-2 -- Two Sides

3.8K 260 26
                                    

"Draco, bangun nak."

Suaranya lembut. Bagi yang dipanggil, suara itu adalah suara terindah di hidupnya. Bagai simfoni yang selalu menggetarkan hatinya. Tak ada duanya. Kelembutan dan kasih sayang dari pemilik suara itu bagaikan hadiah terbaik dalam hidupnya. Suara seorang ibu. Seorang ibu. Ibunya. Seorang Narcissa Malfoy.

Dengan susah payah ia mencoba membuka kedua matanya, masih terasa berat, terasa silau karena cahaya matahari yang malu-malu mengganggu matanya, mengerjap-ngerjap. "Uh, Mother?"

Sang ibu tersenyum, dengan kedua tangan menggenggam lembut kedua lengan putranya, membantunya duduk di kasurnya. Sang putra masih mencoba membuka lebar matanya, dengan setengah tenaga yang belum terkumpul mencoba duduk di kasur King Size nya dengan bantuan ibunya. Ibunya tersenyum, senyum terindah yang selalu ia kagumi, dengan satu tangan mengelus lembut rambutnya.

"Selamat ulang tahun, jagoan. Jadilah jagoan seperti yang selalu kami idamkan."
Ucapan ibunya sanggup membuat matanya terbuka lebar akhirnya, seakan ucapan itu adalah kayu bakar yang menyalakan api semangat di otaknya, membuatnya ingin terbangun menyambut hari barunya. Hari dimana ia berusia 11 tahun.

"Thanks Mother. Tentu aku akan menjadi apapun yang selalu kalian impikan, karena kalian sudah menjadi orang tua yang selalu diimpikan setiap anak. Menjadi orang tua terbaikku," jawab sang anak memeluk ibunya. Ibunya tersenyum lagi. "Aku sayang padamu, nak."

Melepaskan pelukan ibunya. Dengan senyum lebar diwajahnya, dengan raut wajah puas dan bangga, dan binar mata kagum, takjub, dan syukur, ia menatap lurus ke mata ibunya dan berkata, "Aku juga sayang padamu, Mother. Sangat."

Tersenyum puas. Tersenyum bangga. Sang ibu memeluk lagi anaknya singkat dan berdiri. "Cepatlah mandi, ada kejutan untukmu di meja makan."

Sang anak mengangguk dan pergi cepat ke kamar mandi, tak sabar menanti kejutan yang sudah disiapkan orang tuanya. Sang ibu hanya tersenyum melihatnya kemudian merapikan kasur dan menyiapkan jubah anaknya di kasur. Tersenyum puas, lagi. Lalu meninggalkan kamar anaknya.

Narcissa Malfoy keluar dari kamar putranya, dengan dagu terangkat dan langkah yang anggun nan ringan.

Merasa sempurna sebagai ibu, lengkap sebagai istri. Bagaimana tidak? Dia punya suami yang diinginkan semua orang, yang didambakan setiap mertua, yang sangat dibanggakannya, dan dikagumi anaknya. Seseorang yang bisa diandalkan, seseorang yang luar biasa, yang menyayanginya tulus, menyayangi keluarganya. Seorang bagsawan sepertinya, yang memanjakannya seperti ibunya, melindunginya seperti ayahnya, sahabat seperti saudara-saudaranya. Dan anaknya, yang ia dan suaminya besarkan dengan penuh kasih sayang dan gelimang harta. Tak pernah ia dan suaminya biarkan anaknya merasa kekurangan, kesusahan, atau gelisah. Apa yang anaknya ingin? Dalam jentikan jari bisa ia beri. Anak yang ia dan suaminya didik dengan baik, seperti mereka dulu dididik. Menjadi seorang bangsawan sejati, seseorang dengan otak cerdas, perilaku terhormat, dan penuh wibawa. Dan yang terpenting, menjadi seorang penyihir berdarah murni yang patut.

Darah Murni adalah segalanya.

Dengan gaya aristokrat ia melenggang ke meja makan dan duduk di kursinya, kursi seorang Nyonya Malfoy, tepat disisi kiri suaminya dan tepat diseberang tempat duduk anaknya, sang Tuan Muda Malfoy.

Masih dengan senyum terpatri diwajahnya, ia duduk dengan anggun bak angsa yang mengambang di danau. Sang suami menurunkan koran yang sedari tadi ia baca, menoleh ke arah istrinya dan tersenyum lembut. Senyum dan kelembutan yang tak pernah diperlihatkan ke publik, yang hanya dinikmati oleh istri dan anaknya.

"Pagi, Lady. Dimana birthday boy kita?"

Lady. Suaminya memanggilnya Lady. Itulah panggilan suaminya sejak mereka berkencan. Panggilan yang membuatnya merasa sempurna, merasa lengkap, merasa bagaikan bangsawan sebagaimana mestinya.

DandelionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang