6 - Ify

41 5 0
                                    

"Kumpulkan PR kalian!" kata pak Husain--guru fisika-- saat jam pelajaran sudah selesai.

"Mampus gue belum! Aduh ini guru ngajak ribut emang. Gue ngerjain, gak dikumpulin. Gue gak ngerjain, eh malah dikumpulin!" Ify berbatin di dalam hati.

Sekarang Ify tengah melihat ke kanan, kiri, depan, belakang untuk memastikan bahwa bukan hanya dia yang belum mengerjakan PR. Tapi sial! Kali ini hanya Ify saja yang belum mengerjakan PR itu. Dengan memberanikan diri, Ify melangkah menuju Pak Husain dan berkata, "Pak, maaf saya belum mengerjakan PR," kata Ify dengan ragu.

"Karena ini adalah kesalahan kamu yang pertama, bapak masih bisa memaklumi. Tapi PR-nya tetap dikumpulkan hari ini. Kumpulkan saja di meja bapak," sahut Pak Husain.

"Baik Pak, akan saya kumpulkan secepatnya, terima kasih Pak!" Kata Ify lalu ia tersenyum lega.

*******

Setelah bel pulang sekolah berbunyi, Ify langsung menuju ke perpustakaan untuk mengerjakan PR fisika yang diberikan Pak Husain. Tak lama kemudian hp Ify berbunyi yang menandakan ada SMS masuk.

From: 0821XXXXXXXX

Hai cantik, sendirian aja di perpus? Gue blh masuk ga? {}

Ify bergidik ngeri saat membaca SMS itu. Ify tidak membalas pesan itu dan kembali melanjutkan aktifitasnya untuk segera menyelesaikan PR itu. Tak lama kemudian hp Ify kembali berbunyi.

From: 0821XXXXXXXX

Lo mau setuju apa ngga, gue tetep mau masuk ya ;)

Ify hanya berdecak pelan ketika membaca SMS itu. Ia tetap dengan pendiriannya untuk menyelesaikan PR itu. Tiba-tiba seseorang merangkul pundak Ify. Ify terkejut dan langsung menoleh ke arah orang yang tengah merangkulnya.

"Lepasin, lo gak liat apa gue lagi sibuk?" Tanya Ify ketus.

"Hai teman lama. Lo tau gak? Waktu itu lo gak secantik sekarang." Austin berkata seraya mengedipkan sebelah matanya.

"Hey Ify lo harus bangun! Lo gak boleh percaya sama semua omongannya! Lo tau kan dia itu playboy? Plis-plis jantung guee! Lo harus bisa diajak kompromi dong jantung!" Ify berkata kepada dirinya sendiri.

"Gua gak peduli. Sekarang lo lepasin rangkulannya. Gue mau nulis." Kata Ify masih tetap dengan nada ketus.

"Gak bisa," kata Austin.

"Bego lo! Tinggal lepas aja kok susah sih?!" Tanya Ify masih dengan nada ketusnya sambil mencoba melepaskan rangkulan itu.

"Udah gak usah nolak. Mending lo sekarang lanjutin nulis aja, gue masih mau ngerangkul lo," kata Austin sambil tersenyum ke arah Ify. Akhirnya Ify pun menurut. "Percuma sih kalo gue ngelawan, bakal kalah juga, malah buang-buang waktu!" Ify berbatin. 15 menit kemudian, PR sudah selesai. Ify melepaskan rangkulan Austin, namun Austin malah mengeratkan rangkulannya. "Lepasin, gue mau ngumpulin ih!" Kata Ify dengan ekspresi yang sangat kesal. "Gue anterin," jawab Austin santai. Dan lagi-lagi Ify menurut. Ify langsung menyimpan hasil pekerjaannya di meja Pak Husain. Beruntung kali ini tidak ada guru yang sedang berada di ruang guru. Kalau ada, mungkin Ify sudah diwawancarai mengapa bisa dekat dengan Austin.

"Lo gue anterin pulang," kata Austin saat Ify dan Austin sedang berjalan menuju gerbang sekolah.

"Ogah!" Tolak ify.

"Ayo dong, mau ya? Lo 'kan temen SD gue. Masa sih gak mau? Nyesel nanti! Kapan lagi lo bisa bareng orang gan-"

"BACOT!"

"Makannya lo mau ya? Biar gue-nya gak bacot lagi." Kata Austin seraya mencolek dagu Ify.

"Up to you!" Kata Ify ketus.

*******

"BERHENTI DISINI!"

"Gak,"

"ITU RUMAH GUE UDAH KELEWAT KAMPRET!"

"Oh,"

"BEGO TURUNIN GUE!"

"Gak,"

"AUSTIN!"

"Apa?"

"TURUNIN GUE PEA!"

"Gak."

"AUSTIINNN!!!" Teriakan Ify yang ke sekian kalinya telah berhasil membuat Austin berhenti.

"LO TUH MAU NGANTERIN GUE BALIK ATAU MAU NYULIK GUE SIH??!!"

"Nyulik buat dijadiin istri aja gimana?"

"LO RESE!!" Ify berteriak sambil memukul Austin dari belakang.

"Lo kalo marah makin ngegemesin ya!"

"ANTERIN GUE BALIK SEKARANG!!"

"Eits.. Tunggu dulu. Gue bakal ngasih tau kalo lo dapet hukuman karena lo udah mukul-mukul gue,"

"HUKUMAN APA LAGI SIH?"

"Lo harus mau jadi sahabat gue? Gimana?" Tanya Austin sambil menoleh ke arah Ify dan mengangkat sebelah alisnya.

"GILA GUE GAK MAU!!"

"Jangan nolak plis.." Ucap Austin memohon.

"MENDING SEKARANG LO ANTERIN GUE BALIK!" Teriak Ify. Austin hanya terkekeh pelan.

"Lo daritadi teriak hayoo! Gak capek?" Tanya Austin lalu ia langsung mengantarkan Ify pulang ke rumahnya. Ify hanya terdiam dan tidak menggubris perkataan Austin.

Ify langsung turun dari motor milik Austin saat Ify sudah berada di depan rumahnya. "Makasih, playboy!" Ify berkata 'playboy' tepat di telinga Austin.

"Kata siapa gue playboy?"

"Heh! Lo 2 minggu aja udah dapet 7 mantan. Kurang playboy apa lo?"

"Itukan waktu SD, sekarang beda kali!" Kata Austin membela diri.

"Sama aja! Udah sana balik!" Usir Ify.

"Ya beda dong!" Kata Austin tak mau kalah.

"BALIK BEGO!"

"Lo harus bilang beda dulu, baru gue balik."

"Beda."

"Apanya yang beda?"

"Yaa, lo udah beda sama yang dulu!" Kata Ify geram.

"Beda gimana maksudnya?"

"AUSTIN BEGO CEPET BALIK SANAA!!!" Usirku yang ke sekian kalinya. Namun Austin masih tetap diam di tempatnya. Karena kesal, Ify langsung membuka pagar rumahnya dan langsung memasuki rumahnya itu. Ify tidak memperdulikan Austin yang sedang berada di depan rumahnya.

"Okey. Austin rese. Tapi dia udah bikin gue baper. Aduh gue bingung! Tapi semenjak kehadiran dia, gue jadi lupa sama masalah gue. Austin leh ugha!" Batin Ify sambil tersenyum kecil dan menggelengkan kepalanya.

*******

Minta sarannya yaa..

Aku jomblo lho /ga nanya fix/ #garing

-P

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 15, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TB [1] : Love in SquareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang