Luciana K.
Kehidupanku bukan sesuatu yang bisa kubanggakan. Tidak. Aku benci harus mengatakan bagaimana Tuhan mengatur takdirku.
Aku sadar jika diriku bukanlah seseorang yang berhati murni atau seseorang yang memiliki jiwa sosial tinggi, sehingga Tuhan dapat memberiku kehidupan yang layak dan bahagia. Tapi, apakah aku tidak bisa mendapat sedikit kebahagiaan itu.
Mungkin sebagian orang menganggapku gila... ya, gadis depresi yang tampak menyedihkan. Dan aku tidak sedikit pun merasa peduli tentang itu meskipun aku benci melihat tatapan iba dari mereka.
Apa aku harus berteriak pada semua orang agar berhenti menatapku seperti itu? Atau aku harus memasang wajah yang membuat orang-orang di luar sana menangis karena mengasihiani diriku?
Tuhan tidakkah cukup kau mengambil ke dua orang tuaku dan kekasihku?
Aku lelah menangisi mereka, lelah berkubang dalam kesedihan yang menenggelamkan diriku dalam kegelapan.
Apa aku boleh meminta sesuatu… tolong cabut nyawaku. Kupikir itu satu-satunya hal yang bisa membuatku melupakan masalah ini. Ya, malaikat pencabut nyawa… seperti apakah mereka? tapi, siapa yang kudapat.
Dia… pria dominan, si arogan yang membuatku tidak bisa berkutik atau membatah setiap kata-katanya. Dan aku benci harus mengakui jika dia mempengaruhiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dark
FanfictionMataku hanya bisa menatap nanar darah yang mengalir di lantai dan menunggu peletuk trakhir untukku. Tapi, seseorang muncul dan menarikku ke dalam hidupnya. Dia mengunciku, memberikan potongan-potongan hadiah yang terdengar menyenangkan ketika wajah...