2

88 10 0
                                    

Ya, mata itu memancarkan cinta. Zani sangat mengetahuinya. Oke, salah satu fakta Zani adalah ia kuliah mengambil jurusan Psikolog. Jadi mudah baginya mengetahui tingkah laku seseorang, apalagi itu tingkah laku sahabatnya sendiri. Dia jadi teringat sewaktu SMA, saat Gara bingung mengambil jurusan untuk kuliah .

***

Kantin di jam istirahat sangat padat. Semua siswa berebut untuk mendapatkan makanan yang disukainya. Terlihat dua orang - laki-laki dan perempuan -menempati tempat di sudut kantin.
"Zan, lo mau mengambil jurusan apa nanti kuliah? Gue ikutin lu aja deh, gue bingung nih." Ujar laki-laki itu - Anggara Gibran Putra. Perempuan di depannya -Razani Syehra- menghentikan sejenak kegiatan memasukkan makanannya. "Gue mau ambil Psikolog." Ujar Zani setelah menelan makanannya. 'Gawat! Kalau nanti Gara ambil jurusan yang sama nanti aku bisa ketahuan.'

"Ya udah gue ikut lo aja deh." Gara menyeruput minumannya. "Jangan!" Ujar Zani sedikit berteriak. Gara mengernyitkan dahinys. "Maksud gue, jangan milih jurusan Psikolog. Kenapa lo gak milih jurusan bisnis aja? Orang tua lo punya perusahaan kan? Nah, lo sebagai anaknya harus nerusin perusahaan orang tua lo" Zani mengalihkan pandangannya - gugup. "Atau gak lo ikut Sandra aja."

Gadis yang baru datang itu menunjukkan eksperesi bertanya -kenapa bawa-bawa gue - kepada kedua sahabatnya. "Ini, Gara bingung milih jurusan apa nanti. Tadinya mau ikut gue, tapi gue saranin aja buat ikutin lu milih jadi desainer." Zani menjelaskan panjang lebar. "Tapi gue gak iyain saran lo ya, buat milih jadi desainer." Gara menambahkan.

"Terus lo jadinya milih apa Gar?" tanya Sandra lembut. "Kayaknya gue ikutin saran dari Zani deh" Belum sempat Gara melanjutkan ucapannya, dengan secepat kilat Zani menyahut. "Tuh kan lo ikutin saran gue untuk milih desain." potong Zani cepat. "Ck! Bukan, tapi gue milih jurusan bisnis."Gara kesal setengah mati melihat kelakuan sahabatnya yang sok tahu. Sementara Zani hanya tersenyum lebar menampilkan jejeran giginya.

***

"Iya kan Zan?"tanya Gara kepada Zani yang sedari tadi hanya diam. "Ck! Nih anak bener kesambet kayaknya." Gara memutar matanya kesal.

"Zan lo kenapa sih? Dari tadi bengong aja?" Kini Sandra mengeluarkan suaranya.

Mendengar ucapan dua sahabatnya Zani segera tersadar. "Ah iya, kenapa?" Kedua sahabatnya hanya menghela napas. "Lo kenapa sih? Dari tadi bengong aja, tuh nasi goreng sampe dingin kali." Sandra mengulang pertanyaannya.

"Bukan dingin lagi San, tapi sampe dilalerin." Gara ikut menambahkan. 'Kok nasi goreng pesanannya udah ada disini. Kenapa gak dibilangin sih, udah tahu perut keroncongan.' Tidak menanggapi perkataan dua sahabatnya. Zani mengambil sendok dengan cepat kemudian memasukan satu sendok penuh nasi goreng kedalam mulutnya.

"Liat San, tadi bengong gak jelas sekarang rakus banget kayak gak makan seminggu."Ejek Gara. Seandainya perut dia tidak keroncongan dan tidak ada nasi goreng dimulutnya. Pasti dengan sekuat tenaga Zani membalas ejekan Gara. Tapi tidak untuk sekarang. Perutnya jauh lebih penting diberi asupan daripada menanggapi ejekan Gara.
"Berisik!" Hanya kata itulah yang terlontar dari mulut Zani. Saat mulutnya dipenuhi butiran nasi goreng.

Melihat kelakuan sahabatnya Sandra hanya bisa menggelengkan kepalanya. Menurutnya, pertengkaran kecil antara Gara dan Zani adalah bumbu pelengkap di persahabatan mereka yang terjalin dari SMA. Walaupun Sandra tahu bahwa Gara dan Zani sudah bersahabat lebih dulu saat mereka berdua SMP.

***
Posted January 26 2016. 18.05

Hai! Balik lagi nih :D . Lagi semangat ngetiknya abis di semangatin kaka cantik @13summer.Mau aja ya kakak cantik lihat tulisan Se-freak ini wkwkw. Ya rada bete juga sih karena banyak darkreaders. Ya gpp lah kalo mereka seneng mah. Kan senengin orang dapet pahala.
Oke cukup sekian. Kalian pasti taulah perasaan Zani ke siapa. Dipart-part selanjutnya masih banyak cast yang bakal keluar, tapi keluarnya atu atu. So, tungguin ya

Regards
Nisapanda

INVISIBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang