Kriiiiiing kriiiiing kriiing. Alarm pun berbunyi, udah weekend aja nih. Pagi weekend, apa kabar weekend? Hoaamp, rasa kantuk masih membuat mata ini enggan melek. Kutarik selimut lagi, maksudnya mau nambah jam tidur gitu. Tapi, saat mau tidur aku baru ingat ada janji sama Miss cempreng, hmm tau kan maksudnya siapa? Tebak sendiri ya reader. Ku urungkan niatku untuk menambah jam tidur, kurapihkan kamar tidurku dan cuuss mandi.
Setelah selesai prepare, aku turun ke ruang makan untuk sarapan pagi. Hari ini gak makan nasi dulu deh, bukannya mau diet sih cuma lagi males makan aja. Ku ambil susu coklat kesukaanku yang sudah tersedia dimeja makan.
"Ohayou okaasan, otousan." Sapaku pada mama dan papa.
"Ohayou Riri chan, gimana tidurnya? Nyenyak?" tanya papa.
"Nyenyak banget pah, akibat kemarin banyak kegiatan kali ya pah?" Jawabku.
"Haha kamu itu, kalau udah banyak kegiatan udah lupa istirahat. Hari ini mau kemana? Pagi-pagi udah rapih, hmmm.. udah wangi lagi. Mau kencan ya?" Tanya papa sembari tertawa kecil.
"Kencan? Iya pah, abis ini mau kencan sama si Cempreng." Jawabku sedikit ketus.
"Si Cempreng? Temen kamu yang kapan hari main kesini? Siapa namanya? Papa lupa."
"Si Melly pah. Lucu deh pah dia, masa iya beberapa hari yang lalu dia nyapa pake bahasa Jepang. Dia bilang mau belajar bahasa Jepang setelah kenal Riri pah, tapi Riri gak yakin deh alasan dia kayak gitu." Ceritaku pada papa.
"Ya udah, sana berangkat. Tuh si Rered kamu udah siap. Kemarin udah diambil sama Pak Budi. Inget, hati-hati lo naik motornya. Jangan sampe jatuh lagi. Ngerti?"
"Iyaaa papa, makasih papa sayang." Aku memeluk papa dan mencium pipinya.
"Riri berangkat dulu ya pah, mah. Byeee...."
Tok tok tok. Ku ketuk pintu, dan Bi Inah yang muncul di balik pintu.
"Pagi Bi Inah." Salamku pada bi Inah.
"Eeeh non Riri, pagi juga non. Ayo non masuk. Nyari neng Melly non?" tanya bi Inah.
"Iya bi, Melly dimana bi?"
"Ada dikamarnya non, langsung aja kesana non bibi siapkan minum dulu ya non. Mau minum apa non?
"Ehmm terserah deh bi, aku langsung kesana ya bi?"
"Mangga atuh non." Bi Inah mempersilahkanku, lalu menuju ke dapur.
Kususuri rumah Melly itu dan menuju ke lantai 2 dimana kamar Melly berada. Ku lihat di sebelah kamar Melly banyak terdapat lukisan-lukisan yang indah, ditambah dengan foto-foto Melly, keluarganya ataupun adiknya si Aga. Kupandangi dari dekat, terdapat juga beberapa layang-layang yang mungkin itu punya Aga dan layang-layang itu sukses membuatku sedikit merinding. Ku berbalik arah dan menuju kamar Melly.
Tok tok tok."Mel, gue udah dateng nih." Kataku.
"Masuk aja Ri, pintunya gak gue kunci kok." Sahut Melly dari dalam.
Kubuka pintu kamar Melly, daaannn.....
"Oh God, apa-apaan lu Mel? Gue dateng kesini pagi-pagi, eeh elu malah masih dibawah selimut aja. Buruan bangun Mel." Suruhku sambil menarik selimut Melly.
"Masih ngantuk gue Ri, siniin aah selimut gue." Rampasnya dari tanganku.
"Eh, elu tu ya.. emang lu habis begadang semalem? Elu kan gak kuat begadang. Hmm ada yang gak beres nih."
