3.Going To Boutique?

43 4 0
                                    

Voments donk guys (-_-)...

Selene POV

Aku memang dilahirkan di keluarga yg berada, terkadang aku memang membuat seseorang menjadi iri terhadapku. Aku memiliki segalanya, iyaa...

Kecuali kasih sayang....

Malam ini, keluargaku, maksudku 'ayah'ku mengadakan sebuah pesta yang menurutku sangat berlebihan, di New York.  Dia memang memenangkan sebuah tender proyek yang 'katanya' sangat sangat penting dan bermanfaat bagi keluarganya. Mengenang kata 'keluarga', apakah aku masih berada pada silsilah 'keluarganya'? Apakah aku masih di anggap putrinya? Entahlah...

Saat makan malam, dia hanya bilang,
"Selene sayang, besok malam kita akan mengadakan sebuah pesta kemenangan tender proyek dan pesta perkenalan putri Papa tersayang pada rekan rekan bisnis Papa, jadi, berdandanlah yang cantik, Papa akan mengenalkanmu pada putra para rekan bisnis Papa. Dan soal pestanya, akan kita adakan di New York. Kita akan pergi malam ini kesana," ucapnya yang kuyakini tengah tersenyum.

Cih, aku tak sudi, pengambilan raportku dia sekolah saja dia tidak pernah bisa pergi, kenapa aku harus pergi ke pestanya? Bayangkan saja, sedihnya aku ketika para orang tua/wali mereka(murid di sekolahku) yang menjemput raport anak kesayangan mereka, ketika sampai pada giliranku, para wali kelasku selalu bertanya 'dimana orang tua mu selene?' Atau 'selene, apakah orang tua mu terlalu sibuk?' Dan masih banyak pertanyaan lainnya.

Tapi aku hanya mengangguk tanpa memandang Papa, kemudian aku mendengar helaan nafas panjang dari mulut Papa.

Ku harap dia mengerti, Putri-nya ini memang rada rada cuek.

---------------------------- --

Kami tiba di New York tadi malam. Dan Hari ini aku akan ke butik langganan Mama, bukan langgananku tentunya, bukannya aku tak seorang Shopaholic, tetapi pagi pagi tadi mama membangunkanku dari tidurku yg 'kedua' kalinya. Pagi tadi aku bangun jam setengah 6 pagi, dan tentunya aku lari pagi dulu, lalu setelah berolahraga, aku mandi dan minum obat. Oh iya, apakah aku sudah bilang bahwa aku punya penyakit maag akut? Bukannya aku kekurangan makanan, tapi demi cita citaku, yaitu menjadi fashion designer, dan American Top Model. So, aku harus membentuk tubuhku mulai dari sekarang.

Setelah mandi dan mengganti pakaian olahraga dengan hot pants dan kemeja putih kebesaran milikku, akhirnya aku memutuskan untuk tidur kembali, tetapi tak berapa lama kemudian, Mama datang mengetuk pintu kamarku yg membuatku terbangun dari tidur.

Setelah mengumpulkan cukup nyawa, dan sedikit membenahi apa yg aku pakai, aku membuka pintu kamar dan Mama telah berada disana dengan ekspresi malasnya. Aku tau, dia juga benci sebuah pesta yang berlebihan.

"Hari ini kita akan ke salon dan Butik. Mama tunggu di mobil. Dalam waktu 15 menit lagi."ucapnya dingin.

Okeey, aku berjalan ke kamar mandi dengan langkah yang sedikit tergesah-gesah, memcuci mukamu dan menggosok gigi. Setelah selesai dengan urusan kamar mandi, aku segera kembali ke kamarku, dan mengambil sehelai dress brokat berwarna tosca selutut, dengan atasan terbuka, lalu mengenakannya. Aku hanya memakai riasan natural dengan lipbalm dan perona pipi, dengan rambut pirang madu yg kubiarkan tergerai diterpa angin, tak lupa headband berwarna putih. Simple, dan tidak berlebihan. Sebelum keluar kamar, aku mengambil flat shoes senada dengan gaunku.

Sebelum sampai ke garasi, ada pelayan yang menghampiriku, dan memberikan blazer berwarna putih. Dia memang tau apa yg aku inginkan. Kemudian aku mengambilnya dan berterima kasih sambil tersenyum.

Sesampainya di garasi, Mama sudah menuggu didalam mobil sambil menggerutu.

Oh... Aku bahkan tak percaya kalau dia benar benar Mamaku.

I Want To Be MyselfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang