk sebuah mobil hitam mengkilap keluaran terbaru.

"Iya kak, aku kesana dulu, bilang sama bunda ya aku izin sebentar kalau kakak ketemu bunda nanti," Viva mengangguk disertai senyum simpulnya.

"Kakak kesana lagi ya, masih ada yang harus kakak selesain"

"Ya kak," setelahnya Viva pergi kembali ke aula panggung, sedangkan Prilly dengan langkah ragunya mulai mendekati mobil Ali yang terlihat sedang menyala.

Prilly mengetuk pelan kaca pintu pengemudi seperti yang disarankan Viva tadi. Sedetik kemudian kaca mobil pun terbuka menampilkan sosok laki-laki tampan yang Prilly kenal sedang mengenakan kacamata hitam bertengger dihidung mancungnya.

"Bang Ali," panggil Prilly pelan.

"Iya, ayo masuk," Prilly mengangguk, cepat-cepat ia duduk dikursi belakang, tepat dibelakang Ali yang duduk dikursi pengemudi.

"Kenapa duduk dibelakang? Didepan aja, temani aku nyetir" Prilly menelan ludahnya.

"I-iya.." Prilly hanya bisa menurut dan berkata iya saja, entah mengapa kali ini ia sangat gugup berhadapan dengan Ali saat ini.

"Kita jalan-jalan, gimana?" Prilly melebarkan matanya sesaat ajakan Ali terdengar untuknya.

Idolanya mengajak ia jalan-jalan. Tentu saja Prilly mau, tapi dia tetaplah gadis yang memiliki rasa malu dan segan.

FANS TERSAYANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang