Jadi, tidak ada salahnya pembunuhan ini terjadi juga, sudah aku rencanakan matang-matang, meskipun resikonya hukuman berlapis yakni pembunuhan berencana atau apalah itu, yang tertera di hukum KUHP, perduli amat. Yang jelas hidup di dalam sel ataupun di luar sel penjara bagiku sama saja, toh lebih baik aku membusuk di penjara dari pada harus tersiksa dalam rumah neraka itu. ini tak boleh, itu tak boleh. Kebahagiaan ? oh, apa itu ? semacam serangga beracunkah ? aku tidak pernah mengenal kebahagiaan. Meskipun selama ini aku bertopeng dengan keceriaan yang mampu membuat kehidupanku tersembunyi dari orang lain. Ah, mungkin mereka saja terlalu bodoh mempercayaiku, si penipu hahaha bagus juga sebutan itu, aku suka.
Kau percaya denga cerita-cerita sinetron jahanam yang membodohi bangsa kita ? percayakah bahwa kehidupan keji itu ada di keyataan ? terserah percaya atau tidak bagiku, sinetron pembodohan itu ada benarnya juga, contohnya saja, jika orang kaya yang sombongnya tak ketulungan, ataupun orang jahat yang jahatnya level dewa iblis haha, itu tentu saja ada, manusia, hatinya tidak pernah kita tahu seperti apa, sedalam-dalamnya laut dapat diselami tetapi sedalam-dalamnya hati manusia siapa yang tahu, hanya dia dan tuhanya yang tahu. Si brengsek itu, adalah orang yang tidak akan pernah bisa dipercayai, pembohong kelas kakap, sombong walaupun melarat, dan gengsinya, ohhh jangan di tanya si brengsek ini benar-benar nomor satu bila masalah gengsi padahal dia tidak mempunyai apa-apa. Hahahah teman ? semuanya palsu, di depan si brengsek saja mereka baik, di belakangnya, uhhh menggunting dalam lipatan, menusuk dari belakang, musuh dalam selimut, apa lagi istilah lain ? aku tidak tahu, yang jelas mereka semua, termasuk satu kampung tempat kami menetap membenci si brengsek ini. Anti sosial nomor wahid sejagad raya, mungkin karena gen sombongnya yang menjadi kangker di tubuhnya, seperti inilah hasilnya. Aku yakin ketika meninggal nanti sedikit sekali orang yang akan melayat ke rumah, kalaupun ada itu hanya sekedar menghindari dosa hahahah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pembunuh
Mystery / Thriller"Katakan, apa motif sodari membunuh ayah kandung sodari ?" Tanya petugas kepolisian kepadaku dengan nada yang ditekan, membosankan. "sodari tidak mendengar ?" ulangnya dengan nada yang lebih tinggi. Aku menatapnya dengan perasaan muak, "itu takdir p...