"Iye... iyee... gue ngaku, semalem gue nemenin Boby ngerjakan proyek barunya." Jelas Melly.
"Yaeah Mel, kalau lu gak kuat begadang kan harusnya bilang sama Boby. Dan pastinya Boby juga bisa ngerti kan? Ya udah gih sana mandi, udah siang Mel."
"Iye Ri, 10 menit lagi ya gue mandinya." Jawab Melly ogah-ogahan.
"Eiiittss... gak bisa. Sekarang lu mandi, gue tunggu dibawah. Oke nona Cempreng?"
"Yuuuurrriiiiiiii." Teriak Melly.
Aku tertawa mendengar teriakan Melly, dan aku meninggalkan kamarnya, menuruni anak tangga yang berada disebelah kiri kamarnya. Aku menuju ke halaman belakang, menunggu digazebo dekat kolam renang. Kolam renang yang bersih, banyak juga tanaman-tanaman yang ditanam disini. Terdapat juga beberapa layang-layang yang menempel di dinding bagian utara, yang mungkin memang sengaja digantung disana. Tepat! Seperti tempat penyimpanan layang-layang milik Aga.
Hah... Layang-layang. Rasanya seperti flashback ke 10 tahun yang lalu saat melihat layang-layang miliknya.
"Tidak, tidak." Sergahku lagi.
"Pantengin ape lu Ri?" suara Melly memecahkan lamunanku.
"Elu Mel, bikin kaget aja. Enggak sih, cuma lihat layang-layang koleksinya Aga." Kilahku.
"Kok kayaknya sedih gitu?" tanya Melly.
"Kagak Mel, ya udah yuk belajar. Katanya lu mau belajar bahasa Jepang." Ajakku.
"Ayuuuukkkk.." jawab Melly bersemangat.
Kami pun mulai belajar, dengan beberapa kata dasar yang pernah gue pelajari saat masih kecil di Negeri Sakura itu. Yups, saat kecil aku memang sempat tinggal disana sekitar 8 tahun. Disela-sela kami belajar, kami juga sering bercanda.
"Mel, lu masih inget kan kejadian beberapa tahun lalu? Yang pernah gue ceritain dulu Mel." Tanyaku.
"Ehmm, kejadian yang waktu lu masih umur 10 tahun dulu?" tanya Melly balik
Aku mengangguk.
"Masih kok Ri, emang kenapa?" tanyanya.
"Beberapa hari yang lalu gue mimpi kejadian itu Mel."
"Hah? Serius lu Ri? Terus lu gak apa-apa kan?" tanyanya lagi.
"Ya gue sih gak apa-apa Mel. Tapi kejadian itu sama persis kayak yang gue alami dulu. Dan bukan cuma sekali itu aja gue mimpi itu, kemarin pun gue mimpi lagi. Kenapa ya Mel?"
"Itu sebabnya wajah lu berubah jadi sedih tadi? Pas lihat layang-layang koleksi Aga?" tanya Melly lagi dan lagi.
Aku mengangguk.
"Mungkin gak sih kalau itu adalah suatu pertanda Mel?"
"Ehm, bisa jadi sih Ri. Udah jangan sedih, berdo'a aja semoga hal itu gak terjadi sama elu ataupun orang lain. Oke?" katanya menyemangatiku.
"Iya Mel, makasih ya Nona Cempreng." Jawabku sambil memeluknya.
"Aaah Yuri mah reseh orangnya." Kata Melly.
Akupun tertawa mendengar omelan Melly. Hari itu kita selesai belajar pukul 13.00. Belajar? Belajar apa saling curhat nih? Ehm.. ya gitu deh pokoknya.
****

KAMU SEDANG MEMBACA
Layang-layang
Short StoryAku terbangun dari tidurku, leherku terasa tercekat. Kulihat jam dikamarku menunjukkan pukul 02.00. Mimpi yang sama lagi. Kenapa mimpi itu sering kali muncul akhir-akhir ini?