The Story Began

216 23 3
                                    

Tik Tok Tik Tok

Seperti itulah suara yang kudengar sedari tadi aku duduk di sofa yang empuk ini. Jarum detik terus berbunyi, tak tahu harus berapa lama lagi aku menunggu sekolah ini ramai oleh para murid baru.

Sudah hampir satu jam aku berada di SMA Negeri Tunas Jaya Jakarta Barat, statusku disini hanya sebagai siswi baru yang lolos seleksi tahap umum kemarin.

Hari ini sekolah akan mengadakan Pra-MOPDB, sebelumnya aku tidak pernah mengalami ini di SMP. Mungkin ini dilakukan agar kami (murid baru) saling mengenal satu sama lain.

Jujur, aku tidak kenal satu orangpun di ruangan bahkan bangunan ini kecuali wanita paruh baya disampingku ini, mama. Bukan hanya aku yang ditemani oleh orangtua namun siswa dan siswi lainpun sama, seperti anak yang satu ini yang sedang berjalan kearahku berdampingan dengan mamanya.

Tak lama kuperhatikan, ternyata kedua wanita ini mendekat kearah sofa yang aku dan mamaku duduki.

"Anaknya kelas 10 apa bu?" Seorang wanita paruh baya yang umurnya tidak jauh dengan mamaku membuka suara.

"10 mia 1 bu, kalau anak ibu?" Terdengar suara mamaku membalas pertanyaan ibu tadi.

"Wah sama dong, ka nih kenalan temen baru kamu." Perintahnya kepada perempuan yang berada tepat disampingnya.

Saat aku mulai mengangkat kepalaku, kulihat sepatu converse hitam bertali putih membalut kalinya yang panjang yang ditutupi oleh rok biru ciri khas anak SMP, kemeja berlengan pendek yang dikenakan pas membentuk tubuhnya, mungkin kekecilan karena sudah 3 tahun dikenakan saat SMP.

Rambut ikal yang terurai panjang sampai pinggang, wajahnya yang cantik dihiasi kacamata yang membuatnya semakin manis dan enak dipandang.

Tak perlu lama lama aku memperhatikannya, pikiranku sudah menunjukkan bahwa calon teman sekelasku ini bersifat baik.

Aku mengulurkan tanganku dan tak lama dia membalas jabatan tanganku seraya menyebutkan namanya,

"Fransisca Putry, panggil aja siska, ika, ka, atau apalah terserah kamu hehe." Ucapnya dengan ramah dan tak lupa menginggalkan senyum yang masih tertera di wajahnya.

Mungkin benar dugaanku bahwa dia anak baik baik, buktinya saja dia masih menggunakan 'aku-kamu' dalam berbicara.

Tersadar akan lamunanku ini akhirnya aku  mulai memperkenalkan diri kepada perempuan cantik didepanku ini.

"Veronica Anggraeni, panggil aja Ica." Ucapku sambil tersenyum yang tak kalah manisnya dengan dia.

Kedua orangtua kami asik berbincang entah mengenai apa. Suasana hening yang tak kusukai tercipta antara aku dan Siska. Ingin rasanya membuka suara terlebih dahulu, tapi aku bukan orang yang segampang itu untuk beradaptasi dengan 'teman' baru.

Seperti bisa membaca pikiranku, Siska akhirnya memecah keheningan yang ada selama beberapa menit ini.

"Ca, nanti bareng ya duduknya. Aku gak kenal siapa siapa." Ucapnya.

Aduh kenapa pake 'aku kamu' sih, jujur aku gak biasa ngomong sama orang yang seumuran pake 'aku kamu'. Kalo aku bales 'gue elo' sopan gak yah? Gapapa deh coba aja.

"Hmm.. iya gue juga gak kenal siapa siapa kok." Balasku sambil tersenyum.

Belum sempat melanjutkan perbincangan yang baru saja dimulai, ternyata bel untuk berbaris di lapangan sudah berbunyi.

Aduhh, bagaimana aku harus bersikap nanti? Aku tidak kenal siapa siapa selain Siska disini.

Mudah mudahan kita bisa berteman baik ya ka.

***

Hello, I'm back with my third story.
Buat kalian yang merasa punya kejadian yang mirip di cerita ini, mungkin kalian adalah temen temen gue yang gue selipin sedikit di kisah ini.

Sedikit curhat, cerita ini requestan dari sahabat gue yang sekarang udah pisah sekolah.

Misi gue buat nulis cerita ini gak banyak, cuma pengen ngeluarin semua yang ada di pikiran gue dan gue berharap readers dan votersnya banyak dan satu angan gue yang mungkin masih ketinggian untuk dicapai yaitu gue pengen banget cerita ini diterbitkan jadi novel *Hahaha mimpi kali*

Tapi bikin kalian bisa masuk kedalam kisah ini aja gue udah seneng banget kok.

Love u all, ;*

MelodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang