Picture 4: Lie

46 6 6
                                    

"Kalau kubilang aku kemari karena aku punya penyakit mematikan kau percaya?"

Aku menatapnya lekat. Memperhatikan kulit putihnya yang ditimpa sinar mentari sore, angin yang memainkan rambut cepaknya, kerut di pinggir bibirnya saat ia tersenyum. Mataku menyelami maniknya lebih dalam. Namun baru saja sampai di permukaan gelak tawanya terdengar.

"Kau percaya? dasar bodoh."

Sore itu aku memukul lengannya dan ikut tertawa bersamanya.

.

.

.

Siapa sangka hitungan bulan kemudian aku berdiri di sini. Di depan pusaranya dengan wajah bengkak dan banjir air mata.

Picture the WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang