chapter 3

114 8 0
                                    

"Ra!"

merasa namanya terpanggil, ia berhenti berjalan dan membalikan badannya melihat orang yang memanggil namanya.

"Kenapa kak?"ia mengerutkan keningnya bingung.

Zaidan berlari kecil dan berhenti tepat di depan Rara.

"Pulang bareng?"tanya Zaidan

"Hah? pulang sendiri kak, ga bareng siapa siapa" Zaidan tertawa mendengar jawabannya

"Pulang bareng gue"

"Hah?"

"hah hoh hah hoh mulu lo, kaya tukang keong" Rara langsung menutup rapat mulutya, malu.

Zaidan tertawa terbahak-bahak sambil memegang perutnya dan berusaha menghentikan tawanya

"apaansi kak" Rara berjalan meninggalkan Zaidan yang masih tertawa.

melihat Rara yang sudah menjauh, Zaidan mengejarnya dan menahan pergelangan tangannya

"tunggu dulu,"

"apa lagi kak?" Rara menjawab dengan tatapan mata dinginnya, kesal

"pulang bareng gue, kan tadi waktu di atap gue udah ngajak,"

"jangan bercanda deh kak, ga lucu." Zaidan mengerutkan keningnya bingung

"bercanda? gue ga bercanda, gue serius." Rara menggelengkan kepalanya cepat

"Gue pulang sendiri aja,"

"Bareng gue aja, hemat ongkos." Tiba tiba handphone Rara yang ada di saku bajunya bergetar, bergegas menjawab panggilan tersebut

"Halo bang"

"Huum ini mau pulang"

"Yaudah aku kedepan dulu" Zaidan memerhatikan Rara yang sudah memutuskan panggilan

"Jadi kan pulang bareng gue?"

"Maaf kak, abang udah jemput di depan. Lain kali ya, bye" Rara berlari keluar dari koridor menuju gerbang sekolahnya.

"Yah nasib, di tolak. Coba lagi" Zaidan berjalan santai kearah parkiran khusus BRD dimana motornya terparkir.

"Kenapa jemput ga bilang bilang dulu bang? Untung aku belom naik ojol" ucap Rara sesaat sesudah duduk manis di dalam mobil abangnya.

"Mau jemput adek kesayangan emang harus bilang bilang dulu ya?" Byan mulai menjalankan mobilnya dan menoleh sekilas kearah adiknya.

"Err, engga sih. Tapi ntar kalo aku udah nyampe rumah, abang udah di depan sekolahan aku kan jadi sia sia. Mending telpon aku dulu." Byan terkekeh pelan dan tangan kirinya mencubit pipi adiknya gemas

"Adeknya abang kapan sih ga gemesin, hm? Pengen abang gendong gendong lagi kaya waktu kecil," Rara hanya tersenyum lebar, ingat masa kecilnya yang sangat di manja dan di sayang Byan.

"Kalo gitu, abang gendong gendong aku lagi dong. Kangen nih di gendong"Byan melepaskan tangannya yang di pipi Rara dan kembali fokus menyetir.

"Ga ah. Kamu berat, makannya banyak" mendengar ucapan abangnya, ia langsung menatap abangnya sengit

"Yang sering ngasih aku jajanan siapa ya? Mana banyak banyak lagi. Kan kalo ga di abisin mubazir, kita sebagai manusia ga boleh buang buang rezeki yang udah di kasih Allah,"

"Yaudah, sekarang adek mau makan dimana?" Tanya Byan

"Ayam! Mau makan fastfood, boleh ya bang?" Ia langsung menghadap abangnya, dan memasang puppy eyes andalannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 02, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JENDERALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang