Ellisa's POV
"Ellisa!!"
Bentakan itu. Bentakan yang dimana sudah menjadi kebiasaan rutin kakakku,Cwen. Sebelum kejadian tragis yang menimpa keluarga kerajaan ini,Cwen sangat ramah kepada semua orang termasuk diriku. aku masih ingat ucapan Cwen ketika ia mengatakan bahwa ia sangat menyayangiku dan berjanji akan menjagaku. Ya, ucapan itu masih tergiang di pikiranku. Namun semuanya berubah,bahkan sangat cepat. Kejadian itu terjadi 2 tahun yang lalu ketika ayah dan ibuku akan mengunjungi keluarga kerajaan di pulau seberang,ketika perjalanan pulang,tiba-tiba badai dan ombak besar menyerang kapal yang ditumpangi orang tuaku. Kabar itu disampaikan langsung padaku ketika salah satu pengurus istana ini datang dengan wajah panic dan keringat dingin,pada saat itu aku sedang menyiram tanaman kesukaan ibu agar ketika ia datang ia tak merasa sedih melihat tanamannya layu.
"Nona Ellisa,Baginda Edmund dan Ratu Mellisa..."
"Ada apa? Apa yang terjadi dengan ayah dan ibuku?"
"maafkan saya,tapi tadi saya mendengar bahwa kapal yang ditumpangi Baginda Edmund tenggelam..."
"A-apa?"
"Aku turut menyesal,nona..."
Semenjak kejadian itu,semuanya berubah...
"Ellisa!!" Teriak Cwen dari dalam kamarnya,aku mengangkat gaun panjangku yang mulai lusuh lalu berjalan menuju kamar Cwen.
"Ada apa,Cwen?" Tanyaku ketika sampai di ambang pintu kamarnya,Cwen melirikku sejenak lalu mengarahkan tatapan ke arah jendela kamar.
"Aku lapar,buatkan aku sarapan" Ujar Cwen tanpa melihatku,aku hanya mengangguk lalu berlalu dari kamarnya.
Ketika di dapur,aku mendengar Darcy dan Lily berbincang-bincang di halaman belakang Istana. Mereka adalah pengurus istana. Aku lalu berjalan mendekati mereka berdua.
"Apa kau benar-benar percaya?" Tanya Darcy,Lily menggeleng.
"Itu hanya bualan seorang rakyat jelata di luar sana,kau tahu? Ketika mereka sudah sangat lapar dan haus,mereka akan berhalusinasi" Jelas Lily.
Apa yang sedang mereka bicarakan?
"Akupun berfikir demikian,namun apa kau tak ingin pergi ke jurang tersebut untuk memperjelas Tahayul itu?"
Lily menggeleng.
"Hutan belantara sangat berbahaya,bukankah ketika kita ingin mengunjungi jurang itu kita harus melewati hutan belantara?"
"Hey,Apa yang kalian berdua bicarakan?" Tanyaku,mereka berdua sempat tersentak lalu menoleh ke arahku.
"Bukan apa-apa Nona. Apa kau sudah makan?" Tanya Darcy,aku menggeleng.
"Aku tak ingin makan jika kalian tak memberi tahuku apa yang kalian bicarakan tadi" aku tersenyum kepada mereka.
"Baiklah. Ada kabar yang mengatakan bahwa seseorang telah menemukan sesuatu di dalam jurang hutan belantara" Ucap Darcy.
"Wow,sesuatu?"
"Ya,seperti jurang itu bisa membawamu ke dunia dimana kau tak dapat kembali lagi kesini,namun kau mendapatkan kehidupan baru disana" Sambung Lily. Aku terkesiap,jurang macam apa itu? Apa jurang itu terkutuk atau semacamnya?
"Sudahlah,Nona. Tak usah dipikirkan. Lebih baik anda istirahat dulu. Dimana Nona Cwen?" Tanya Lily
"Ia di kamar. Aku sedang membuatkannya sarapan" jawabku sambil tersenyum.
"Astaga! Darcy. Apa yang kita lakukan? Astaga maafkan kami Nona" Lily menunduk.
"Ah tak apa,Lily." Aku mencoba menenangkannya.
"Tidak,Nona,tidak. Aku akan membuatkan sarapan untuk Nona Cwen" Lily lalu berjalan masuk ke dapur. Aku hanya tersenyum melihat tingkah Lily.
***
Malam ini pangeran Philips akan mengajakku ke pesta dansa sebagai pasangannya. Kuakui dia tampan,apalagi dia anak tunggal dari keluarga kerajaan yang sangat kaya. aku mengingat ketika kejadian 'itu' ia paling panik dan mencoba menenangkanku. Aku mencintainya namun aku belum mengetahui apakah ia mempunyai perasaan yang sama denganku? Atau mungkin ia hanya menaruh simpati?
Aku mulai berdandan,sendiri tentunya. Jika ibuku masih ada,mungkin sekarang ia sudah memilihkan baju untukku dan mendandaniku. Sudahlah Ellisa,Ibu sudah tenang disana. Tak terasa setetes bulir air mata keluar dari pelupuk mataku. Kupandandang diriku di cermin dengan Dress panjang warna cokelat dan mahkota kecil menghiasi rambutku.
"Kau cantik sekali Nona..."
Aku terkejut lalu menoleh kearah orang yang berbicara tadi. Lalu tiba-tiba kepalaku terbungkus oleh sesuatu. Aku menjerit dan meronta ketika orang itu mendekapku kuat sekali. Aku tak bisa bernapas!
Samar-samar ku dengar suara kereta kuda,entah aku dimana sekarang,kumohon tuhan,aku tak ingin mati sekarang. Lama kelamaan persediaan oksigen di dalam sini menipis membuatku sulit bernapas, apa aku akan benar-benar mati? Setelah itu semuanya gelap...
"Dorong dia ke dalam jurang itu!"
Bentak seorang lelaki. Tunggu dulu,apa aku belum mati? Lalu kurasakan seseorang menggendongku. Aku menjerit dan menangis sekencang-kencangnya. Sebenarnya siapa orang-orang ini? Mengapa mereka menculikku? Yang kuingat aku hanya gadis dari kerajaan yang sudah yatim piatu dan bukan tipe sosiality jadi mana mungkin aku mempunyai musuh.
"Diamlah!" Bentaknya,tak kupedulikan bentakan tersebut,aku meronta-ronta dan berteriak.
"Tak ada siapapun yang dapat menolongmu,Ellisa." Ucap orang itu. Astaga,aku diambang kematian sekarang.
Lalu dia membuka bungkusan dikepalaku. Aku lalu menatap mereka satu persatu lalu beralih dengan tempat ini. dimana ini? aku menengok kebelakang,sekitar 5 meter dariku,disana ada jurang. Jurang? Jangan bilang jika jurang yang di bicarakan Lily dan Darcy adalah jurang ini.
"Mengapa kalian tega melakukan ini padaku?" Lirihku,lalu aku menangis lagi. Mereka hanya tertawa renyah.
"Sekarang lompatlah ke jurang atau aku yang akan mendorongmu..." ucap salah satu kawanan itu.
"Tak mau" Sergahku cepat.
"Tenanglah,Putri... kau akan mendapatkan kehidupan baru di jurang itu"
"Apa maksudmu dengan kehidupan baru?! Aku ini anak dari Raja Edmund! Jangan macam-macam denganku!"
Lalu tiba-tiba seseorang menodongku dengan pedangnya membuatku mundur selangkah...
dua langkah...
tiga langkah...
dan tanpa kusadari aku sudah di ujung jurang dan bodohnya aku melangkah mundur lagi. akhirnya aku terjatuh ke dalam jurang itu. Apakah ini akhir dari hidupku? Aku benar-benar akan meinggalkan dunia? Aku akan meninggalkan semuanya. Selamat tinggal,Cwen... aku menyayangimu... Ku pejamkan mataku lalu tersenyum...
BUGH!
.HELLO!!! ini cerita pertama yang aku buat. maaf kalo ada kesalahan,aku masih amatir soalnya. jangan lupa vomments yak! :) Love.A
KAMU SEDANG MEMBACA
PRINCESS // N.H
FanfictionDia seorang putri dari istana dan aku tak mempercayainya. -Niall Dia tampan,namun sangat dingin -Ellisa