Delusional Disorder part 2

314 22 14
                                    

Disclaimer: Masashi Kishimoto

Rated: T/T+ (maybe)

Uchiha Obito x Tenten

Warn: Bad fanfic, nista, etc

Don't like don't read

RVC?

.
.

"Jadi, kau kah dokter Mamoru yang baru itu?"

"Sejauh ini begitulah kelihatannya, Obito-sama." Jawab Tenten mengetipkan kedua matanya cepat.

"Kau bisa memanggilku Obito saja. Tidak perlu dengan embel-embel 'sama'." Katanya sedikit serius.

"Maaf, tapi aku sudah terbiasa memanggil Obito-sama seperti itu setiap aku berbicara dengan Mamoru. Jadi kurasa akan sulit kulakukan."

"Baiklah, terserah padamu."

Detik berikutnya Obito membuka tutupan atas kotak bento yang berada di atas bagasi bagian belakang mobilnya.

"Ngomong-ngomong, apa aku boleh tau kenapa Obito-sama mengajakku kemari?" Tanya Tenten.

"Awalnya aku hanya ingin bertanya tentang Mamoru. Bagaimana perkembangan anak itu dan kira-kira berapa lama lagi agar Mamoru mau melihatku. Tapi berhubung kau memberiku sekotak nasi untuk makan siang, kupikir akan lebih nyaman jika menyantapnya di luar rumah sakit." Terangnya sembari melahap telur gulung dari dalam kotak bekal tersebut.

Obito berdiri sembari menyandarkan punggungnya di mobil. Siku kanannya ia gunakan sebagai sanggahan. Sesekali sanggahan itu lepas ketika ia menyuapkan makanan kedalam mulutnya. Sementara Tenten, gadis itu sejak awal hanya duduk santai di atas bagasi mobil sedan hitam yang terparkir membelakangi hamparan pantai. Ia sesekali mengayunkan kakinya mengusir rasa canggung ketika bersama orang yang baru ia temui. Tenten bahkan sempat berpikir yang macam-macam tentang hal ini. Ia memberikan bento buatannya pada Obito, dan pria itu mengajaknya keluar, tepatnya bersinggah di daerah pantai sembari memakan masakan buatannya. Tidak ada orang lain kecuali dirinya dan Obito. Jika orang lain tidak mengetahui hubungan antara dirinya dan Obito, mungkin mereka mengira Tenten dan Obito adalah sepasang kekasih yang tengah kencan.

"Apa Obito-sama memiliki trauma tersendiri dengan rumah sakit?" Gadis itu bertanya sembari mencoba menerka.

"Sebenarnya tidak. Aku hanya sedikit muak dengan aroma khas rumah sakit. Saat kecelakaan, aku dirawat selama satu bulan penuh tanpa bisa keluar."

"Jadi begitu."

"Apakah itu wajar?" Tanya Obito singkat sembari menoleh cepat.

"Apa yang Obito-sama rasakan ketika berada dirumah sakit?"

"Aku tidak tau. Hanya saja aku selalu berubah muram ketika melihat para pasien tergolek lemah tak sadarkan diri dan seolah tak memiliki semangat hidup. Aku hanya terpaksa masuk kesana untuk Mamoru. Selain untuknya, aku tidak akan pernah mau masuk ketempat itu." Jelasnya lalu meletakkan sumpit di atas kotak bekalnya.

Gadis itu manggut-manggut dengan ekspresi membenarkan perkataan Obito. "Sepertinya itu wajar. Apalagi jika ada sesuatu yang buruk mengenai aroma yang Obito-sama tidak sukai tersebut. Kami biasa menyebutnya Nosocomephobia. Ketakutan yang berlebihan terhadap rumah sakit. Rasa cemas yang di alami penderita seolah rumah sakit tersebut adalah tempat yang akan memerangkap mereka dan tidak akan pernah bisa keluar. Tapi untuk tingkatan Obito-sama, sepertinya bukanlah Nosocomephobia akut. Anda ada di tingkatan wajar karena masih mau masuk ketempat itu meskipun terpaksa."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 09, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Delusional DisorderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang