Fajri's POV
Tok tok
Suara meja yang di ketok bunda menjuru kesemua ruangan
Sejak kemarin hingga seterusnya ibunya Nami bersikukuh agar aku memanggilnya bunda sama seperti Nami. Begitu juga dengan ayahnya. Orang tuaku juga menyuruh Mona memangilnya Mama-Papa, Biar terbiasa katanya.
Aku duduk diantara sepupuku yaitu Dika dan Fauzi. Disisi lain Sepupuku yang lainnya Putri dan Ervan Duduk bersebelahan.
Disini Keluarga besarku kumpul semua, ada yang dari Jawa, Bandung dan Jakarta pokoknya jauh-jauh deh tempatnya. Tapi ada sebagian yang tidak ku kenal mungkin itu keluarganya Mona.
Kembali lagi ke topik awal, Bunda mengajak Ayah, Mama dan Papa untuk berdiri di depan.
" Kita punya kabar gembira." Bunda melihat sekeliling sambil tersenyum, Apalagi saat melihat Aku dan Nami senyumannya semakin sumringah. " kita semua berkumpul disini karena ada kabar gembira yang ingin saya sampaikan, Dan yang terpenting adalah..."
Aku menatap Nami. Pandangannya kosong, Terkesan dingin. Ya tuhan apakah sebgitu stressnya Nami karena dia tidak menginginkan perjodohan ini. Aku janji akan memmbuatmu senyaman mungkin dalam pernikahan yang akan kita jalani, Kataku dalam hati. Walaupun itu terkesan sulit akan aku lakukan walaupun menghabiskan sisa umurku.
" Kami akan menikahkan anak kami Fajri varenzha dan Nami Almira..."
Suasana yang tadinya begitu hening, berubah menjadi ramai dengan ucapan selamat dari sanak saudara. Bahkan tanteku dan tante Nami sambil joget-joget saking senangnya.
Alhamdulillah, aku bersyukur banget. Tekadku sekarang membuat Nami bahagia bersama-sama denganku. Tapi yang membuatku sedih setelah pengumuman itu. Aku melihat tatapan Nami Kosong. Sebegitu tidak inginnnya kah Nami akan perjodohan ini.
" Lo kenapa?" kataku kepada Nami.
" Gak papa Jri gue Cuma sedikit gak enak badan"
Lalu aku menoleh melihat Mama dan Bunda yang sedang tersenyum bahagia karena perjodohan ini terlaksana.
"Mama,Bunda, Aku bawa Nami kedalam dulu ya. Dia pusing katanya".
Nami's POV
Aku merasa gak enak badan hari ini, Mungkin karena terlalu memikirkan perjodohan ini. Aku melihat Fajri begitu perhatian saat aku bilang tadi gak enak badan. Jujur Fajri bukan tipe aku banget, dan aku gak tau apakah akan mbisa menjalani pernikahan dengannya. Entahlah.
" Lo gak yakin ya sama pernikahan ini?" Aku mendengar suara Fajri ditelingaku.
" Entahlah gue juga gak tau, gue mau ngejalanin pernikahan ini karena gue pengen ngebahagiain Bunda itu aja nggk lebih."
" Lo berat ngejalninnya apa karena di hati lo sudah ada cowok lain."
" Iya Jri."
Fajri tidak menjawab, dia hanya diam. Yang kulihat dari matanya seperti tatapan orang terluka. Apakah aku salah ngomong. Kata teman-teman sih Fajri sudah menyukai aku dari SD dulu, tapi apa iya. Soalnya dari dulu Dia biasa aja sama aku.
" Yaudah deh Nam, Lo istirahat aja biar badannya agak enakan. Kalo gitu gue keluar dulu ya."
Gue hanya mengangguk, tapi kenapanya saat melihat tatapan terluka Fajri tadi ada sesuatu di dalam diri aku yang rasaya sakit. Emm mungkin hanya perasaan kasihan.
Author's POV
Fajri keluar dari kamar Nami dengan tatapan terluka, karena pada kenyataannya dihati Mona sudah ada cowok lain.
Bilal sahabat Fajri yang sedari tadi nunggu diluar kamar Mona, melihat wajah sahabatnya yang sepertinya sedang terluka langsung bertanya.
" Lo kenapa Jri lecek banget tu muka, udah jelek jangan dibikin jelek... hhaahaa." Kata Bilal.
" Sialan lo, ternyata dihati Nami sudah ada cowok lain bro. Dan ini bikin tambah sulit buat gue untuk membuat Nami jatuh Cinta."
" Tenang aja bro, seiring berjalannya pasti Nami tau siapa cowok yang begitu tulus menyayangiya. Bikin dia nyaman aja disamping lo pasti perasaan Cinta itu akan tumbuh dengan sendirinya."
" insyaALLAH Amin, Thanks bro sarannya."
Gimana penasaran? Tunggu kelanjutannya ya !!!!!!
Mohon dukungannya ya!!! Makasih :D
YOU ARE READING
Kamulah Takdirku
RomanceAku yang mengagumimu dalam diam utuh tak tersentuh, menyukaimu dalam diam,menyayangimu dalam diam dan yang mencintaimu dalam diam. Selau mendoakanmu sehabis sholat dan menjagamu dari kejauhan, Cuma itu yang bisa aku lakukan karna aku tersadar memili...