School

87 5 1
                                    

                  


"Ka," Panggilku kepada Siska, dan dia langsung meresponnya.

"Iya ca?"

"Gue pengen deh punya band lagi."

"Lagi? Berarti lo pernah nge band?" Tanyanya penasaran.

"Iya, waktu SMP gue sempet punya band." Ulasku sedikit mengenang masa-masa manggung di SMP.

"Gue juga pengen ca," Dia pengen? Emang dia bisa main alat music apa? Atau jangan jangan suara dia melebihi suaraku. Wah saingan.

"Disini gak ada ekskul band apa?" Tanyaku kepadanya.

"Wah kurang tau tuh, tapi setau gue di lantai 4 ada studio music." Jelasnya.

Demi apa studio music? Kerem banget, wow.

Gimana ya caranya aku bisa ngembangin bakatku lagi di dalam bidang music ini?

"Bikin band yuk, lo bisa main apa?" Tanyaku to the point yang daritadi sangat ingin kuketahui.

"Ayuk, gue bisa main gitar sih dikit." Jawabnya. Wow again, cewe, main gitar. Keren juga.

"Dulu gue juga bisa sedikit, sekarang udah lupa hahaha." Responku menutupi kekaguman diriku atas dirinya.

"Lah bisa lupa gitu hahaha, lo sendiri dulu jadi apa?" Tanyanya berbalik kepadaku.

Tak terasa kami berdua sudah lumayan akrab, tetapi kami belum sama sekali dekat dengan teman yang lainnya. Sekali lagi aku bilang bahwa aku adalah seseorang yang sulit beradaptasi.

Seketika sadar aku belum menjawab pertanyaan dari Siska, akupun langsung menjawabnya sebelum ia tersadar bahwa aku sedang melamun.

"Gue dulu jadi vocalist." Ucapku sebisa mungkin menghilangkan wajah sombongku.

"Wow, jujur gue gabisa nyanyi. Pengen banget gue bisa nyanyi." Ujarnya dengan wajah yang mungkin benar benar sangat memohon, entah memohon kepadaku untuk mengajarkannya atau memohon pada Tuhan untuk memberikannya pita suara yang bagus.

"Hahahaha, semua orang bisa nyanyi kok." Ucapku memberikan motivasi untuknya.

Disela sela  perbincangan kami berdua ternyata ada seorang perempuan yang berkacamata, berhijab dan tubuh besarnya dibalutin baju hijau panjang hingga menutupi seluruh auratnya membuka pintu kelasku.

Sang ketua kelas yang bernama Razhim itu menginstruksikan kepada kami semua untuk duduk ditempatnya masing masing dan memberikan salam kepada perempuan tersebut.

Dan ternyata perempuan tersebut adalah seoang guru biologi yang bernama bu Yati.

Pembicaraanku dengan Siska terpotong dan akan menunggu hingga waktu istirahat tiba nanti.

***

Seminggu sudah aku melewati hari hariku di sekolah ini.

Masa masa yang kata orang sangat membahagiakan.

Masa masa yang tidak akan terlupakan sepanjang masa remaja.

Namun dimana kenyataan dari semua perkataan itu?

Yang kurasakan sekarang hanyalah tugas, PR, dan ulangan yang sudah menumpuk dan memenuhi pikiranku.

Kapan aku bisa meluangkan waktu untuk mengembangkan bakatku?

Kapan aku bisa meluangkan pikiranku untuk sededar melihat lihat pria yang ada di sekolah ini?

Kapan aku bisa istirahat sejenak untuk merelaxkan otakku yang terus bekerja setiap harinya?

Oh Tuhan, ini baru satu minggu. Bagaimana minggu minggu lainnya yang akan kulalui selama 3 tahun kedepan?

Ku harap aku kuat.

Sekarang aku sedang berada di atas kursi yang berada di kelasku.

Menunggu Siska datang dan melanjutkan pembicaraan minggu kemarin yang sempat dipotong oleh Bu Yani si guru Biologi.

Setiap orang yang membuka pintu itu selalu kuperhatikan, berharap itu Siska.

Dan akhirnya yang ku tunggu tunggu datang juga.

"Hai," Sapanya.

"Hai, gimana?" Tanyaku to the point.

"Gimana apanya?" Dia malah bertanya balik kepadaku, hmm.. mungkin memang dia bingung atas apa yang ku bicarakan.

"Itu, band. Jadi gak kita bikin band?" Ucakpku.

"Oh iya. BAND! Lo liat gak semalem di grup angkatan? Gue ngeliat ada kayak perkumpulan anak music gitu, tapi pas gue tanya kakak kelas 12 katanya itu bukan ekskul tapi masih organisasi belum resmi di sekolah. Jadi Cuma sekedar kumpul kumpul iseng anak music buat ngembangin bakatnya." Jelas SIska panjang lebar.

"Gue kan gak masuk grup angkatan ka." Jawabku dengan begitu singkat.

Jujur aku malas sekali bergabung di grup angkatan. Bukannya aku sombong atau tidak ingin bersosialisasi. Namun saja aku malas membaca notif notif tidak penting yang akan memenuhi lineku dan menghabis habiskan kuotaku.

"Lah, kenapa dah lo join?" Tanyanya lagi. Pertanyaan yang memang sudah kuduga daritadi.

"Males aja hehe."

"Ya ampun." Jawabnya cuek dan sepertinya dia sudah tidak tertarik membicarakan artkustik karena sikapku yang terlalu dingin dan terkesan tidak merespon dengan baik.

"Jadi gimana tuh artkustik?" Tanyaku secepat mungkin sebelum akhirnya dia benar benar bete.

"Kalo lo mau join, ikut gue istirahat pertama kita kumpul di depan tangga deket toilet cowo." Jawabnya.

"Tapi gue gak kenal siapa siapa." Sanggahku lagi lagi karena alasan tidak kenal siapa siapa.

"Yaelah, gua juga kali." Balasnya, kali ini dia menggunakan 'gua' dan nadanya sedikit meninggi. Kuperkirakan bahwa dia mulai marah dan tidak sabar menanggapiku.

***

Waktu istirahat tiba dan ini adalah saat yang menegagkan bagiku.

Aku sangat ingin bergabung dengan organisasi itu, tapi aku sangat sulit untuk beradaptasi.

Apalagi kalu organisasi itu bergabung dengan senior. Eh tapi lumayan, siapa tau ada yang bisa nyantol hahahaha.

"Ca, yuk. Ikut gak?" Ajak Siska.

"Hmm... lo duluan deh gue males."

Terlihat dari wajahnya ia benar benar sudah tidak kuat lagi denganku. Yaampun maafkan aku ya ka, aku memang keras kepala.

"Yaudahdeh gue kesana dulu a sama Esna." Pamitnya meninggalkanku sendiri di kursi ini.

Sembari menunggu Siska kumpul disana, aku sama sekali belum mencoba bergaul dengan teman teman sekelas.

Tak lama aku sibuk dengan smartphoneku ini, Siska dan Esna sudah kembali dan dengan hebohnya ia duduk disampingku.

"Woiiii, asal lo tau ada si cowo yang waktu itu gue ceritain sama lo pas lo gamasuk di hari terakhir MOPDB itu. Anjir anjir berarti dia satu organisasi sama gue, gila mudah mudahan aja bisa satu band." Cerocosnya tanpa bisa dipotong sama sekali.

Ya ampun dia aja udah ketemu prince charmingnya aku kapan?

"Eh iya, kata kakaknya kalo emang ada yang mau ikut lagi nanti Jum'at kumpul terus dikasih tugas cover lagu bebas apa aja. Lo masih mau ikut? Kalo mau Jum'at kumpul sama gue."  Jelasnya dengan tegas dan sangat dingin.

***

Hellowww.... Sorry banget nih cerita belum ada greget gregetnya

Tapi gue bakal bikin ini se greget mungkin di endingnya.

Sumpah otak gue stuck parah.

Keep support me ya guys :*

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 04, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MelodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang