3

67 9 2
                                    

Zani melangkah seorang diri menelusuri koridor kampus yang lumayan sepi. Diliriknya jam tangan yang menempel pada pergelangan tangannya. Pukul 3 sore.

Awan mendung mengelilingi kampus. Zani melupakan payungnya yang tertinggal di meja kamarnya. Ia mencoba melihat sekelilingnya - melihat setiap orang yang masih di pelataran kampus - siapa tahu saja ada seseorang yang ia kenal. Nihil. Tidak ada satupun yang ia kenali. Hanya tersisa para seniornya.

Oh! Seandainya ia mengenali salah satu senior yang berada di penglihatannya, pasti ia sudah memintai senior itu bantuan. Tapi sayangnya Zani hanya mahasiswa baru, ia hanya mengenali beberapa senior dan begitu juga sebaliknya. Hanya beberapa senior yang mengenal dia.

Awan semakin bergelung menjadi hitam. Minta jemput sama Mang Adi. Ide yang sangat bagus untuk situasi sekarang. Ia mengeluarkan smartphone kemudian, tangannya dengan lincah menari diatas layar. Tak berapa lama, pesan balasan dari Mang Adi masuk.

Dari : Mang Adi
Maaf Non, saya lagi anter Ibu jadi gak bisa jemput Non.

Setelah membaca pesan balasan dari Mang Adi yang mengecewakan. Kakinya dengan cepat berjalan menuju gerbang. Dia memutuskan untuk menaiki taksi. Zani menengokkan kepalanya ke arah kanan, melihat taksi yang lewat.

Kakinya mulai pegal menunggu taksi yang lewat. 'Kenapa nunggu taksi gak kuat ya? Tapi nunggu dia suka sama aku, kok aku gak cape? Padahal udah hampir 4 tahun, tapi nunggu taksi yang baru 10menit aja aku gak kuat.' Tanya Zani dalam hati.

Cinta terkadang begitu, membuat seseorang lupa jika ia sudah menunggu lama. Walau dengan seribu rasa sakit, tapi dia tetap bertahan.

Tin Tin
Itu klakson mobil yang berhenti didepanya. Kaca penumpanh depan diturunkan. Memperlihatkan sosok yang pangeran tampan. Siapa lagi kalau bukan Gara.

"Gak pulang Zan? Udah mau ujan loh."

"Iya ini mau pulang, tapi lagi nunggu taksi lewat."

"Eh gue bareng lo aja deh." Zani membuka pintu penumpang di depan. Gara menampilkan ekspresi berpikirnya.

"Tinggal bilang iya apa susahnya sih." Zani memasang seatbelt.

"Lagi kayak sama siapa aja, biasanya juga lu jadiin gue penggantinya Mang Adi."

***

Sudah 10 menit Gara mengemudikan mobilmga menuju rumah Zani. 5 menit yang lalu hujan turun. Zani bernapas lega. Kalau tidak ada Gara, baju yang dipakainya pasti sudah basah.

"Thanks Gar, lo dateng disaat yang tepat. Kalo gak ada lo mungkin gue keujanan diluar." Suara Zani memecahkan keheningan.

"Sama-sama, iyalah gue kan selalu ada saat terpenting hidup lo." Gara tersenyum lembut.

Jangan tersenyum manis gitu ke gue. Bisa mencair hati aku! Atau pipiku akan merah. Batin Zani. Zani mengalihkan pandangannya, tangannya terulur dengan cepat menuju organ yang bisa berubah warna itu.

Tuh kan, panas! Ini semua karena kamu! Berubah warna jadi merah lagi.

" Zan, lo kenapa? Pipi lo merah, lo kedinginan?" Gara menarik dagu Zani. Karena gerakan Gara yang cepat, Zani tidak bisa mencegahnya. Zani kaget, apalagi jaraknya dengan Gara sedekat ini. Mata mereka bertemu. Gara melihat kedalam bola mata itu. Mata teduh Zani. Mata itu membuat ketertarikan sendiri bagi yang melihat dengan jeli kearah matanya.

Tangan Gara kini menangkup kedua pipinya, kemudian mengusapnya lembut. Zani melototkan matanya - kaget.
Zani menepis tangan Gara lembut.

"Gue gak papa kok, gak kedinginan." Kilah Zani. Kini dia mengalihkan pandangannya. Kini ia menenangkan jantung dan pipinya. Tangan Gara kini kembali kepada tempatnya - kemudi mobil. Zani baru sadar, ternyata mobil berhenti sedari tadi. Gara melajukan kembali mobilnya diantara hujan.

Hening.
Itulah keadaan di dalam mobil. Hanya ada suara air hujan yang menghantam bagian mobil. Sejak peristiwa tadi, Zani masih mencoba menenangkan jantungnya, sedangkan Gara asik menyetir.

"Gar, lo tau Sandra kemana gak? Tadi pagi janjian pulang bareng tapi dia izin pulang duluan."
Suara Zani terdengar diantara suara hujan.

"Dia pulang duluan, tadi gue aja baru nganterin ke rumahnya." Gara membalas Zani, tetapi matanya masih fokus.

Jadi sebenernya ...

***

Posted January 30 2016, 20.40
Hai Guys! Ketemu lagi!
Update ngaret, awalnya mau kemaren update tapi kecapean abis dari rumah temen. Vomen dan krisar sangat dibutuhkan. Yaa masih greget karena ada darkreaders, ya cuma bisa ngelus dada. Ada satu tokoh yang bakal muncul nanti di part 4. So, tungguin ya

Regard
Nisapanda

INVISIBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang